Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Author Note
All Flashback ^^ Yang aku bolditu berarti pesan 'tersurat' yang pengen aku sampaikan lewat cerita ini. Kalau tersiratnya kalian petik sendiri ehe
**
2 tahun lalu, 24 November.
Kim Donghyun
Di rumah sakit
Kondisi ibunda Donghyun makin lama makin menurun. Kanker yang menggerogoti nyaris hampir tigaperempat jaringan tubuhnya, perlahan menurunkan daya juang ibunda Donghyun untuk tetap bertahan hidup.
Tepat disisi ibunya, Donghyun menggenggam erat tangan kanan ibundanya. Lelaki itu berupaya sangat kerasa agar tidak menangis. Ia tak ingin ibunya melihat ia menangisinya.
"Apakah ibu merasa pusing?" tanya Donghyun pelan.
Ibunda Donghyun tersenyum lemah dan menggelengkan kepalanya perlahan.
"Tidak, Donghyun. Ibu tidak apa-apa," ucap wanita itu, berusaha agar tak membuat anak laki-lakinya khawatir.
Donghyun terdiam dan menggenggam tangan ibunya lebih erat lagi. Ia tahu bahwa ibunya tidak baik-baik saja.
"Donghyun"
Ibu Donghyun memanggil nama anaknya dengan lembut.
"Ya ibu?"
"Ingatkah kau tentang apa yang ibu katakan mengenai impian beberapa hari lalu?"
Donghyun mengangguk kecil.
"Dahulu, ibu memiliki sebuah impian. Impian ibu begitu besar, hingga ibu merasa tak sanggup untuk meraihnya. Tidak sepertimu Donghyun, ibu adalah seorang penakut dan sangat tertutup. Ibu menjadi sangat gugup dan berpikiran negatif ketika mata orang-orang tertuju pada ibu. Ibu selalu bersembunyi dibalik orang-orang," cerita ibunda Donghyun, dengan suara lemah.
"Dahulu.. apa impian ibu?"
Ibunda Donghyun menatap mata anaknya lekat.
"Menjadi seorang penyanyi," jawab ibunda Donghyun, lirih.
Lelaki itu tercekat mendengar pengakuan ibundanya. Ia sama sekali tak pernah mengetahui hal itu sebelumnya.
Ibunya.. ingin menjadi seorang penyanyi?
"Kau tahu, Donghyun? Begitu sulit bagi ibu untuk menemukan mimpi yang lain. Belum ada yang bisa menggantikan keinginan terbesar ibu untuk menjadi seorang penyanyi, Donghyun. Dan.. kau tahu penyesalan terbesar ibu?"
