---
"Pergi kau! Kalau kau di sini, jadi tambah panas, Hyuk!"
---
Gadis itu -Kim Hyoyeon- duduk gelisah di sebuah kubus yang cukup besar berisi ranjang, lemari pakaian, meja belajar, nakas di samping ranjang, meja rias, jam dinding -tepat di atas meja belajar- dan keranjang pakaian kotor yang penuh dan isinya berserakan di sekitarnya. Peluh membasahi seluruh lapisan kulit di tubuhnya. Mulai dari wajah, leher, tangan, kakinya pun basah karena keringat. Padahal dia sudah memakai tank top warna biru tua yang bagian depannya bertuliskan angka '86' dan hot pants jeans warna abu-abu, tapi tetap saja gerah yang dirasanya tak berkurang, malah semakin gerah -menurutnya. Padahal dia sudah bolak-balik mandi agar tidak merasa gerah sampai lelah sendiri. Suatu rekor untuk gadis yang menguncir rambutnya asal itu mandi sebanyak lima kali dalam hari libur seperti ini. Kenapa musim panas tahun ini terasa lebih panas? Apakah pintu neraka terbuka lebar hingga hawa panasnya sampai ke bumi?
"Oh! Astaga! Masa' aku harus mandi lagi? Hah!" dengus Hyoyeon sebal. Tanpa sengaja dia menatap AC yang tertempel manis di dinding -di atas ranjang seprai hijau tosca miliknya. Dia menghela nafas kasar. Pendingin ruangan itu sama sekali tak berfungsi. Ingin rasanya dia melempari benda persegi panjang tiga dimensi itu dengan sepatu high heels hadiah dari sang Eomma. Siapa tahu dengan melemparinya, AC-nya dapat berfungsi seperti semula.
Dengan langkah kaki yang dihentak-hentakkan ke ubin, gadis berambut pirang panjang itu dengan kasar menarik handuk dari tempatnya dan masuk ke dalam kamar mandi yang ada di dalam kamarnya, Hah... ini sudah kali keenam dia mandi. Jika dia mandi sampai tujuh kali, dipastikan gadis itu akan mendapat piring cantik(?).
***
Hyoyeon kini tengah terlentang di lantai, berharap ubin di bawahnya dapat mengurangi rasa gerahnya. Pakaiannya sekarang adalah kaos putih longgar dan hot pants hitam. Tapi tetap saja, bulir-bulir air itu tak mau berhenti keluar dari pori-pori kulitnya. Entah berapa suhu Seoul hari ini sehingga membuat gadis itu benar-benar seperti cacing kepanasan. Jendela kamarnya sudah dia buka selebar-lebarnya. Namun, angin yang berhembus tak mengurangi rasa gerah gadis bermarga Kim itu.
TOK...TOK
Hyoyeon sedikit mendongakkan kepalanya saat mendengar suara pintu kamarnya diketuk dari luar.
"Siapa?" teriaknya, tak peduli jika suaranya dapat membuat telinga si pengetuk menjadi tuli seketika.
"Aku," gadis itu mengernyit. Rasanya dia familiar dengan suara si pengetuk. "Aku siapa?" teriaknya lagi. Kali ini dia sudah duduk bersila.
"Lee Hyuk Jae, sayang..." seperti tersengat listrik tegangan rendah, Hyoyeon terkesiap. Refleks dia mulai membenahi penampilannya di depan cermin. Rambut panjangnya dia jalin dengan rapi, memberi sedikit bedak di wajahnya -yeah... walaupun luntur nanti karena keringatnya- dan lip balm agar bibirnya tak terlihat kering. Ditambah dengan parfum berbau permen karet -yang ia semprotkan sembarangan di tubuhnya. Entah bagaimana baunya nanti.
Dia membuka pintu kamarnya sedikit, lalu menyembulkan kepalanya di celah pintu yang terbuka. Pemandangan pertama yang ia lihat adalah gummy smile dari seorang pria yang menggunakan pakaian casual -membuat gadis itu melting.
"Hei! Kenapa melamun? Aku tak dipersilahkan masuk?" gelagapan, Hyoyeon membuat celah pintu lebih lebar lagi agar laki-laki bernama Lee Hyuk Jae -sapaan akrabnya Eunhyuk- itu bisa masuk ke dalam kamarnya.
"Kau sedang apa tadi? Kenapa lama sekali membukakan pintunya?" gadis itu hanya menunjukkan deretan giginya dan menggaruk tengkuk belakangnya gugup.
"Hng... ta-tadi aku masih di kamar mandi," celetuknya asal. Eunhyuk tersenyum tipis lalu mendudukkan tubuhnya di ranjang gadis itu. Tangan pria itu menepuk-nepuk sisi ranjang yang kosong -seperti mengisyaratkan gadis itu untuk duduk di sebelahnya. Dengan ragu, Hyoyeon mendudukkan tubuhnya di ranjang -di sebelah Eunhyuk. Keheningan memenuhi ruangan. Kedua tangan gadis itu bertautan erat. Keringatnya semakin mengalir deras. Rasa gerahnya bertambah beribu-ribu lipat saat Eunhyuk ada di sebelahnya. Tangan kanannya bergerak -berusaha membuat angin dari gerakan naik-turun tangannya.
Tiba-tiba saja, pria bermarga Lee itu mendekatkan wajahnya tepat di wajah gadis itu -membuat Hyoyeon hampir mati jantungan. Detak jantungnya tak bisa dikontrol lagi. Wajahnya terasa panas. Keringat tak henti mengalir di pori kulit wajahnya. Nafas hangat Eunhyuk menerpa kulit wajahnya. Astaga! Hyoyeon merasa sangat amat kepanasan sekali saat Eunhyuk berusaha menipiskan jarak antara dia dan pria itu. Ugh! Dia sudah tak tahan!
BRUKK
Eunhyuk meringis kesakitan saat pantatnya dengan mulus mencium ubin -karena tadi dia didorong oleh gadisnya- yang saat ini tengah berdiri dengan wajah yang memerah dan keringat yang besarnya seperti biji jagung. Eunhyuk baru menyadari hal itu. Ada apa dengan kekasihnya itu?
"Kau kenapa, sayang?" tanyanya heran plus khawatir. Gadis itu menggeleng cepat -membuat rambut yang dijalinnya itu ikut terayun ke kiri dan kanan. Dia mengelap keringat yang terus keluar itu dengan punggung tangan -yang juga basah dengan keringat.
"Pergi kau! Kalau kau di sini, jadi tambah panas, Hyuk!"
-FIN-
Annyeong~
Setelah sekian lama work ini tidak update karena work sebelah wkwk 😂
Update nih, HyoHyuk couple-nya 😄
Ditunggu vote dan comment-nya yes 😋
KAMU SEDANG MEMBACA
Story of Super Generation
Fanfiction[UPDATE SEWAKTU-WAKTU] . Kumpulan cerita tentang Super Generation couple Oneshoot, twoshoot and many more :)) [Pict in cover from Pinterest]