San Fransisco, 2020
Tepuk tangan terdengar meriah ketika Jessica selesai memotong pita untuk peresmian pembukaan outlet ketiga brand fashion miliknya, Blanc&Claire. Letaknya di Westfield San Fransico Center, sebuah pusat perbelanjaan kelas atas di San Fransisco, California. Kolega-kolega yang menghadiri pembukaan outlet-nya bergantian memberikan selamat. Jessica dengan senyum lebarnya menerima ucapan selamat tersebut lalu memersilakan untuk melihat-lihat ke dalam. Sedikit candaan dia lemparkan kepada salah satu koleganya untuk memborong koleksi musim panasnya kali ini.
"You can buy all of my summer collection, Mrs. Brenda!"
"Hahaha, then prepare all your summer collections, Ms. Jung! I will take out my black card to buy it!"
Kedua wanita beda usia itu pun tertawa, lantas Mrs. Brenda berpamitan untuk melihat-lihat. Siapa tahu dia benar-benar memborong semua koleksi musim panas yang dikeluarkan Blanc&Claire. Jessica tersenyum puas melihat pembukaan outlet ketiganya yang berjalan lancar. Butuh waktu tidak sebentar untuk sampai pada titik ini. Jatuh bangun sudah menjadi makanannya sehari-hari selama merintis bisnis di negara bagian Amerika Serikat ini, tempat kelahirannya dan tempat tumbuh kembangnya hingga usia remaja sebelum akhirnya pindah ke Seoul, Korea Selatan yang merupakan negara kelahiran sang ayah. Hingga ketika berada di pertengahan umur 20an, Jessica memutuskan kembali ke San Fransisco untuk merintis usaha setelah lulus dari kuliahnya yang mengambil jurusan perancang busana di salah satu universitas elit di Paris, Perancis.
"Tired?" Jessica menoleh kepada pria tinggi yang mengulurkan segelas minuman dingin padanya. Gadis itu tersenyum lalu mengucapkan terima kasih sembari menerima minuman dingin tersebut.
"Of course! But I'm very happy right now!"
"Setelah ini, apa kau benar-benar akan kembali ke Korea?" tanya Tyler Kwon, partner bisnisnya selama ini yang juga memiliki keturunan Korea-Amerika, sama dengan dirinya. Jessica mengangguk sambil mengulum straw-nya.
"Iya. Aku sudah berjanji pada seseorang untuk kembali kesana, setelah aku meraih kesuksesan disini." ujar Jessica sambil melihat sebuah kalender duduk yang diletakkan di belakang meja kasir. Dia tersenyum.
"Dua bulan lagi, aku akan pulang. Tunggu aku, Oppa!" gumamnya senang, tanpa menyadari Tyler yang memerhatikannya sejak tadi tengah tersenyum pahit.
***
Seoul, 2020
Donghae menghempaskan punggungnya di kursi kerjanya. Tangannya bergerak melonggarkan ikatan dasi yang terasa mencekik lehernya sejak tadi. Sebenarnya, pakaian kerjanya tidak menuntut untuk berpakaian rapi. Namun karena hari ini dia ada rapat bersama para investor, tentu sebagai orang nomor satu di perusahaan haruslah berpakaian rapi untuk meningkatkan citra Haru Pictures. Perusahaan yang dia rintis sejak lulus kuliah yang bergerak di bidang film atau penanam modal beberapa drama yang mencetak rating tinggi di Korea selama hampir sewindu ini.
Impiannya sudah terwujud, sesuai dengan yang diharapkan oleh mendiang ayahnya. Sang ayah yang semasa hidup bekerja sebagai pegawai negeri biasa selalu mengingatkan putra-putranya untuk memiliki impian yang tinggi dan berusaha keras untuk mencapainya. Usaha tidak akan mengkhianati hasil. Begitu kira-kira ungkapan yang terpatri kuat di otak Donghae dan sang kakak, Lee Donghwa. Kakaknya sendiri sukses membuka bisnis kafe dan restoran yang tersebar hampir di seluruh distrik yang ada di Seoul.
"Sedang bersantai, Presdir Lee?" Donghae memejamkan mata ketika melihat seseorang yang seenak jidatnya masuk ke dalam ruangan. Dan sialnya, orang itu adalah sahabat karibnya sejak sekolah menengah pertama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Story of Super Generation
Fanfiction[UPDATE SEWAKTU-WAKTU] . Kumpulan cerita tentang Super Generation couple Oneshoot, twoshoot and many more :)) [Pict in cover from Pinterest]