Drabble Series (Special SJ KRY)

877 53 9
                                    

Melt Because Your Smile
(Kyuhyun Ver.)

Kyuhyun berlarian di sepanjang lorong gedung yang memiliki warna cat abu-abu dominan. Dibalik punggung, terdapat tas ransel yang hanya terselampir di salah satu bahunya. Laju kakinya terhenti sejenak, kedua tangannya bertumpu di lutut sembari mengatur napas. Rasanya dia ingin memaki teman-temannya yang terlalu lama menahan dirinya di game center. Sudah tahu kalau dia itu lemah jika berhadapan dengan game –maksudnya tidak bisa menolak tentang apapun yang berkaitan dengan game. Dan akhirnya karena keasyikan bermain, dia hampir terlambat di kursus pianonya dengan Guru Lee. Gurunya itu sangat menjunjung tinggi kedisiplinan. Terlambat di kelasnya, maka keesokan harinya jari-jarimu rasanya mau patah karena terus-terusan dipakai untuk menekan tuts-tuts piano.

Merasa napasnya sudah kembali normal, dia membuka pintu yang ada di depannya. Tubuhnya terpaku sesaat. Bukan karena Guru Lee, tetapi sesosok gadis dengan rambutnya yang dikuncir kuda sedang bermain piano dengan lihainya. Kyuhyun tahu instrumen yang sedang dimainkan gadis itu, salah satu karangan Mozart. Permainan piano itu terhenti karena di saat yang bersamaan gadis itu tengah menatap Kyuhyun yang masih mematung di depan pintu. Kyuhyun mengerjap. Oh, apakah dia tadi tidak berkedip sama sekali?

"Ah, apakah kau yang bernama Cho Kyuhyun? Guru Lee sedang ada urusan di luar, dia berpesan padaku apabila ada seorang pria bernama Cho Kyuhyun mencarinya, biarkan dia menunggu sebentar sambil berlatih sebelum beliau kembali ke sini." ujar gadis itu diikuti seulas senyum manis. Kyuhyun yakin kalau jantungnya saat ini sedang tidak baik-baik saja setelah melihat senyum yang terlihat menawan baginya.

"Cho Kyuhyun-ssi?"

"E-eh? Ah iya, aku Cho Kyuhyun eng–"

"Aku Seo Joohyun, kebetulan aku adalah keponakannya Guru Lee. Maaf aku lancang menggunakan piano ini karena terlalu bosan hehehe..." Lagi. Kyuhyun merasa kakinya melemas saat melihat kekehan gadis itu. Ya Tuhan, apakah dia bidadari yang tersesat di bumi? gumam Kyuhyun dalam hati.

"Kalau begitu, kau bisa berlatih sekarang, Kyuhyun-ssi. Aku akan kembali ke ruangan Guru Lee. Annyeong!"

Kyuhyun juga tidak tahu mengapa. Semua terjadi tanpa ada aba-aba. Tangannya refleks menahan lengan gadis bernama Seo Joohyun itu saat akan melewati tubuhnya. Joohyun menatap Kyuhyun dengan kerutan di dahinya. Yang ditatap gelagapan karena dirinya juga bingung dengan kerja tubuhnya sendiri.

"Emm i-itu, J-Joohyun-ssi mau menemaniku dulu disini? Ra-rasanya sedikit tidak nyaman sendirian di ruangan ini." Kyuhyun ingin melakban mulutnya. Kalimatnya sama saja menandakan kalau dia takut sendirian. Cho Kyuhyun babo! makinya.

"Oh begitu? Baiklah! Aku akan menemani Kyuhyun-ssi disini. Kita bisa bermain piano bersama. Bagaimana menurutmu, Kyuhyun-ssi?"

Kyuhyun tak bersuara, hanya anggukan kaku sebagai jawaban. Joohyun tersenyum senang dengan kedua mata yang berbinar, yang semakin membuat Kyuhyun yakin kalau dia terus-terusan menatap senyum Joohyun, dia akan meleleh saat itu juga. Seumur hidupnya, hanya Seo Joohyun, gadis yang mampu membuatnya merasa tubuhnya melelah –saking terpesonanya- hanya karena melihat senyumannya.

Bolehkah hanya dia yang menjadi satu-satunya pria yang bisa melihat senyuman seorang Seo Joohyun... selamanya?

---

Expectation vs Reality
(Ryeowook Ver.)

Ryeowook masuk ke dalam sebuah restoran dengan muka yang tertekuk malas. Kalau ibunya tidak terus-terusan meneror untuk datang ke kencan buta yang sudah diaturnya, pria kecil itu lebih memilih meneriaki anak buahnya yang ada di dapur untuk membuat pesanan pelanggan. Kim Ryeowook nama lengkapnya, seorang kepala chef di restoran turun-temurun keluarga Kim. Di umurnya yang sudah menginjak kepala tiga, tidak terlintas keinginan untuk memiliki pasangan. Tentu saja Nyonya Kim khawatir dengan masa depan putra semata wayangnya itu. Sehingga ibu paruh baya itu mengatur beberapa kencan buta untuk Ryeowook meski semuanya harus berakhir di tengah jalan. Entah apa yang dilakukan putranya itu kepada pasangan kencan butanya sehingga memilih mundur dan tidak ingin meneruskan kencannya.

Story of Super GenerationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang