Donghae tersenyum mendapati sosok sang kekasih duduk di bangku favorit mereka di cafe yang juga milik kakaknya. Langkahnya dia pacu untuk mendekat. Jessica menyadari ada suara tapakan sepatu mendongak dari majalah yang dia baca, lantas tersenyum lebar kala melihat Donghae berjalan ke arahnya. Pria itu pun menarik kursi ke belakang sebelum mendudukinya.
"Menunggu lama?" tanya Donghae. Jessica menggeleng.
"Tidak! Aku juga baru sampai, Oppa." selanjutnya kedua insan itu saling berbincang. Terkadang si wanita dibuat tertawa oleh lelucon yang dilontarkan si pria. Begitu seterusnya hingga pesanan mereka habis tak bersisa.
"Eum, Donghae Oppa." panggil Jessica setelah beberapa menit keheningan menyelimuti mereka. Donghae menanggapi dengan menaikkan sebelah alis.
"Aku, ingin melanjutkan kuliahku di Paris." kalimat yang keluar dari bibir Jessica membuat Donghae terdiam selama beberapa saat. Paris? Berarti kekasihnya ini akan pergi jauh darinya?
"Oppa ingat tentang keinginanku untuk membuat brand clothing sendiri? Salah satu cara untuk mewujudkannya adalah kuliah di sana, Oppa."
"Tentu aku ingat, Sayang!" Donghae menampakkan senyum indahnya, namun justru membuat Jessica gelisah.
"Oppa, tidak melarangku?"
"Kenapa aku harus melarang keinginanmu? Lakukan apa yang ingin kau lakukan, Sica-ya. Aku selalu mendukungmu."
"Oppa tidak keberatan berhubungan jarak jauh? Atau oppa ingin-"
"Aku bisa, ani, kita bisa melakukan hubungan jarak jauh ini, Sica. Disini, aku juga akan mewujudkan keinginanku untuk merintis production house. Jadi kita akan sama-sama berjuang mewujudkan keinginan kita!" Jessica terharu. Dirinya sempat takut kalau pria di hadapannya ini memutuskan hubungan karena tidak sanggup berhubungan jarak jauh. Jujur saja, Jessica sudah sangat mencintai dan bergantung kepada Donghae.
"Tetapi, aku ingin membuka brand clothing di tanah kelahiranku. Oppa masih tidak keberatan?" Donghae menggenggam salah satu tangan Jessica yang ada di atas meja. Mengusap punggung tangannya lembut, seolah memberikan sebuah kekuatan kepada sang kekasih.
"Lakukan apa yang kau inginkan, Sica-ya. Jangan pedulikan aku. Anggap aku orang lain di hidupmu."
"Bagaimana bisa?" sentak Jessica. Raut cemberut gadisnya membuat Donghae terkekeh.
"Iya, maaf. Maksudku, jangan terlalu memusingkan pendapat orang lain. Fokus pada tujuanmu, dan apa yang harus dilakukan untuk mencapainya. Kecuali pendapat yang membangun, ya!" akhirnya senyum kembali terukir di bibir mungil Jessica.
"Kalau begitu, bagaimana jika kita membuat perjanjian, Oppa?"
***
Perjanjian yang masih diingat lekat oleh Donghae. Perjanjian tentang mereka akan kembali bertemu setelah masing-masing sudah sukses, pada tanggal anniversary mereka. Jessica bilang, setelah berhasil membuka minimal tiga outlet brand miliknya, dia akan kembali ke Korea. Pun dengan Donghae, apabila production house-nya sudah sukses besar, maka dia tinggal menunggu datangnya sang belahan hati, kembali ke dalam pelukan. Meski sama sekali tidak menghubungi, Donghae masih bisa mengetahui informasi tentang Jessica dari adik gadis itu, Krystal Jung. Hingga Krystal jengah sendiri saat dia bercerita kalau disana Jessica memiliki rekan bisnis seorang laki-laki yang juga cukup dekat dengan sang kakak.
Sebagai kekasih, jelas Donghae tidak tenang. Namun, semua itu dapat diabaikannya karena mengingat kata-kata Jessica saat dia mengantar kepergian gadis itu ke Paris.
KAMU SEDANG MEMBACA
Story of Super Generation
Fanfic[UPDATE SEWAKTU-WAKTU] . Kumpulan cerita tentang Super Generation couple Oneshoot, twoshoot and many more :)) [Pict in cover from Pinterest]