Cast:
Henry Lau
Sunny Lee
---
Seorang namja berwajah oriental itu tengah berjalan di koridor kampusnya, Korea National University of Arts. Headphone putihnya tergantung manis di leher namja bernama Henry Lau itu. Pemuda China yang merantau ke Korea untuk bersekolah. Saat berbelok, Henry nyaris bertabrakan dengan seorang yeoja yang berlawanan arah dengannya. Untung saja Henry dengan refleks mundur ke belakang, sehingga dia dan yeoja di hadapannya itu tidak jadi bertabrakan.
"Ah! Joesonghamnida! Saya tidak memperhatikan jalan!" ujar yeoja itu meminta maaf sambil membungkukkan badan berkali-kali ke arah Henry. Namja itu merasa tidak enak pun juga ikut membungkukkan badan dan meminta maaf.
Saat mereka berdua sama-sama berdiri tegak, mereka sama-sama terdiam. Henry merasa waktu berhenti ketika matanya bertemu dengan manik mata yeoja itu. Mata itu... membuat jantungnya memompa darah lebih cepat dari biasanya. Saraf tubuhnya serasa mati dan dia hanya bisa terdiam kaku. Mereka seperti mendalami pikiran masing-masing dengan pandangan mata. Yeoja itu mengerjap dan sedikit berdehem, membuat Henry tersentak kecil dan tersenyum kikuk.
Mereka berdua terkekeh malu. Atmosfer canggung menguasai keduanya. Entah keberanian darimana, Henry mengulurkan tangannya kepada yeoja itu.
"Henry Lau imnida," yeoja itu tersenyum lalu menerima uluran tangan Henry, "Lee Sunny imnida, bangapseumnida, Henry-ssi!"
---
Henry tengah membuka lembaran demi lembaran buku yang berada di tangannya. Tubuhnya dia sandarkan ke rak tinggi berisi buku-buku di perpustakaan kampusnya. Matanya bergerak ke kanan dan ke kiri, membaca kalimat per kalimat yang ada di dalam buku bersampul merah yang dibawanya. Aktifitasnya terganggu dengan suara yang tak jauh dari tempatnya berdiri.
Dia menoleh dan menemukan seorang yeoja berambut pendek tengah kesusahan mengambil buku yang tempatnya lebih tinggi dari tinggi badannya. Dia melihat yeoja itu menghembuskan nafas kesal lalu berdecak pelan. Yeoja itu masih berusaha mengambil buku incarannya. Henry menahan kekehannya lalu berjalan mendekati yeoja tersebut. Tangannya dengan mudah menjangkau buku yang sejak tadi berusaha diambil oleh yeoja bermata coklat itu.
"Gomawo, Henry-ssi!" Henry sedikit terlonjak ketika yeoja itu memanggil namanya. Laki-laki itu terdiam ketika melihat wajah yeoja itu secara keseluruhan. Jantungnya berdegup dengan keras hingga telinga Henry mampu mendengarnya. Kenapa wajah yeoja itu selalu membuat sistem kerja jantungnya meningkat?
"Henry-ssi?"
"Eo?" Yeoja itu terkekeh melihat Henry yang seperti orang salah tingkah. Henry tersenyum kikuk dan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Mianhae, Sunny-ssi! Aku tidak sempat mengenalimu," yeoja yang ternyata adalah Lee Sunny itu kembali terkekeh.
"Gwaenchana! Tadi aku sempat ingin meminta tolong padamu, tapi kau terlihat sibuk, jadi aku berusaha sendiri, eh... ternyata kau datang sendiri dan menolongku mengambilkannya," mereka berdua tertawa pelan bersama. Henry tertawa dengan fokusnya tetap pada Sunny. Tanpa sadar, dia sudah memasukkan tawa Sunny dalam daftar kesukaannya.
---
Henry dan Sunny menjadi akrab. Ke mana-mana mereka sering berdua. Hingga terkadang menimbulkan rumor kalau mereka itu adalah pasangan. Dan keduanya sama-sama menepis rumor itu dengan mengatakan kalau mereka hanya teman, tidak lebih. Tapi perasaan tidak bisa dibohongi. Henry memiliki perasaan lebih dari teman untuk Lee Sunny. Perasaan itu tumbuh dan bertambah setiap hari. Membuatnya seperti orang sakaw ketika satu detik saja dia tidak melihat paras cantik Sunny. Henry merasa kecanduan dengan yeoja bermarga Lee itu. Sunny seperti narkoba untuknya. Membuatnya kecanduan, membuatnya sakaw ketika tidak bertemu dengan gadis itu. Dia ingin terus melihat wajah yeoja itu agar rasa candunya terobati, agar dia tidak jadi sakaw sungguhan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Story of Super Generation
Fanfiction[UPDATE SEWAKTU-WAKTU] . Kumpulan cerita tentang Super Generation couple Oneshoot, twoshoot and many more :)) [Pict in cover from Pinterest]