CHAPTER-3

60.6K 2.1K 9
                                    

6:00 am ROBERT COMPANY'S

"kau sudah siap mempresentasikan hasil kerjamu?" tanya Smith pada Veylia saat berada di ruangan manager.

"A— apa? Aku yang harus mempresentasikan? Mengapa? Bukankah kemarin yang disuruh itu anda? Aku hanya mengerjakan saja 'kan?" tanya Veylia merasa kaget karena akan mempresentasikan hasil kerjanya di ruang meeting yang rata-rata di hadiri para pebisnis terkenal. Apa dia bisa?

"Lalu untuk apa kau bekerja sebagai sekretarisku jika kau tidak bisa ku andalakan?" Smith menaikkan satu alisnya.

"emm baiklah, aku akan kembali ke ruangan ku dulu, permisi." Veylia beranjak dari duduknya.

"Tunggu dulu! Sebelum kau kembali, tolong bawa file ini pada Mr.Gerald." ucap Smith seraya menata file yang akan di berikan kepada Gerald.

"Apa?!" pekik Veylia tak tertahankan. Ia menganga. Bagaimana bisa ia kembali keruangan orang sombong yang kemarin terlibat masalah dengannya?

"Kenapa? Kau masih takut padanya? Tenang saja, dia pasti sudah memaafkanmu." ucap Smith santai dengan senyuman manisnya. Seakan Smith tahu apa yang ada di pikiran Veylia.

Ruangan GERALD VANS ROBERT

Veylia masuk ruangan itu dengan jantung berpacu cepat layaknya usai lari marathon. Ia sama sekali tak menginginkan masuk kedalam jurang ini. Dimana di dalamnya terdapat macan yang amat sangat sombong.

"Maaf, ini berkas yang anda minta dari Mr.Smith." ujar Veylia seraya meletakkan Berkas-berkasnya di meja Gerald. Veylia hendak pergi tapi Gerald menghentikan langkahnya.

"duduk disitu!" perintah Gerald yang masih menatap layar Laptopnya tanpa memandang Veylia.

Veylia menurut saja duduk di sofa yang beradapan dengan Gerald daripada jadi masalah lagi seperti kemarin yang mempermalukan dirinya di depan banyak karyawan.

"Apa kau anak Martin Zudith? Pengusaha sombong yang bangkrut itu?" tanya Gerald masih menatap laptopnya.

Gerald mengetahui kebenaran itu karena sejak kejadian kemarin ia langsung mengkoreksi profil data diri Veylia yang sekarang menjabat sebagai sekretaris managernya.

Veylia geram dengan sikap CEOnya itu. Beraninya dia melecehkan orang tuanya dan berkata seakan tak menghormati orang tuanya. Veylia mengepalkan tangannya erat-erat. Ingin sekali menampar pria itu, tapi apa daya? Ia hanya seorang Sekretaris Manager disini.

"Jika iya kenapa memangnya?" jawab Veylia dengan nada tinggi.

"Bicaralah sopan padaku!" Gerald menatap Veylia tajam.

"Anda saja berbicara tidak sopan padaku, merendahkan orang tua ku. Aku tau jabatan anda lebih tinggi dariku tapi setidaknya tanamkan rasa sopan ketika berbicara pada bawahan sebagai bentuk rasa saling menghormati." ujar Veylia dengan tegas karna amarahnya sudah membuncah sedari tadi.

Gerald hanya diam tak bergeming dan menatap layar laptopnya, membuat Veylia kesal sendiri karna perkataannya tadi di acuhkan. Akhirnya Veylia memutuskan untuk pergi dari ruangan Gerald.

"Jangan membuatku malu dengan mempresentasikan hasil kerjamu nanti." kata Gerald yang didengar Veylia sebelum ia pergi, tapi Veylia tak menjawab.

RUANG MEETING

"bagus sekali Mrs.Veylia. Dilihat dari hasil presentasimu, mungkin menguntungkan bagi kami jika bekerja sama dengan ROBERT COMPANY'S. Penanaman saham dan pembangunan proyek terlihat praktis." Ucap salah satu rekan bisnis yang bangga akan hasil yang memuaskan, ia tersenyum kepada Gerald dan Veylia sembari berjabat tangan.

You are Mine - Robert Series [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang