3 bulan kemudian...
Tiga bulan mata indah Veylia terpejam,tak dihiraukan setiap isak tangis yang ada di sekelilingnya. Tiga bulan pula usia putranya yang belum ia timang sama sekali,Ia belum melihat kehadiran putranya di dunia ini,ia juga belum melihat betapa bahagianya Gerald menggendong baby Chale.
Setiap hari Gerald setia menanti Veylia di rumah sakit,menunggunya membuka mata surganya itu,menunggunya mengucapkan sayang. Veylia tampak tenang tidur berbulan-bulan lamanya.
Kedua orang tua Gerald dan Veylia belum balik ke New York. Sama halnya dengan Gerald,Mereka masih setia menunggu anak menantunya itu terbangun."sayang.." lirih Gerald yang duduk di kursi sebelah bankar Veylia.
"bukalah mata indahmu Vey,aku merindukan mu. Sungguh" Gerald mengelus puncak kepala Veylia yang masih diperban.
"aku merindukan manjamu sayang,apa kau tidak merindukan ku hem?"
"apa kau tidak lelah tidur terus? Bahkan kau belum melihat anak kita berkembang pesat Vey,dia membutuhkan asi mu,dia butuh kehangatan tubuhmu sayang.Cepatlah bangun" tetap sama,tidak ada respon dari Veylia.
"sabar nak,Mom yakin,Veylia akan membuka matanya dalam waktu dekat ini" ujar Khatlen menyemangati Gerald yang tertunduk lesu.
"Mom yakin? Mom tidak hanya menenangkanku saja kan?" tanya Gerald seakan tau maksud ucapan ibunya.
Khatlen membalasnya dengan senyuman paksa."apa kau akan tidur terus Vey? Kapan kau bangun sayang? Lihatlah anakmu,betapa tampannya dia. Dia mirip sepertimu saat masih bayi dulu,sangat menggemaskan" ujar Sharon yang menggendong Chale.
Sedetik kemudian Sharon meneteskan air matanya.Ceklek...
Dokter Billy yang menangani Veylia selama ini dan seorang suster memasuki ruang ICU,dimana ruang itu menjadi markas untuk Gerald karena menjaga istri tercintanya.
"permisi. Saya akan memeriksa Nyonya Veylia" ucap Dokter berblazer putih itu.
Gerald,Sharon dan Khatlen memundurkan langkahnya,memberi akses untuk dokter Billy memeriksa Veylia.Dokter mulai memeriksa bagian mata Veylia yang terpejam,memeriksa detak jantung Veylia yang lemah dengan stetoskopnya,mengecek setiap alat medis yang melekat di tubuh Veylia dan mengutik electrocardiogram yang menunjukkan garis zig zag miring pada layar itu.
Hasilnya... sama! Tidak ada pergerakan pada diri Veylia. Masih tetap diam dengan nafas lemah dan mata terpejam. Dokter Billy pun membuang nafas gusar dan membalik tubuhnya menghadap keluarga Gerald.
"bagaimana dok? Apa ada kemajuan? Apa Veylia akan sadar dalam waktu dekat ini?" tanya Gerald dengan wajah penuh harapan.
Dokter menggelengkan kepalanya pelan,menatap sendu wajah harapan Gerald.
"kami tidak bisa memastikan Nyonya Veylia akan membuka matanya. Kami juga belum bisa mendeteksi kapan Nyonya Veylia akan sadar""Apa-apa'an kau ini,kau seorang dokter! bagaimana bisa kau tidak tau,hah?! Kau diterima di rumah sakit ini,di rumah sakit terbaik di Spanyol! Pekerjaanmu disini untuk mengetahui kondisi pasien,tapi apa? Kau malah tidak tau!" bentak Gerald disertai amarahnya yang mendidih.
Sang dokter pun hanya bisa menunduk dan mencerna setiap ucapan yang di lontarkan oleh Gerald."tenang nak tenang" ujar Khatleen.
"bagaimana aku bisa tenang Mom,jika dokter ini selalu membawa berita yang sama setiap harinya. Aku menginginkan istriku mengalami kemajuan" ujar Gerald tersedu-sedu karena gusar.
"maafkan aku Tuan,tapi memang belum ada kemajuan untuk saat ini" jawab Dokter Billy ragu-ragu. Ia takut dengan amarah putra Robert itu.
"ya kami mengerti dok,sekarang kau bisa keluar ruangan ini. Terima kasih" sahut Sharon,Ibu Veylia.
KAMU SEDANG MEMBACA
You are Mine - Robert Series [COMPLETED]
RomansaAdult 18++ Privat acak! Follow sebelum baca ⚠️‼️ "Kau adalah milikku. Takkan ku biarkan lelaki lain menyentuhmu. Setiap inci tubuhmu hanya untukku. You're Mine, baby!" -Gerald Vans Robert- Penampilannya yang urakan dengan tatto pada tubuhnya sangat...