CHAPTER-26

26.6K 909 13
                                    

6 bulan kemudian....

Sudah enam bulan Breve dan Smith menjalani hidup bersama, tapi mereka tidak terlihat seperti keluarga harmonis. Pasalnya Breve selalu bungkam dan tidak ingin berinteraksi dengan Smith, di tambah lagi perutnya yang semakin membesar membuat Breve selalu sensitif dan sering marah-marah tidak jelas.

Sekarang Breve dan Smith sedang berada di sebuah taman kota Barcelona. Smith ingin sekali memanjakan Breve karena ia tidak ingin melihat istrinya stress setiap hari, ya walaupun Breve mungkin tak melihat perhatiannya ini.

"Breve, apa kau ingin ice cream?" tanya Smith.

"Hmm." Breve hanya bergumam.

"Yang rasa apa?" tanya Smith lagi.

"Terserah." lagi-lagi Breve menjawab dengan singkat. Smith tersenyum pilu mendengarnya. Begitu singkat dan tidak menatapnya sama sekali.

"Baiklah, kau tunggu sini aku akan segera kembali." tukas Smith, kemudian meninggalkan Breve sendirian untuk membeli Ice Cream.

'Ya tuhan,jangan biarkan perasaan ini tumbuh semakin besar.' batin Breve. Ia selalu memendam perasaan aneh jika di dekat Smith.

"Ini untukmu." Smith menyodorkan se-cone Ice Cream rainbow ukuran besar kepada Breve. Tangan Breve terulur mengambil ice cream yang di berikan Smith.

Breve memakan Ice Cream itu dengan rakus, ia terlihat seperti anak kecil yang gila akan ice cream. Smith yang melihatnya tersenyum geli. Tak sadar sudut bibir Breve terdapat comotan Ice cream.

Cup..

Seketika mata Breve membelalak, ia kaget atas apa yang di lakukan Smith.
Smith mencium sudut bibir Breve, niatnya ingin membersihkan noda ice cream yang ada di sudut bibir Breve.

'Jangan Tuhan, jangan! Aku tidak ingin memiliki perasaan terhadapnya. Argh!! sikap manisnya itu membuatku...' batin Breve berargumen sendiri.

"Maaf, tadi ada noda ice cream di sudut bibirmu." lirih Smith.

"Kau tidak bisa memberitahuku?" ketus Breve.

"Ya maafkan aku, aku tidak akan mengulanginya lagi."

'Mungkin.' lanjut Smith dalam hati.

Breve pun berdiri dari duduknya.

"Kau mau kemana?" tanya Smith yang juga ikut berdiri.

"pulang." jawab Breve singkat.

"Kenapa? Bukankah disini udaranya sejuk? Bagus sekali untuk suasana hatimu."

"Terserah. Aku akan pulang sendiri saja." titah Breve melenggang pergi. Smith langsung menggapai tangan Breve.

"Ayo kita pulang." ucap Smith lembut. Berusaha menyuguhkan senyum terbaiknya.

Akhirnya Smith dan Breve memasuki mobil bersama. Smith menghidupkan mesin mobilnya, tapi matanya jatuh kepada seseorang yang sangat familiar baginya. Disana Smith melihat Veylia sedang di rengkuh mesra oleh Gerald.

'Jadi Veylia masih di sini selama ini.' batin Smith.

Breve yang melihat ekspresi Smith langsung mengikuti arah tatapannya.
Ia juga melihat sosok Veylia yang sedang berjalan bersama suaminya. Entah mengapa hatinya selalu merasa sesak jika melihat Smith yang menatap Veylia dengan tatapan rindu.

You are Mine - Robert Series [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang