CHAPTER-11

38.2K 1.4K 6
                                    

Veylia menangis tiada henti di pangkuan sang ibu. Selalu saja hatinya terasa sakit jika mendengar nama Gerald, nama yang ia rindukan.

"Mau sampai kapan kau menghindarinya,  Sayang? Dia sangat mencintaimu, nak." ujar Sharon, ibu Veylia.

"Mom, aku juga sangat mencintainya, tapi aku tidak ingin dia celaka, aku menjauh darinya karena sebuah alasan." ucap Veylia menitihkan air matanya.

Sepanjang hari Veylia selalu menangis. Disisi lain ia merindukan Gerald, tapi ia harus menahan-nya untuk kebaikan Gerald. Ia tak mau jika Gerald bernasib seperti Alden. Entah apa yang dilakukan Kimberly jika Veylia tidak menjauhinya.

"Alasan itu lagi? Percayalah sayang, dia tidak akan seperti Alden jika kau berada di sisinya. Dia akan semakin tertekan jika kau berjauhan dengannya. Kenapa kau selalu menyiksa dirimu sendiri? Dengan seperti ini kau pikir Gerald bahagia? Tidak sayang, kau salah!" Ucap ibu Veylia menceramahi.

Sejak saat pertemuan di Cafe 4 bulan yang lalu bersama Gerald, paginya Veylia  memutuskan untuk pergi ke Indonesia. Ia akan menemui kedua orang tuanya.

Veylia menceritakan semua keluh kesahnya kepada kedua orang tuanya itu, ia selalu menangis pilu jika bercerita. Sejak saat itu pula ia memutuskan kontak dengan Gerald. Ia memblokir nomor ponsel Gerald dan semua Sosial media Gerald, ia juga mematikan GPS di ponselnya agar Gerald tidak bisa melacaknya.

"lalu aku harus bagaimana, mom?" tanya Veylia untuk yang kesekian kalinya.

"kembali lah, nak. Kami juga akan segera menyusul ke New York, karena urusan kami disini sudah dalam masa pemulihan." jawab Sharon tenang.

"tapi mom-"

"tidak akan terjadi apa-apa, sayang. Percayalah." ucap Sharon sekali lagi menenangkan anaknya yang keras kepala itu.

"tapi aku harus bagaimana?"

"lakukan yang seharusnya kau lakukan. Kau tau? Kau akan semakin tersiksa jika seperti ini. Jangan terlambat sayang, Gerald menunggumu." ulas Sharon mengusap kepala anaknya sayang.

"tapi aku sudah lama meninggalkannya Mom, mungkin dia sudah melupakanku." ujar Veylia putus asa.

Sharon menggeleng. "tidak ada yang tidak mungkin jika kau belum mencobanya, kau belum terlambat." ujar Sharon menyemangati.

❄❄❄❄

TAMAN MINI INDONESIA INDAH, Jakarta 7.00am

Veylia sedang berjalan-jalan menikmati indahnya Indonesia sebelum ia balik ke New York. Ia bisa dibilang salah satu turis disana, karena logatnya yang beda dari orang sekitarnya. Tak jarang ia juga sering diajak berfoto ria oleh pengunjung TMII.

Saat Veylia duduk di sebuah kursi taman,ia melamun. Membayangkan betapa bahagianya jika ia kesini bersama Gerald.

Banyak wisatawan disini yang berpasangan membuatnya teringat seorang Gerald yang amat ia rindukan. Tak terasa air matanya terjatuh begitu saja.

"Ambil ini." ucap seseorang sembari menyodorkan sapu tangan kepada Veylia, lalu duduk di sebelahnya.

Veylia menoleh kepada seseorang yang memberinya sapu tangan secara tiba-tiba itu. Saat itu juga Veylia langsung membelalak kaget.

"kau?!" Veylia langsung beranjak dari duduknya. Ia kaget melihat seorang pria yang sangat ia kenali. Bagaimana bisa ia berada disini?

"Veylia, tenanglah dulu. Aku tidak akan menyakitimu." ujar pria itu menarik tangan Veylia agar terduduk kembali, tapi Veylia menepis tangan pria itu dengan kasar.

"Jangan memperlihatkan wajahmu lagi,  Smith! Aku sudah muak dengan wajahmu! Pergi!" bentak Veylia kepada pria itu yang ternyata Smith.

"Hey, tenanglah dulu, aku ingin menjelaskan sesuatu." ujar Smith ikut bangkit dari duduknya dan mensejajarkan tubuhnya dengan Veylia.

"aku tidak butuh penjelasan apapun darimu, jadi pergi dari hadapanku sekarang!" ketus Veylia hendak lari tapi tangannya dicekal oleh Smith.

"lihat saja, kau pasti menyesal jika kau kembali ke New York." tutur Smith penuh penegasan.

"bagaimana kau tau aku akan kembali kesana?" tanya Veylia geram.

"Selama ini aku selalu mengikutimu, Vey. Aku yang setiap hari mengirim bunga di depan penginapanmu disini. Aku takut kau marah jika melihatku, aku menyusulmu kesini itu hanya karena aku ingin selalu di dekatmu." papar Smith dengan wajah lesu.

"apa maksudmu? Tentu saja aku marah melihatmu, mengingat apa yang kau lakukan padaku." sinis Veylia.

"aku mencintaimu, Vey. Aku tertarik padamu. Maafkan kesalahanku." Smith berbicara dan memandang Veylia lekat.

"Cinta? Omong kosong! Kau hanya terobsesi kepadaku, kau hanya ingin memuaskan nafsumu bejatmu saja. Tapi maaf aku bukan jalang yang selalu dipermainkan lalu ditinggalkan begitu saja. Dan perlu kau ingat, tidak mudah melupakan kejadian tempo hari itu." ujar Veylia kemudian berlari keluar TMII. Smith mengejarnya dengan langkah lebar.

Smith mencekal tangan Veylia yang berhasil di gapainya.

"Veylia, tunggu! Kau tidak menghargai perasaanku!" tutur Smith dengan nada sedikit meninggi.

Veylia membalikkan tubuhnya menghadap Smith dan mengangkat dagunya. "Apa perlu aku menghargai seorang bajingan yang mencoba memperkosaku? Apa perlu aku bersimpati pada wajah orang yang hampir mencuri first kiss-ku? Apa perlu, hah?!" bentak Veylia kepada Smith dan meghentakkan tanganya dari genggaman Smith. Seketika wajah Smith berubah menjadi teduh.

"Jangan harap aku melupakan hal itu!" imbuh Veylia dengan nada penuh tekanan.

"Tolong maafkan aku. Aku tak bermaksud seperti itu dulu. Aku hanya ingin memilikimu. Mengertilah perasaanku, Vey." jelas Smith yang hendak meraih tangan Veylia lagi, tapi Veylia menghindarinya.

"Apakah prinsipmu memiliki seseorang harus dengan cara seperti itu? Lalu kau akan bahagia begitu jika apa yang kau inginkan sudah tercapai? Apa kau tidak memikirkan perasaan seseorang itu, apa dia bahagia seperti denganmu? Dimana otakmu? Jika kau saja tidak memikirkan perasaan ku, untuk apa aku harus mengerti perasaanmu?" Veylia selalu bisa menjawab penjelasan Smith, ia sudah terlanjur kecewa dengan Smith yang dulu berusaha melecehkan dirinya di tempat umum.

Seketika Smith tersadar akan jawaban-jawaban Veylia. Ia yakin tidak ada harapan lagi untuknya. Veylia sangat membencinya.

"dan satu lagi, aku hanya mencintai GERALD VANS ROBERT, camkan itu!" ucap Veylia.

Smith mencekal lagi pergelangan tangan Veylia yang hendak pergi. "Katakan padaku, apa yang harus kulakukan agar kau memaafkan?"

"Mudah saja. Silahkan pergi dari hidupku dan jangan pernah menggangguku lagi." jawabnya kemudian berlari untuk pulang dan meninggalkan Smith di tempat.

Sebenarnya selama ini Smith dan Kimberly bekerja sama untuk menjauhkan sepasang sejoli itu. Mereka berencana untuk mendapatkan hati Veylia dan Gerald dengan cara masing-masing.
Smith selalu mengikuti kemanapun Veylia. Sedangkan Kimberly gencar mengejar Gerald saat ini.
.
.
.


Jangan lupa vote+coment setelah baca ya😊

Karena vote dari kalian merupakan penghargaan bagiku😇

17 November 2017

You are Mine - Robert Series [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang