Part 2

138 11 0
                                    

Cahaya matahari yang masuk ke jendela sebuah ruangan yang luas dan suara burung yang berkicau diluar terdengar hingga ruangan itu. Alissa perlahan membuka kedua matanya dan menatap langit - langit dinding hingga cahaya matahari itu mengganggu mata Alissa. Alissa beranjak duduk dan menoleh kekanan dan kekiri ruangan itu.

" aku dimana? Kenapa kepalaku pusing, apa yang terjadi padaku? "

Alissa menyingkirkan selimut tebal dari tubuhnya dan berusaha beranjak berdiri namun tubuhnya masih terasa lemas.

" Martin?! Apa ini kamarnya? Apa dia sudah.. ARGGHHHHH TIDAK MUNGKIN!! " Batinnya

Alissa mengacak - acak rambutnya dan pintu ruangan itu terbuka, Julian datang dan melihat Alissa yang sedang mengacak rambutnya. Julian berlari menghampiri Alissa untuk menghentikan tindakannya itu.

" HEI! apa kau gila, kau bisa botak. HEI!!! "

Julian mendorong tubuh Alissa kekasur King Sizenya dan sekarang Julian berada diatas Alissa, mereka saling bertatapan. Mata Alissa melotot saat Julian dihadapannya lalu mendorong Julian dan memukul Julian dengan bantal.

" Kau lelaki bernama Martin itu kan? Apa yang kau lakukan semalam, huh? dasar hidung belang argh! "

Julian berusaha menenangkan Alissa namun Alissa tetap memukulnya dan Alissa berlari keluar dari ruangan itu. Julian mengikutinya dan saat berada diruang tengah Alissa sedang menodongkan pistol kearahnya.

" jangan mendekat atau kau akan mati! "

Alissa memberikan ancaman pada Julian namun hal itu tidak membuat Julian takut lalu Julian mulai melangkah menghampiri Alissa. Alissa juga mulai melangkah mundur dan saat Alissa menembaknya, tidak ada satupun peluru yang keluar hingga Julian menarik tangan Alissa dan mengunci tubuh Alissa. Alissa berusaha menyingkirkan tubuh Julian dari punggungnya.

" Dengar! Bukan aku yang merusak harga dirimu, nona. Lagipula siapa yang ingin melakukan itu pada gadis gila sepertimu huh " ucap Julian

" apa kau bilang, gadis gila? "

Alissa menginjak kaki kanan Julian dan melepas kedua tangan Julian yang mengunci tubuhnya. Julian merintih kesakitan dan Alissa hanya tersenyum sinis lalu meninggalkan apartemen itu.

Julian melangkah keruangannya dengan merintih kesakitan dan melihat ruangannya yang berantakan.

" Gadis itu memang gila, sshh! Injakannya benar - benar menyakitkan, argh "

Julian mengambil selimut dan bantal yang ada dilantai lalu dibawah selimut itu ada sebuah dompet bewarna merah dan membuat Julian penasaran dengan isi dompet itu.

" Alicia Maretta? apa ini milik gadis gila itu? "

Julian melempar dompet Alissa itu ketempat sampah dan merapikan selimutnya kembali. Terdengar suara bel pintu berbunyi lalu Julian menghampiri pintu masuk dan membukannya.

" Kau! "

Seorang pria dan kedua bodyguardnya itu adalah pria yang bersama Alissa dan mereka datang keapartemen Julian untuk menjemput Alissa.

" bukankah urusan kita sudah selesai? Aku sudah muak bertemu denganmu, Dave, jadi pergilah dari sini "

Julian menutup pintu itu namun salah satu bodyguard itu menahan pintu itu dan membuat Julian membuka pintunya lalu pria bernama Dave itu masuk kedalam apartemen Julian bersama kedua bodyguard itu. Julian mengikuti mereka dan menahan langkah mereka.

" aku sudah bilang pada kalian untuk pergi, pergilah! sebelum aku marah "

" Kalian berdua urus dia biar aku yang mencarinya "

" HEI! "

Julian menarik tangan Dave namun salah satu bodyguardnya menahannya dan memberikan pukulan pada Julian.

Disaat Julian sedang diserang oleh kedua bodyguardnya Dave mencari disetiap ruangan mencari Alissa namun tidak ada Alissa disana dan membuat Dave semakin kesal lalu menghampiri kedua bodyguardnya itu yang telah membuat Julian menyerah. Dave menarik dagu Julian dan menatap mata Julian.

" jika aku melihatmu bersamanya. Kau akan mati ditanganku! "

Dave menyingkirkan wajah Julian dari hadapannya dan Dave meninggalkan kamar apartemen Julian, Julian hanya bisa merintih kesatikan di perut dan wajahnya akibat pukulan bodyguard Dave.

- To be continue -

SAVE METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang