Part 9

90 7 0
                                    

Alissa terbangun dari tidurnya dan beranjak duduk lalu merentangkan kedua tangannya.

" Haahh.. akhirnya hidupku kembali normal huah "

Alissa beranjak berdiri dan meninggalkan kamarnya untuk menuju dapur. Alissa mengambil segelas air putih lalu meneguknya hingga habis, Alissa melangkah menghampiri sofa namun saat Alissa beranjak duduk, Alissa menduduki sebuah dompet hitam.

" Dompet siapa ini? "

Alissa teringat tentang semalam, Julian duduk disofa itu dan Alissa bisa menebak jika dompet itu milik Julian karena Alissa pernah mengambil uang dari dompet itu. Alissa mulai penasaran dengan isi dompet dan terlihat ada beberapa kartu kredit didompet itu dan juga uang didalamnya lalu Alissa mengambil jaket hitamnya dan meninggalkan kontrakannya dengan membawa dompet Julian.

Alissa menaiki taksi untuk menuju apartemen Julian, sesampainya disana Alissa membayar taksi itu dan turun dari taksi lalu melangkah memasuki apartemen itu.

" Aishh, dimana kamar apartemennya. Apartemen ini sangat besar bagaimana aku bisa menemukan kamarnya "

" Ada yang bisa saya bantu? "

" Ah, umm.. dimana kamar apartemen atas nama Julian? "

" Ah, tuan Julian Alvaro? Umm.. tapi anda siapa? Karena tuan Julian tidak suka bertemu dengan orang asing "

" Aku..- "

" Alissa?! "

Alissa menoleh kearah seseorang yang memanggilnya yang tak lain adalah Julian lalu pelayan itu mulai menunduk pada Julian dan Julian menghampiri Alissa. Alissa tersenyum pada Julian namun Julian menatapnya dengan wajah datar.

" Sedang apa kau disini "

" Hmm.. dompetmu tertinggal disofa, jadi aku antarkan kesini "

" Oh, aku lupa. Terima kasih "

Alissa memberikan dompet itu kepada Julian dan Julian menerima dompetnya lalu memasukannya kedalam saku jas hitamnya. Alissa menatap wajah Julian dan Julian mentapanya balik, dengan cepat Alissa mengalihkan pandangannya.

" Kau bisa kembali bekerja "

" Baik tuan "

" Sepertinya kau sangat dikenal oleh pelayan itu "

" Benarkah? "

Julian hanya tersenyum pada Alissa dan senyuman itu membuat Alissa terdiam memandang senyuman diwajah Julian yang terlihat tampan itu.

" Dia tersenyum lagi, mengapa dia selalu membuat jantungku berdetak cepat " batin Alissa

" Alissa? "

" Ah, iya? Umm.. apa kau tau bagaimana keadaan Dave setelah kau menembaknya? "

" Mengapa kau menanyakan itu, bukankah kau senang dia sudah mati "

" Itu benar. Apa kau akan pergi bekerja? "

" Tidak, aku akan pergi ke suatu tempat "

" Ouh.. pergilah jika itu penting "

" Kau boleh ikut, jika kau mau "

Alissa menatap wajah Julian yang mengajaknya pergi bersama lalu Alissa menganggukan kepalanya untuk pergi bersama Julian. Mereka melangkah pergi meninggalkan apartemen dan menuju keparkiran mobil.

Dalam perjalanan Alissa memandang Julian yang sibuk mengemudi dan melihat bekas luka dibibirnya yang mulai sembuh lalu Alissa tersenyum setelah melihat Julian itu dan membuat Julian menoleh sebentar kearah Alissa.

" Kau tersenyum? "

" Ah tidak, umm.. kita akan pergi kemana? "

" Kau juga akan tau "

Alissa menggigit bibir bagian bawahnya dan menatap Julian dengan kesal. Julian hanya tertawa kecil dan fokus pada jalan. Setelah beberapa menit, akhirnya mereka sampai disebuah pemakaman dan Julian mematikan mesinnya dan turun dari mobil sedangkan Alissa terdiam melihat tempat yang didatangi Julian lalu Alissa ikut turun dari mobil dan mengikuti Julian. Julian melangkah menuju sebuah pemakaman disana dan Alissa membaca dibatu nisan itu.

" Caroline? "

" Dia adalah kakakku, dia tertembak oleh sahabatku sendiri. Awalnya aku merestui hubungan mereka namun yang terjadi Caroline mati tertembak ditangannya "

" Ouh, aku turut berduka. Semoga dia tenang disana "

" Kau harus berhati - hati dengan pria seperti Dave atau pria lainnya yang telah kau kencani itu. Aku tidak ingin kau seperti Caroline, kau masih terlalu polos untuk mengerti semua itu. "

" Kau mulai lagi!! padahal aku sudah bilang aku bukan gadis murahan "

" Aku tidak bilang kau gadis murahan "

" Aish, Kau benar - benar membuatku kesal "

Alissa mulai kesal dan meninggalkan Julian sendiri dipemakaman itu lalu Alissa mendekati mobil Julian namun dari arah belakang Julian menarik tangan Alissa untuk bersembunyi dibalik mobil.

DOR

DOR

Alissa terkejut saat mendengar suara tembakan yang hampir mengenai tubuhnya dan Alissa menatap Julian yang sedang menengok kanan dan kiri lalu Julian mengambil pistol disaku jasnya lalu Julian menodongkan pistol kearah seseorang yang berada tidak jauh dari mobilnya. Julian terkejut saat melihat seorang yang tak lain adalah sahabatnya.

" Leo?! "

- To be continue -

SAVE METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang