Melalui SMS, Oyku kembali meminta Ayaz menarik laporan pengaduan. Jawaban Ayaz tetap sama: tidak!!! Oyku gemes. Dia menjejakkan kakinya ke tanah untuk melampiaskan kekesalannya.
Di kejauhan Mete melihat Oyku. Dia memanggil, "Oyku!!!" Panggilan Mete membuat sikap Oyku berubah kalem. Dia menghampiri Mete. Ketika ditanyai apa yang membuatnya gusar, Oyku tidak mau mengaku. Dia balik bertanya apa yang Mete lakukan? Belum terjawab, Ayaz sudah menghampiri mereka. Mete segera memperkenalkan Ayaz sebagai rekan kerja.
"Hah rekan kerja?" pikir Oyku.
Ayaz mengaku kepada Mete bahwa dirinya sudah mengenal Oyku sebagai orang yang HP-nya tertukar dengannya. Tapi Oyku menyahut jika dirinya sama sekali belum pernah bertemu Ayaz. Dia berpikir Ayaz salah mengenali dirinya sebagai orang lain. Ayaz bersikeras. Tapi Mete menarik kesimpulan kalau Oyku mungkin memang belum pernah bertemu Ayaz, karena Oyku bukanlah wanita seperti itu. Ayaz kesal dengan komentar Mete barusan.
Kemudian, Mete meninggalkan mereka berdua. Baru beberapa langkah dia mendengar Ayaz dan Oyku kembali bertengkar - Ayaz bertanya kenapa Oyku selalu mengaku tidak pernah bertemu dengannya di depan orang lain? Mete berhenti dan berbalik untuk menanyakan, "Hei kalian bertengkar terus, apa kalian pernah bercint*?"
"SEMBARANGAN!!!" teriak Ayaz dan Oyku bersamaan, wkwkwk.
"Aku nggak bakalan suka padanya!" tegas Oyku.
"Aku juga!" balas Ayaz tak mau kalah.
Mereka saling pandang dengan tatapan tak suka.
***
Didalam kelas, ketika sedang kuliah, Oyku mencuri kesempatan mengirimkan SMS lagi pada orang yang memperkarakan adiknya (Ayaz). Sayangnya Ayaz yang sedang mengendarai mobil sama sekali tidak berminat membalas SMS itu. Dia juatru berkomentar kalau wanita yang minta dirinya untuk menarik laporan (Oyku) benar-benar tidak tahu malu. Oyku sendiri sebal SMS-nya tidak ditanggapi.
***
Sementara itu, Mete mendapat informasi dari Cem tentang kasusnya dengan Ayaz sedang diurus Oyku. Tahulah Mete dengan siapa Oyku bertengkar. Dia terkekeh.
Pada akhirnya, Mete memberitahu Ayaz soal ini. Sedangkan Cem memberitahu Oyku.
Oyku menepuk jidatnya ketika Cem memberitahunya. "Mampus! Harusnya aku tahu itu dia, mengingat gaya bicaranya yang angkuh itu!" ucap Oyku pada dirinya sendiri. Saat Oyku ngomong begitu, ternyata Ayaz ada di belakangnya. Dia mesam-mesem dan membalas SMS Oyku untuk mengajaknya ketemuan membahas masalah Cem. Tapi ada satu syarat yang Ayaz ajukan: Oyku harus mengenakan baju tidur polkadot sewaktu bertemu dengannya jam 12 siang di kantornya besok. Oyku meradang mengetahui perintah itu!
***
Ayaz tahu oyku naksir mete..
Besoknya, Oyku benar-benar datang ke kantornya Ayaz. Yah meski awalnya sedikit ragu-ragu untuk masuk, toh dia memantapkan hatinya juga.
Ayaz tidak langsung membahas soal kasus Cem. Dia membahas tentang sikap Oyku yang selalu berpura-pura tidak kenal padanya. Oyku meminta maaf soal itu dan menegaskan hal itu takkan terjadi. Setelah itupun Ayaz tidak juga membahas, tapi menagih dulu syarat yang diajukannya. Oyku kesal terpaksa membuka gaunnya. Ayaz akhirnya tersenyum simpul.
Setelah itupun Ayaz tak langsung membahasnya. Dia minta Oyku menunggunya menyelesaikan pekerjaan dulu. Tak ada yang bisa Oyku lakukan selain menunggu. Saat Oyku menunggu dan dirinya menyelesaikan pekerjaan tiba-tiba benak Ayaz ingat tentang pertemuan-pertemuan tak disengaja antara dirinya dan Oyku. Dia tersenyum melihat Oyku yang duduk menunggu menatap keluar jendela.
Oyku berpindah tempat duduk ke meja Mete dan menatap foto Mete cukup lama. Itu membuat Ayaz, entah kenapa terbakar api cemburu. Dia ingat bagaimana Oyku menatap Mete dan bagaimana Oyku mengatakan tidak kenal padanya ketika mereka bertiga bertemu terakhir kemarin. Api cemburu tak diduga itu benar-benar membuatnya enggan melihat Oyku. Dia beranjak pergi dengan alasan harus menghadiri rapat penting.
Oyku tidak membiarkannya pergi begitu saja. Dia bertanya tentang bagaimana kesepakatan antara mereka dalam kasus Cem? Ayaz berhenti dan dengan seenaknya bertanya, "Apa kau naksir Mete?" Sontak pertanyaan itu membuat Oyku terdiam. Ayaz mengimbuhi jika dirinya tahu Oyku adalah pemuja rahasia Mete. Oyku tetap diam sambil menatap mata Ayaz.
Di saat bersamaan terdengar suara pintu mobil ditutup. Oyku menoleh dan menemukan Mete baru tiba. Ketika Mete berjalan ke arah mereka, wajah Oyku menegang. Ayaz senyum demi menyaksikan perubahan air muka Oyku tersebut.