Didalam restoran, Ayaz duduk semeja dengan Ilker sambil berbincang-bincang dan datanglah dua orang wanita - salah satunya bernama Deniz. Ilker mengatakan kepada Ayaz bahwa dirinya-lah yang telah memberitahu dua wanita tersebut untuk datang ke restoran. Dia berpikir Deniz memiliki teman-teman wanita model cantik.
Ayaz beranjak pergi dengan alasan masih ada pekerjaan yang harus diselesaikannya. Dia berjanji kembali. Ilker mengizinkannya dan mempersilakan kedua wanita cantik itu duduk semeja dengannya, tapi dia menegaskan bahwa mereka akan datang ke rumah Ayaz jika Ayaz tidak kembali ke restoran.
Sementara Ayaz pergi, Mete dan Seyma masih didalam restoran. Saat itu, Mete bertanya apakah Seyma kenal dengan Ayaz dan bersama dengannya? Dia memberitahu Seyma bahwa dirinya dulu pernah suka pada seorang wanita yang pernah kencan bersama Ayaz. Hal itu benar-benar mematahkan hatinya.
Seyma tersenyum sambil menggenggam tangan Mete untuk meyakinkan bahwa dirinya tidak pernah kenal dengan Ayaz. Dia memastikan hatinya hanya untuk Mete seorang. Ahee!!!
Ayaz mendadak ingat bahwa gambar kerjanya ketinggalan di kantor. Dia memutuskan kembali ke kantor.--------------
Olca masih tidak mengerti dengan pemikiran Dincer yang menilai desain buatan Oyku itu menarik. Padahal, dia masih berpikir desain itu tidak menarik. Pun demikian, dia tetap menghubungi Oyku. Tapi Oyku justru memutuskan me-reject panggilan tersebut. Soalnya, Oyku sendiri masih stres menggambar ulang gambar kerja Ayaz. Pada akhirnya, dia angkat tangan karena tidak bisa menggambar ulang gambar kerja Ayaz.
Oyku memutuskan untuk pura-pura tidak tahu saja. Dia membersihkan meja kerja Ayaz untuk segera kabur. Namun niatan itu pupus begitu Ayaz tiba-tiba muncul di hadapannya dan menanyakan tentang gambar kerjanya. Glek. Oyku terbata-bata menjelaskan bahwa dirinya tidak tahu. Matanya bolak-balik melihat antara meja dan tempat sampah yang dipenuhi tisu-tisu untuk membersihkan gambar tersebut.
Melihat ekspresi Oyku, Ayaz yakin telah terjadi sesuatu. Dia mendekati mejanya dan menemukan ada bekas-bekas kopi disana. "Jadi kau telah menumpahkan kopi di gambar kerjaku?!" tanya Ayaz. Oyku memeluk tasnya erat-erat. Ayaz merebutnya dan menumpahkan semua isinya. Oyku langsung meminta maaf, "Maafkan aku. Aku
nggak sengaja melakukannya!"
"Aa... a... apa yang telah kau lakukan?" tanya Ayaz kesal, "Aku mengerjakan gambar itu berhari-hari. Besok aku akan memperlihatkannya didepan klien?" Oyku kembali meminta maaf. Diantara isi tas Oyku, Ayaz menemukan kertas pesan yang bertuliskan: "Aku tak pernah menjumpai orang yang menyakiti hatiku seperti dirimu! "
"Kau yang tulis ini?" tanya Ayaz. Oyku mengangguk-angguk. Dia berdalih menulis itu karena Ayaz tidak mau menarik laporannya. Daripada emosi jiwanya berlanjut, Ayaz memutuskan pergi dari kantor. Oyku mengekorinya. Bahkan ketika Ayaz masuk kedalam mobil, Oyku ikut-ikutan masuk kedalam mobil dan menegaskan bahwa dirinya takkan turun sebelum Ayaz mencabut laporannya.
"Baik, kucabut laporan itu!" kata Ayaz pada akhirnya, "Dengan satu syarat!"
Apakah syarat yang Ayaz pinta? Rupanya dia meminta Oyku menemaninya dan membuatkan ini-itu ketika dirinya mengerjakan kembali gambar kerjanya.
Karena sudah tengah malam, Oyku ditelpon Maminya sedang ada dimana? Oyku berbohong dengan mengatakan bahwa dirinya ada di rumah Burcu, sedang mengerjakan tugas. Eh, Maminya malah menyuruhnya menginap saja di rumah Burcu, karena bahaya bagi seorang wanita pulang sendirian malam-malam. Setelah telpon ditutup, Oyku bergumam bahwa dirinya mungkin akan tidur di jalanan malam ini usai melayani kebutuhan Ayaz.
Ayaz berteriak memanggil Oyku untuk menyediakan air minum. Walaupun kesal, Oyku hanya bisa menunjukkan wajah manis penuh senyuman. Hahaha...----------
Seyma Yakin Mete Akan Melamarnya
Mete mengantar Seyma pulang. Namun Seyma minta Mete tidak menurunkannya di depan rumah. Dia pura-pura masuk ke dalam sebuah gedung. Ketika Mete pergi, Seyma keluar lagi dan berjalan menuju rumahnya. Saat itu, Riza bekas pacarnya muncul dengan mobilnya di belakang. Dia menggoda-godai Seyma. Segera Seyma menghardiknya dan menyuruhnya pergi! Di saat bersamaan Maminya Seyma keluar dari rumah. Tanpa pikir panjang Riza langsung injak pedal gas.
Mami dan Seyma masuk ke dalam rumah. Mami bertanya apa Seyma habis kencan dengan Riza? Seyma menggeleng. Dia menjelaskan bahwa dirinya habis jalan dengan Mete, tapi minta diturunkan di ujung jalan supaya Papi tidak tahu. Mami memuji kepintaran Seyma. Kemudian, Seyma meyakinkan Maminya bahwa dirinya akan dilamar Mete akhir bulan ini.