Di kampus, Oyku menyemburkan kekesalan hatinya pada Burcu yang dengan seenaknya mengirimkan kue kepada Mete atas namanya. Namun, Burcu yang memiliki masalah cinta sendiri tidak begitu memikirkan apa yang dikatakan Oyku. Dia sibuk memikirkan Emre yang belum tiba ke kampus. Ditelpon pun tidak diangkat.
Setelah kembali pada dirinya, Burcu malah menyalahkan Oyku, yang tidak membiarkan Ayaz mengatakan hal yang sebenarnya kepada Mete. Oyku menyesal, tapi dia tahu semua sudah terlanjur. Arrrgh...
Ketika makan siang, Mete masih nggak percaya kalau Oyku “nembak” Ayaz. Oyku
gitu loh! Wanita naif yang akan mencintai seorang pria dengan segenap jiwa. Pernyataan Mete itu membuat hati Ayaz sakit. Kemudian, Mete meminta Ayaz tidak menyakiti perasaan Oyku yang lembut bak tahu tofu itu.
Seyma datang. Dan Mete menceritakan tentang apa yang terjadi antara Oyku dan Ayaz. Seyma kaget. Dia bertanya gimana dengan Ayaz sendiri? Menerimanyakah? Ayaz menjawab bahwa dirinya akan berusaha mencobanya. Mendengar itu, Mete meminta Ayaz tidak melakukannya. Dia kenal betul Oyku bukanlah tipe yang bisa Ayaz mainkan.
“Well , kita nggak tahu kemana cinta akan membawaku,” sahut Ayaz. Mete terkejut. Playb*y seperti Ayaz bicara tentang cinta? Dia nggak percaya. Seyma menengahi perdebatan dua pria itu. Ayaz setuju dan memilih pergi.
Seperginya Ayaz, Seyma bertanya kenapa Mete cemburu? Mete berdalih bahwa dirinya hanya ingin melindungi Oyku dari “buaya pemangsa” sejenis Ayaz. Seyma makin cemburu. Dia kehilangan selera makan dan memutuskan pergi. Mete mengejarnya, memintanya pulang bareng saja.
Ayaz membaca sambungan pesan Oyku di kue yang dikirimkan untuk Mete. “Aku nggak bisa lagi menyembunyikan perasaanku padamu. Kaulah cinta sejatiku. Tapi, kamu sama sekali nggak menyadarinya. Itu membuatku sakit. Aku patah hati. Aku takkan pernah dimiliki siapapun. ” Setelah membaca itu, dia menelpon Oyku yang lagi kuliah.
Oyku memberitahu Burcu kalau Ayaz menghubunginya. Dia meneruskan menulis dan membiarkan HP-nya terus bergetar-getar. Burcu lagi-lagi berinisiatif. Dia mengambil HP Oyku dan mematikannya. Di kantor, Ayaz kaget Oyku tidak mengangkat telponnya. “Baiklah, sampai kapan kamu akan terus menghindariku?!” ucap Ayaz. Hahaha----------
Dincer memberikan perintah ini-itu pada asistennya, Olcaf. Dia juga menanyakan soal Oyku. Olcaf menjawab bahwa dirinya tidak bisa menghubunginya. “Waktumu 24 jam untuk membawa gadis itu ke hadapanku!” perintah Dincer – nada suaranya terdengar mengancam. Olcaf hanya mengiya-iyakan saja dengan hati dongkol.
Bagaimana selanjutnya? Apa yang terjadi pada Ayaz dan Oyku?