Walk On Memories

Hot Americano

"TIBA : SEOUL STATION

KAMIS, 11 SEP 17, 14:53 KST"

Setelah melihat jadwal kedatangan yang tertera tiket kereta, aku melihat jam di tanganku. Waktu menunjukkan pukul 11.00 KST. Masih sekitar empat jam lagi untuk segera tiba di Seoul.

Perjalanan menggunakan kereta memang relatif cepat dibandingkan menggunakan bus. Jika menggunakan bus, perjalanan Daegu - Seoul bisa membutuhkan waktu lebih dari 7 jam. Belum lagi jika terjebak macet di jalan, akan membutuhkan lebih dari waktu tersebut. Sedangkan aku hanya memiliki waktu satu hari untuk melakukan perjalanan ini. Dengan kata lain, aku tidak menginap dan langsung pulang hari ini juga.

Duduk dekat jendela sangat menguntungkan bagiku. Karena aku bisa menikmati pemandangan indah yang disuguhkan selama perjalanan. Apalagi kali ini aku melakukan perjalanan sendirian dimana aku tak memiliki teman yang bisa kuajak untuk mengobrol. Hal lain yang biasa kulakukan jika sedang sendiri seperti ini adalah mendengarkan musik dari mp3 playerku. Sekedar memutar lagu-lagu favorit yang menyimpan banyak kenangan.

Duduk sendirian di kursi kereta menuju Seoul untuk menemui seseorang. Hal sama yang kulakukan di tahun lalu. Tiba-tiba senyum pahit muncul di sudut bibirku. Seiring dengan lagu yang berputar menghadirkan kembali kenangan di kala itu. Saat dimana kamu memintaku untuk datang ke kotamu.

Senang. Itulah yang pertama kurasakan saat kamu tiba-tiba menghubungiku. Sebuah pesan singkat menanyakan kabar yang kau kirimkan kepadaku. Komunikasi pertama darimu setelah hampir setahun kita berpisah. Dimana sebelum-sebelumnya kamu selalu mengacuhkan usahaku untuk menghubungimu.

Mungkin doaku telah dijawab oleh Tuhan. Hari dimana aku selalu berharap untuk bisa kembali dalam pelukanmu, mungkin akan segera tiba. Itulah yang ada dalam fikiranku saat itu. Maklum, ini hanya fikiran dari seorang gadis bodoh yang sangat mencintai kekasihnya. Tak ada fikiran negatif sedikitpun dengan kehadiranmu yang secara tiba-tiba seperti ini.

"Aku ingin bicara sesuatu denganmu, ayo ketemu." Itulah yang kau tuliskan dalam pesan singkatmu. Satu pesan yang bisa membuatku kegirangan layaknya orang gila. Rasa kangenku terhadapmu akhirnya akan segera terbayar. Rinduku untuk segera melihat wajahmu akan terwujud. Tanpa fikir panjang aku segera memenuhi keinginanmu untuk segera bertemu.

Ya Tuhan, aku akan segera bertemu Park Chanyeol. Hanya itu yang ada di fikiranku selama perjalanan di dalam kereta saat itu. Kerinduanku selama setahun lebih akan segera terbayar dalam beberapa jam ke depan. Begitu bersemangat aku melalui jam demi jam di dalam kereta. Nyanyian-nyanyian dengan lirik ceria, aku lantunkan. Aku akan segera bertemu kebahagiaanku.

Di Seoul, kota dimana kita pernah menghabiskan masa indah bersama, akhirnya kita bertemu kembali. Sesaat setelah aku melangkahkan kaki meninggalkan kereta, kamu melambaikan tangan dengan senyuman yang sangat kurindukan kearahku. Jika saja saat itu tidak banyak orang, mungkin aku sudah berlari memelukmu. Sungguh kerinduanku terhadapmu tidak terbendung lagi. Namun entahlah, disaat yang bersamaan aku baru merasakan ada sesuatu. Senyummu, terlihat agak berbeda bagiku.

Pertemuan yang kubayangkan akan mengembalikan kebahagiaanku, berubah menjadi sebuah silet tajam yang kembali menyayat hatiku. Wajah ceria yang nampak saat aku berangkat, berubah menjadi wajah muram diselimuti awan gelap yang akhirnya menumpahkan hujan air mata. Aku hanya bisa tertunduk lemas bersandar di jendela. Berbisik lirih dengan isak tangis, "Apa salahku Tuhan?"

***

Kedatanganku kali ini ke Seoul adalah untuk menemui Sehun sahabatku. Dari semua sahabatku yang lain, Sehun adalah satu-satunya sahabat lelakiku yang sudah sangat lama bersahabat denganku. Mungkin sudah 7 tahun kami bersahabat. Waktu yang cukup lama untuk tetap menjalin persahabatan. Namun lagi-lagi persahabatanku kali ini terpisah dengan berbedanya dengan kota yang kami tempati untuk kuliah.