Rachel mulai membuka kertas berwarna biru miliknya. Perlahan ia membaca. Berusaha kuat menahan semua air yang akan deras keluar dari matanya.
~~~
Aku ingat saat pertama kali kita bertemu. Kukira seperti meminum kopi di pagi hari. Ya, itulah biasanya. Tapi, lama aku sadar ini seperti meminumnya siang hari. Ya, beda. Dan aku sadar, perasaanku mulai beda padamu.
Kamu seperti mimpi. Kukira aku bisa mencapaimu lebih jauh. Tapi ternyata, memilikimu -sehari- pun ku tak bisa.
Aku belajar banyak darimu. Perjuangan, kehancuran, dan kebahagiaan. Kini aku berterimakasih.
Aku tidak pernah menyesal pernah menjadikanmu hal paling istimewa dihatiku.
Thanks for everything you give to me. Don't care it's pains or a rainbow. I like that. Thankyou :)
~~~
Untuk karya pertama ini cukup riuh tepuk tangan yang terdengar. Ada yang kagum.. nangis(?) Atau biasa saja.
"Kayaknya ada curhatan disini nih ya? Hehehe buat siapa sih Rachel?"
Sementara Rachel hanya tersenyum menyembunyikan semua jawabannya.
"Buat yang kedua, tolong dibaca langsung"
Ucap ketua OSIS SMA 8.Ya, seperti kalian ketahui tadi, SMA 69 dan 8 bergabung saat acara api unggun.
Rachel mulai membacanya
~~~
Bagai angin yang mengombang ambingkan kapal.
Otak dan hati
Entah ada apa tiba tiba selara.
Terbesit di otak "bolehkah aku kembali?"
Dihatipun berharap "bisakah aku kembali? Menunggu dan berjuang lagi?"
Namun semua itu sirna,
Bagai badai di siang hari.
Datang tiba2 tanpa ada tanda2nya.
Burung merpati menyampaikan kepadaku,
Sebuah berita yang berisi anak panah yang panas.
Bagai terjadi bencana dalam ketenangan.
Kesedihan,
Kehancuran,
Bahkan deraian air mata,
Semua menjadi satu
Berkolaborasi dalam panggung kehancuran.
Bagaimana bisa?
Orang sepertimu yang tidak peduli dunia.
Sudah dimiliki orang lain.
Hati kosongmu telah ada yang mengisi.
Kerapuhan ini begitu menyiksa.
Aku menderita sakitnya.
Hingga otak dan hati tidak selara lagi.
Otak menyesal mengizinkan sesuatu, menghantuinya dengan ingin kembali.
Namun hati terlalu keras.
Hati ingin tetap kembali dan menunggu itu.
Karna bagaimana bisa aku menjalani,
Jika melepasmu saja ku tak sanggup?
Namun,
Kita tidak pernah tau.
Bagaimana jadinya orang dimasa lalu kita?
Apa masa depan orang di masa lalu kita?
Hingga akhirnya kita sadar,
Bahwa kembali pada masa lalu
Hanya akan membuka pintu luka yang sudah terkunci.
Bagai bendungan air mata yang roboh.
Tumpahan derai ini begitu menggores hati.
Baru aku ingin kembali,
Namun aku telah terusir.
Baiklah cinta,
Mungkin ini takdirku.
Untuk kembali melepasmu dan merelakanmu.~~~
"Emang ya lo dari SD, SMP bahkan sekarang, suka banget suruh bikin yang berbau puisi"
Ucap Rama."Hehe.. ada ada aja lu"
Jawab Rachel."Gue inget banget dulu waktu perpisahan semua bersenandung, dan lo bacain puisi lo"
Ucap Rista."Dan Vano yang main piano"
Timpal Nashwa."Ufft"
Rachel mendengus kesal kalau semua selalu membahas soal.. ya, Vano.Ini bukan kumpul kelompok. Tapi kumpul teman yang dikenal. Oh tidak, lebih tepatnya mereka sedang Reuni.
"Gimana Vano?"
Tanya Nashwa."Apaan? Gila lo nanya Vano ke gue? Tanya ae ama pacarnya"
Jawab Rachel ketus."Baiklah, gue mencium hawa-hawa cemburu sih ini ya"
Ledek Rista terkekeh.Setelah selesai semua pembaca membacakan hasil karyanya, semua bersantai dibawah api unggun.
※
※
※Yaudahlah Vomment sadja yaa.. oiya komen dong kalian dimana kurang atau ada typo atau ada yang mau kasih saran
KAMU SEDANG MEMBACA
Hear My Heart
JugendliteraturCause if you truly love someone, it's ok to messed up the things.