19※Awal atau Akhir

1.1K 74 8
                                    

Orang itu adalah Friska. Yang memeluk Baska tepat didepan Rachel.

Satu langkah lagi padahal Rachel sudah sampai didepan Baska. Namun langkahnya tercekat katena ada orang yang selangkah lebih cepat darinya. Rachel balik arah dan tak sempat melihat Baaska yang menolak dipeluk Friska. Friska yang melihat Rachel mulai tersenyum sinis.

Dari jauh Diana meneriakki Baska. Baska menengok dan mendapati Rachel menangis di depannya.

"Kurang ajar" gumam Mourin. "Tungguin dulu mau apa dia" ingat Diana.

"Chel.." panggil Baska yang langsung memeluk Rachel. Rachel langsung mendorongnya keras.

"Kalau gue ketemu lo cuma buat liat kayak gini, sebaiknya jangan pernah temuin gue lagi!" teriak Rachel.

Mourin dan Diana tak habis pikir, kenapa disaat hubungan Baska dan Rachel hampir membaik, selalu saja ada penghancurnya. "Telfon Tarisa coba" ucap Diana pada Mourin.

Mou mencobanya beberapa kali tapi gagal, "yah.. di bogor lagi nggak ada sinyal pasti" helanya. Saat ini Tarisa memang sedang di Bogor karena ada acara keluarga.

"Lo ngapain nyuruh gue nelfon ais?" tanya Mou heran. "Ya gapapa, dia kan temen SD nya Friska, kali aja dia punya kontaknya gitu kan gue bisa nyuruh siapa gitu nanya dia beneran pacar Baska bukan" jelas Diana yang hanya dibalas anggukan paham dari Mou.

Rachel kembali pada kedua sahabatnya itu. Dress, tatanan rambut, dan make up nya semua hancur. Terlebih hatinya.

"Ayo pulang!" teriak Rachel.

※※※

"Cowok brengsek!" umpat Rachel keras.

"Eh kakaknya Rachel dirumah gak ya?" bisik Mou pada Diana. "Bego lu, dia lagi gini masa lo nanyain kakaknya" kesal Diana. "Ih bukan, kali aja kakaknya tau harus ngelakuin apa" jawab Mou.

"Aaargh!" Rachel berteriak dan tiba-tiba gelas terlempar dari tangannya.

"Chel! Kontrol diri lo!" teriak Diana yang mulai khawatir.

"Rachel.." teriak seseorang dari luar rumah Rachel. Diana dan Mourin bertanya-tanya suara siapa disana. Malam ini hujan sangat deras sehingga suara dari luar terdengar kurang jelas.

"Buka gih" ucap Diana. "Gak ah dingin.." jawab Mou. "Yee.. manja lo, kasian tu orang kalau keujanan gimana" kesal Diana. "Lo aja sana.." Mou balik menyuruh.

Diana mengeluarkan senjata terakhirnya, "gue doain itu kak Rehan, terus keujanan, dan gue bakal bilang lo gak mau bukain pintu, dia marah sama lo gak mau ketemu lo, mampus" ucap Diana penuh penekanan.

Dan dengan bodohnya Mou langsung keluar dari kamar Rachel dan terburu-buru turun tangga membukakan pintu. Berharap dia Raihan, kakaknya Rachel.

"Loh loh? Baska? Lo ngapain"

"Rachel? Ada di- ehh.. nggak. Lo jangan keatas"

"Bentar gue bilang dulu"

"Diem kek lo ah basah tau"

Terdengar debatan dari bawah sana. Terdengar juga suara langkah kaki Mou berlari menaiki tangga..

"Sialan! Malah Baska yang dateng" umpat Mou pada Diana. Jelas Diana langsung terbahak-bahak.

Hear My HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang