Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
**
Ada yang ingin kutanyakan..
**
Ladang bunga canola Minggu, 09.47
"(Y/n)"
"Apa?"
"Ada yang ingin kutanyakan.."
Kamu yang sedari tadi sibuk memotret indahnya kuning ladang bunga canola, menoleh ke arah Daniel.
Lelaki itu sedang memandang langit biru yang membentang luas di atas sana. Mendongak dan menutupi bagian dahinya agar tak silau oleh mentari.
Tampan. Satu kata yang dapat mendeskripsikan teman baikmu ini. Ia pandai membuat para gadis jatuh hati padanya hanya dengan melihatnya.
Tapi, mungkin hanya kamu yang tahan untuk berlama-lama dengannya. Mengapa?
Daniel, si lelaki tampan ini kelebihan dosis rasa ingin tahu.
Mungkin saat Tuhan menciptakannya, Tuhan tak banyak bicara. Jadi ketika Daniel lahir ke dunia, ia hobi menanyakan segalanya. Mungkin?
Lagipula.. hanya kamu yang mau dengan sabar menjawab beragam pertanyaannya. Walaupun terkadang kamu juga suka kesal ketika ia bertanya hampir setiap saat.
"Tadi kau mau tanya apa?"
Daniel berhenti memandang langit dan menoleh kearahmu. Lelaki itu meringis, khas ketika ia mau bertanya sesuatu padamu untuk kesekian kalinya.
"Kau tahu makna bunga canola atau tidak?" tanya Daniel.
Kamu menggeleng. Tuh kan. Anak ini suka bertanya mengenai hal-hal seperti ini.
Ia mungkin bisa saja terlahir menjadi filsuf yang mempertanyakan segala hal.
"Tidak, Daniel. Kupikir.. ia tak memiliki makna tertentu," jawabmu.
Daniel mengangguk-anggukkan kepalanya dan kembali melihat padamu.
"Apa?"
Lelaki itu tersenyum.
"Pergi ke sisi yang lain, yuk," ajaknya, lembut.
Kamu tersenyum dan mengangguk. Perlahan, Daniel meraih tanganmu dan menggenggamnya erat. Kamu sedikit terkejut.
Teman baikmu ini tak pernah melakukan hal ini sebelumnya.
"Dani-"
Sebelum sempat kamu memanggil namanya, ia terlebih dahulu menarikmu pergi.
