Park Woojin #9. Listening

1.5K 246 68
                                    

**

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

**

Woojin, terimakasih. Kau mendengarkan aku ketika tidak ada lagi orang lain yang mau

**

Lapangan Basket komplek
Selasa, 21.40

"Woojin, aku tahu kau disini"

Woojin, lelaki yang duduk di pelataran lapangan basket sontak menoleh melihatmu. Kamu berdiri memandangnya sembari tersenyum kecil.

Pakaian seragam masih melekat di tubuhmu. Maklum, kamu baru saja tiba kesini sepulang dari sekolah beberapa menit lalu.

Perlahan, kamu melangkahkan kakimu, duduk tepat disisi lelaki itu.

Melihatmu duduk, Woojin melepaskan jaket yang dikenakannya dan menaruhnya menutupi rok sekolah yang kamu kenakan.

"T-terimakasih," ucapmu, setengah terkejut.

Woojin mengangguk. Lelaki itu memandang lurus ke ring basket di ujung lapangan.

"Kau mengapa bolos lagi, sih? Sudah tahun ketiga lho," tanyamu, hati-hati.

Woojin tersenyum setengah dan menoleh padamu. Ia menunjuk pada luka diwajahnya. Ya.

Luka hasil ia berkelahi kemarin masih berada disana.

"Sakit," jawabnya singkat, dengan nada manja.

Kamu tertawa kecil dan menepuk pelan bahu lelaki itu.

"Itu bukan alasan, tahu. Lagipula.. kenapa juga kau berantem lagi kemarin? Aku khawatir," ucapmu.

Park Woojin. Tak ada yang tak kenal orang ini. Tipikal anak nakal yang selalu ada di tiap sekolah.

Ia bukan tukang bully. Hanya nakal. Semacam hobi tak mendengarkan kelas, bolos, berkelahi, dan semacamnya. Entah apa yang ada dipikirannya.

Tapi senakal-nakalnya Woojin, ia adalah teman dekat 'rahasia' mu.

Rahasia?
Ya.

"Benarkah? Kau mengkhawatirkan aku?" tanya Woojin, menggodamu. Ia tersenyum khas.

Kamu pura-pura cemberut.

"Tidak, b-bukan seperti itu. Maksudku.." ujarmu, sedikit terbata.

Tanpa menunggumu menyelesaikan kalimatmu, Woojin tertawa kecil dan mengusap kasar rambutmu.

"Hey!"

Kamu mengambil tangan lelaki itu dari rambutmu dan pura-pura kesal.

Woojin memandangmu dan tersenyum setengah, memperlihatkan gigi gingsulnya.

be you | pd101 s2 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang