Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
**
Kau tahu? Aku berbuat baik bukan untuk membuat mereka menyukaiku..
**
Jumat, 19.11
Besok Senin ujian tengah semester dan kamu belum belajar apapun. Bahkan, sejak sedari tadi kamu di perpustakaan sekalipun tidak membawamu pada pemahaman. Tidak mengerti materinya, sedikitpun.
Tapi bukan salahmu juga kamu tak sempat belajar hari-hari sebelumnya. Kamu harus melalang buana jauh ke Filipina untuk kegiatan volunteer-mu. Semacam kegiatan volunteer antar negara gitu, deh.
Kamu lolos seleksi kegiatan volunteer di Filipina itu, dan berangkat kesana tepat minggu lalu. Bahkan kamu baru menjejakkan kaki kembali ke negara ini kemarin. Alhasil, belum sempat deh kamu belajar.
Setelah hampir satu setengah jam di perpustakaan, kamu memutuskan untuk beranjak dari sana. Kamu sudah terlambat sekitar sepuluh menit untuk waktu belajar mandiri. Akhirnya, kamu bergegas merapikan buku bukumu dan meraih ranselmu di loker penitipan tas. Tanganmu mendekap sebuah buku untuk digunakan belajar nanti.
Kamu segera berlari keluar perpustakaan dan menuju tempat belajar mandiri yang berlokasi tak jauh dari perpustakaan. Tapi..
Brukk!
Saking hebohnya berlari, kamu menabrak seseorang ketika berbelok ke koridor lain. Buku yang tadinya kau dekap jatuh dari tanganmu. Nyaris juga tubuhmu.
Tapi orang yang kamu tabrak itu menarik tanganmu ke dalam, mencegahmu untuk jatuh.
Kamu menundukkan kepalamu ketika orang itu menarik tanganmu mendekat padanya. Pucuk kepalamu membentur pelan bagian dada orang itu.
Segera setelah itu, orang itu melepaskan tangannya perlahan dan menempatkanmu pada posisi semula. Ia menunduk, mengambil buku milikmu yang jatuh.
"M-maaf a-aku tak s-sengaja," ucapmu gugup. Belum terlihat dengan pasti sebenarnya siapa yang kamu tabrak. Kamu tak berani mendongak memandang wajahnya. Yang jelas, tampak dari celananya, ia adalah seorang laki-laki.
"Tidak, tak apa. Kau malah yang nyaris terjatuh tadi. Ini.. buku milikmu," ucap lelaki itu, sembari mengulurkan bukumu.
Perlahan, kamu mendongak. Lelaki itu cukup tinggi. Kira kira sekitar tigapuluh senti lebih tinggi darimu. Betapa terkejutnya kamu, melihat lelaki itu.
