A Thousand Years

2K 255 10
                                    

Akad nikah sudah selesai pagi tadi.
Statusku sudah berubah sekarang. Jika dulu banyak yang mengataiku karena di usia yang matang ini belum juga menikah, kini itu tidak akan terjadi lagi.

Al, dengan usia yang lebih muda dariku, memantapkan diri memilih untuk menjadi pendampingku, dan menjadi imam dalam rumah tangga kami.

Banyak orang mulai menaiki pelaminan. Mengucapkan selamat sambil bersalaman dan tidak sedikit pula memeluk atau mencium pipiku.

"Wah,,, gue nggak nyangka lo bisa nikah juga Yuk. Gue kira lo bakal jadi perawan tua. "
Ucapan yang terdengar kasar itu keluar dari bibir Keyna. Sahabat termenyebalkan sejagat raya.

Menyebalkan yang baik. Iya, dialah satu-satunya teman yang selalu peduli padaku. Meski kini dia sudah memiliki anak, dia tetap jadi Keyna. Keyna si cerewet, bawel dan perhatian.

"Sembarangan lo. Nggak mungkinlah Tuhan ngebiarin gue sendiri.! " jawabku agak ketus.

"Al, lo jagain nih Yuki. Biar dia lebih tua dari lo, dia itu manja. " pesan Keyna yang dibalas tawa oleh Al.

"Al udah tau gue Key." sambarku.

Keyna kembali memelukku gemas.
"Cepet dapet dedek ya. Gue udah mau dua lho. " bisiknya.

Kulepaskan pelukanku dan menatapnya kaget. "Lo isi lagi? " tanyaku tak percaya.

Keyna tertawa malu.
"Sstt,,, "

"Oh my God, Key. Anak lo baru bisa jalan, udah mau nambah lagi. ?" tanyaku dengan suara sengaja dibesarkan.

"Astaga, nggak bisa jaga rahasia. " ringisnya.

"Kamu hamil sayang? "
Itu pertanyaan suaminya. Kevin.

Aku menatap Keyna dan Kevin bergantian.
Dan Keyna hanya nyengir menatap suaminya.

"Udah ah, gue turun. Yuk sayang. " ajak Keyna menarik lengan suaminya.

Kurasa, Keyna ingin memberi kejutan untuk suaminya. Tapi, aku mengacaukannya. Tak apa. Mungkin bisa dicoba di kehamilan ketiga.

Beberapa orang masih berada di gedung ini. Terutama keluarga dan sahabat-sahabatku dan Al.

Aku mengangkat gaun panjangku untuk memudahkan aku bergeser dari tempatku semula.
Kudekati pemain musik lalu membisikkan sesuatu padanya.

Kembali, musik berbunyi.

Aku menyambar mic yang berada di atas meja lalu kuletakkan di depan bibir.

Heart beats fast
Colors and promises
How to be brave
How can I love when I'm afraid to fall
But watching you stand alone
All of my doubt, suddenly goes away somehow

One step closer

Aku mendekat ke arah Al sambil menggenggam jemarinya.

I have died everyday, waiting for you
Darling, don't be afraid, I have loved you for a thousand years
I'll love you for a thousand more

Aku tersenyum sambil meletakkan tangan Al yang aku genggam di depan dadaku.
Al menatap sekeliling dengan wajah yang sedikit malu.

Lalu kulanjutkan nyanyianku sebagai balasan dari lamarannya beberapa bulan yang lalu.

Time stands still
Beauty in all she is
I will be brave
I will not let anything, take away
What's standing in front of me
Every breath, every hour has come to this

One step closer

Kini aku menghadap pada para undangan yang sebelumnya berisik kini khusyuk mendengar lantunan suaraku yang sebenarnya tidak begitu bagus ini.

I have died everyday, waiting for you
Darling, don't be afraid, I have loved you for a thousand years
I'll love you for a thousand more

Kami bernyanyi dengan satu mic yang sama.
Tangan Al memeluk pinggangku erat. Dan pipi kami saling menempel.

And all along I believed, I would find you
Time has brought your heart to me, I have loved you for a thousand years
I'll love you for a thousand more,,,

Seperti konser dadakan, beberapa orang melambaikan tangan ke atas sambil mengikuti lirik lagu.
Lagu ditutup dengan Al yang mencium bibirku di depan banyak orang.

Dan itu cukup membuat suasana yang tenang menjadi ramai karena beberapa dari mereka teriak dan terbawa perasaan.
(Red:Baper)



Title : A thousand years
By Christina Perri

Dari Lagu (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang