Bukti

1.7K 186 26
                                    

Biasa dengan kegelisahan, aku mengabaikan hal itu malam ini. Entah tepatnya jam berapa sekarang, tapi aku tau jika ini sudah lewat pukul 12 malam.

Mataku terjaga sempurna.
Nyeri pada perutku tiba-tiba melanda.

Apa ini waktunya?

Aku menggoyangkan tubuh Al yang tidur di sampingku.

Al bergerak, matanya mulai terbuka lalu menatapku.

"Kenapa? " tanyanya dengan mata memicing. Mungkin terkejut.

"Perut aku,! " keluhku sambil meringis.

Al terduduk, lalu menatapku seperti orang bingung.

"Al,, perut aku sakit. " ucapku lagi seolah menyadarkannya.

"Eh iya,, duh , aku ngapain dulu nih?" tanyanya. Asli ,Al seperti orang linglung yang tidak tahu harus berbuat apa.

"Kamu bangunin Shania deh. Buruan,,,!" ucapku lemah, sesekali meringis. Tidak tahukah dirinya jika saat ini perutku benar-benar sakit.

"Ya ya ya,,, kamu tunggu bentar ya! " ujar Al sebelum meninggalkan aku.

"Katanya tiga hari, kenapa meleset? " ucapnya yang samar-samar terdengar.

***

Kini kami bertiga sudah di dalam mobil.
Sebelum ini suara kesal Shania dominan terdengar di telingaku.

Itu berawal saat Al benar-benar seperti orang yang tidak tahu apa-apa.
Bahkan Al mendebat Shania untuk membawaku ke rumah sakit saja.

"Nggak mungkin Al. Kamu nggak liat Kak Yuki udah meringis gitu. Jarak rumah sakit masih jauh. Kita ke klinik aja. !"

"Deket Nju, aku akan bawa mobilnya ngebut. "

"Udah, sini aku aja yang bawa. " ucap Shania tak mau kalah.
"Kamu pegangin Yuki. Biar tau gimana paniknya liat istri mau ngelahirin. "
Raut wajah Shania bercampur, dari panik hingga kesal.

"Nggak. Di klinik itu alatnya nggak lengkap. Nanti kalo ada apa-apa gimana? "

"Al, ini tuh darurat. Lagian selama masa kehamilan, Kak Yuki nggak ada masalah apa-apa. Jadi nggak papa kalo kita ke klinik bersalin aja. "

"Ya tetep aja di sana nggak lengkap. Aku nggak mau nanti Yuki kenapa-kenapa .!"

"Sok tau . Jaman tuh udah berubah. Aku juga yakin kalo fasilitas di klinik lebih baik sekarang . " debat Shania lagi.

"Cukup, " leraiku. Shania menatapku, dan Al melirik lewat cermin di atasnya.
Mereka berdua diam. 
Roda mobil masih berputar menyusuri aspal .

"Al, aku udah nggak kuat. Bawa ke klinik terdekat aja ya. " pintaku lemah pada Al.

"Tuh, kamu denger sendiri kan. !" ucap Shania.

"Tapi sayang,,, "

"Kamu mau aku ngelahirin di sini? " potongku cepat.

"Iya iya, kita ke klinik . !"
Ucapnya pasrah .

Ada napas lega keluar dari hidung mancung Shania. Aku tau, mereka sama-sama tegang. Terlebih pada Al yang pertama kali mengalami hal ini.

****

Mimpiku kembali terwujud saat seorang wanita keluar dari ruangan tempat Yuki melahirkan dan bicara pada kami jika anakku berjenis kelamin laki-laki.

Tegang dan panik seketika hilang berganti dengan lega dan bahagia yang luar biasa terlebih mendengar mereka--Yuki dan anakku-- dalam keadaan baik-baik saja.
Ucapan syukur tak pernah lepas dari bibirku.
Shania merangkul bahuku sambil mengucapkan selamat.

Aku memeluk Shania kemudian dengan eratnya. Ada setetes air dari mataku keluar. Airmata yang mewakili segala bahagia yang  tak mampu aku keluarkan lewat bibir dengan kata-kata.

"Ah,,, kamu jadi ayah sekarang. Selamat Al,, " ucap Shania lagi nyaris teriak.

Bahagiaku menular pada Shania yang juga tak lepas dari tawa lebarnya.

Aku sungguh tidak sabar melihat anakku yang selama sembilan bulan hidup dalam rahim Yuki. Penasaran dengan wajahnya yang akan mirip dengan siapa. Aku harap, dia akan mirip dengan kami berdua.
Ah,, , jika diperbolehkan masuk sekarang , aku akan segera memeluk Yuki dan mengucapkan banyak terimakasih atas apa yang dia berikan padaku.
Terimakasih karena telah menjadikan aku seorang ayah. Terimakasih sudah menjadi ibu untuk anakku.
Dan terimakasih untuk anggota baru yang akan melengkapi keluarga kecil kami.



End

Hai hai hai,,,,nyaris satu bulan tak menyapa. Maafkanlah. 
Ada kesibukan di dunia nyata yang mengharuskan saya mengabaikan cerita ini.
😅😅
Tp percayalah bukan cuma lapak ini yg terabaikan. 😄😄

Bersyukurlah kalian yg baca kata end di atas. Itu berarti kalian tidak perlu lagi menunggu lanjutan cerita ini, sebab kita akan bertemu dalam cerita lanjutan di karya selanjutnya inshaaAllah.
😄

Oh iya,,, yg mau Kasih saran judul untuk sequelnya silakan, mau kasih saran nama untuk Alki junior juga boleh. Saya terbuka buat kalian yang sukarela memberi ide.

Salam manis dari saya, Mi.

Happy holiday  😉

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 26, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dari Lagu (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang