Mantan Terindah

1.7K 241 12
                                    

Hari ini Al sudah mulai masuk kantor. Aku di rumah menunggu kedatangannya yang katanya akan pulang lebih awal.

Oh iya, satu minggu sebelum pernikahan, aku resign dari tempat kerja karena takut tidak bisa mengurus rumah tangga. Aku hanya akan fokus pada Al dan kehidupan baru kami.

Dering ponselku berbunyi, sebuah pesan pendek dari Al.

"Sayang,,, 😘"

Aku tidak paham maksudnya apa. Karena sejak status kami yang kini menjadi sepasang suami istri, untuk pertama kali Al mengirim sms seperti ini.
Biasanya hanya pesan singkat berbunyi
"Jangan lupa makan. "
Atau umumnya,

"Selamat pagi, "

"Selamat siang, "
Dan terakhir
"Selamat malam "

Al itu tidak romantis. Dia makhluk terkaku yang pernah kukenal.
Sejujurnya , aku tidak pernah menyangka ternyata orang terakhir yang akan menjadi suamiku itu Al. Pacaran setahun saja aku jalani dengan setengah hati.
Ketidakseriusanku punya alasan. Al tidak pernah menunjukkan ketertarikan yang berlebihan. Lalu dari usia yang terpaut 2 tahun lebih muda dariku membuat aku pun yakin jika Al tidak akan mungkin mau menikah denganku. Dan pasti itu dilakukan hanya untuk mengisi kekosongannya saja.

Aku akui itu salah. Karena semua perkiraanku tidak terbukti.

"Apa? "

Balasku singkat.

"Gue kangen,, 😍"

Aku tersenyum geli membaca pesannya.

Padahal beberapa hari setelah menikah , kami selalu habiskan berdua. Entah dimana pun. Di kamar, di sofa, bahkan belanja untuk keperluan saja dia tidak membiarkan aku untuk pergi sendiri.
Aku tidak menyangka jika Al seposesif ini.

"Cepet pulang makanya. Gue tunggu. "

Setelah membalas pesan itu,  aku melanjutkan aktifitasku di dapur.
Memasak untuk makan malam kami.

🌹🌹🌹

Deru mobil terdengar. Al sudah pulang rupanya.
Tapi tunggu, sepertinya Al tidak sendiri.
Beberapa bunyi lain seperti motor mengikuti hingga suaranya mesinnya mati di depan rumah.

"Al pulang bareng siapa? " gumamku.

Aku bergegas ke depan dan melihat Al  bersama siapa.

Kuhitung beberapa orang yang mulai keluar dari mobil di belakang mobil Al. Lalu ada pula yang turun dari motor.

"Satu, dua, tiga, empat ,,, kok itu cewek turun dari mobil suami gue sih? "

Sebelum bel ditekan, aku terlebih dahulu keluar dan menyambut beberapa orang yang salah satunya aku kenal adalah teman dekat Al. Brandon.

"Yuki, apa kabar? " sapaan hangat itu keluar dari bibir Brandon.

"Baik, lo sendiri? "
Tanyaku balik sambil bersalaman pada lelaki dengan setelan kacamata ini.
" Gue baik juga, " balasnya.

Lalu diikuti sapaan tamuku selanjutnya yang memang terlihat ramah .
Mataku beralih pada perempuan yang turun dari mobil Al.

"Hai " sapanya singkat.
Aku tersenyum lalu menyuruh mereka semua masuk.

🌹🌹🌹

"Mau dikatakan apa lagi,
kita tak akan pernah satu,,,, engkau di sana, aku di sini,,, meski hatiku memilihmu, "

Aku bernyanyi di depan wastafel. Mataku menatap cermin dan mencuci tanganku di sana .

Seperti biasa, Al akan datang tiba-tiba sambil memeluk perutku dari belakang. Kepalanya bersandar pada bahuku sambil menatap lewat cermin.

Beberapa detik kemudian bibirnya menciumi pipiku hingga leher berulang.
Aku mencoba bergeming walau rasa geli menyergap .

"Lo yang ditinggal apa lo yang ninggalin dia? " tanyaku dengan nada super dingin.

Al terdiam.

Tak lama, dia membalikkan tubuhku  menghadapnya .

"Ini lagi bahas Citra? "

Aku diam tidak merespon. Mataku menatap ke arah lain.

Perempuan yang turun dari mobil itu cukup membuatku tidak suka. Apalagi setelah salah satu temannya keceplosan mengatakan bahwa Citra adalah mantan kekasih Al yang baru kembali dari luar kota.

"Gue yang ditinggal . "

Aku mendengus mendengar jawabannya.

"Hahahah,,, istri gue lagi cemburu ." ucapnya sambil tertawa.

Aku melayangkan tatapan horror dan itu berhasil membuat dia diam seketika . Aku kan serius. Responnya malah bercanda.

"Ya kan gue punya alasan. " jawabnya melanjutkan.

"Masa' cowo mutusin cewe."



Dari Lagu (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang