Mual karena hamil muda itu wajar katanya. Dan aku sedang mengalaminya sekarang.
Ingin selalu makan, tapi nyatanya tidak ada satu pun yang bisa masuk. Bahkan belum sampai tenggorokan, makanan yang sudah terbayangkan lezatnya itu keluar begitu saja.
Seperti semalam.Tanpa sengaja aku melihat sebuah video yang menampilkan makanan yang tiba-tiba saja menggugah seleraku. Martabak Bangka.
Entahlah, martabak itu terlihat sederhana memang. Tapi, kepulan asap saat martabak itu dipotong, keinginanku untuk makan , muncul tiba-tiba."Sayang,,, " aku menggoyang lengan Al yang ada di sampingku .
"Hmm,, " jawabnya terdengar malas.
"Beliin aku ini dong.!"
"Apa? " tanyanya. Al melihat ponselku lalu menatapku.
"Martabak? " tanyanya meyakinkan.
Aku mengangguk.
Al melirik jam digital di atas nakas.
"Mau ikut atau tunggu di rumah aja? " tanyanya lagi.
"Tunggu di rumah aja ya. !"
Al turun dari ranjang dan keluar setelah mengelus perutku.
Aku tau jika maksud elusannya adalah caranya berkomunikasi pada calon anak kami.
****
Setengah jam menunggu di ruang tengah, martabak pesananku datang.
Benar saja, wangi khas dari martabak itu mulai masuk di indra penciumanku.
"Wah,,, udah datang, " ucapku semangat.
"Nih,, dimakan. Jangan enggak. " perintah Al lembut setelah meletakkan martabak itu di atas piring.
Aku mengangguk antusias.
Aku mengambil satu potongan martabak ukuran sedang. Masih hangat, coklat yang meleleh di tengah-tengahnya membuat aku makin berharap jika martabak ini akan lolos hingga perutku. Tapi, itu sia-sia saat aku mulai mual kembali.
Aku pergi ke kamar mandi, memuntahkan gigitan martabak kecil itu. Dan lagi , usahaku kali ini gagal .
"Mual lagi? " tanya Al sambil mengelus punggungku.
"Iya, " jawabku lemah.
"Ya udah nggak papa, jangan dipaksain. Aku juga nggak tega liat kamu kaya' gini."
Aku menatap Al lalu tersenyum.
"Kamu yang abisin ya martabaknya,--"
Ucapanku menggantung.Al mengernyit,
",,,, Semuanya. " sambungku.
"Semuanya? " tanya Al tak percaya.
"Iya, semuanya. Aku pengin kamu abisin semuanya. "
"Itu banyak sayang,, "
"Ini permintaan anak kita lho. Ntar dia besarnya ngiler gimana? "
"Aku nggak mau lahh, "
"Nah, makanya. Makan ya. Please ,," ucapku memohon.
Aku menarik tangan Al dan menempelkannya pada perut,
"Calon anak kita minta ayahnya untuk makan martabak sampe abis. Kalo nggak mau, ibunya ngambek.! ""Lho, kok kamu yang ngambek? "
Al menatapku.
"Suka-suka aku dong! " jawabku.
"Orang hamil mah bebas. "
"Tapi kan nggak semuanya juga. Setengahnya aja ya. !"
Aku menggeleng.
"Semuanya sayaaaaaanggg,,, "
Al menarik napasnya, lalu mengembuskan pelan.
"Oke. Demi kamu, dan demi anak kita. !" ucapnya pasrah.
Lalu ekspresinya berubah seperti anak kecil yang terpaksa menuruti keinginan orangtuanya. Meringis dan menggerutu.
"Senyum dong. Kan enak aku suruh makan martabak. Kalo tiba-tiba ngidamnya extrim gimana? "
"Jangan. !" ucapnya cepat.
"Ini aja ribet, mau yang lain.! " gumamnya sambil memakan martabak. Dan itu berhasil membuat aku tertawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dari Lagu (✔)
FanfictionCerita pendek nan singkat. Terkhusus, para pecinta Yuki Kato. Tapi,,,,, beberapa adegan, mungkin mengandung unsur dewasa. Yg di bawah umur, mohon bijak dalam membaca. Salam manis, MissMi 😘