Pagi pertamaku diawali dengan dengkuran halus Al . Napasnya menerpa wajahku teratur.
Kami tidur dengan satu selimut yang sama. Tangannya melingkar pada perutku hingga pinggang.Aku menatap bibirnya yang kini menjadi candu buatku. Bibir yang hanya boleh untukku seorang.
Bibir itulah yang semalaman berpetualang di setiap inchi tubuhku. Tubuh yang juga sudah resmi menjadi miliknya mulai dari kemarin.Kukecup singkat bibir itu sebagai sapaan pagiku. Lalu tak lama, kelopak matanya mulai bergerak.
Aku tersenyum menatap pemandangan itu, dan dengan jahil, kuulangi perbuatanku sebelumnya , namun sedikit lebih lama.
Kulepaskan pagutan bibirku, tapi ternyata Al menahan kepalaku dengan sedikit kuat.
"Mencuri itu nggak baik, Yuki. Apalagi ciuman . " ucapnya dengan suara yang makin berat.
Jarak bibirnya dan bibirku hanya beberapa centi. Sapuan udara dari bibirnya saja sangat terasa hingga masuk dalam indra penciuman.
"Gue nggak nyuri. Punya lo, punya gue juga. " jawabku sedikit nakal.
Jujur saja. Ini adalah sisi lain dari diriku yang aku tunjukkan langsung pada Al. Alasanku tepat. Karena aku mencurahkan pada orang yang semestinya .
"Ohh, benarkah?" tanyanya seperti menantang.
Tangannya meremas pinggangku erat. Tapi, tidak membuatku merasa kesakitan.
Sesuatu dalam diriku merespon cepat.
Ah,,, jika seperti ini, kejadian semalam akan terulang."Al, gue pengin pipis. " interupsiku saat bibirnya mulai merambah di leherku.
Aktifitasnya berhenti sejenak.
"Nggak bisa ditahan? " tanyanya.
Aku menggeleng.
"Kita lanjutin kapan aja bisa ,ya!. " bujukku.
Aku menarik selimut dan menggulungkan pada tubuh lalu berjalan ke kamar kecil dengan langkah terburu.Al? Dia melilitkan sprai pada tubuhnya yang juga polos.
****
Rambutku sudah basah karena setelah buang air kecil, aku memutuskan untuk langsung mandi.
Aku memakai kimono putih dengan handuk kecil yang masih setia bertengger di leher."Sayang, mandi gih! " titahku pada Al yang masih betah tidur di atas kasur.
Kini tubuhnya sudah memakai celana pendek dan kaus putih.
"Hemm,,, " jawabnya singkat.
Al terduduk dengan malas. Matanya bahkan masih enggan terbuka .
"Tunggu bentar ya! Gue buatin kopi. " ucapku. Setelah itu aku keluar kamar.
Sepanjang perjalanan ke dapur, aku mulai berpikir.
Sejak awal hingga kini, aku dan Al tidak pernah merasa terusik dengan panggilan kami yang tetap konsisten dengan lo-gue. Entah karena terbiasa lalu timbul rasa nyaman.Apa nanti bisa aku ganti jadi aku-kamu agar lebih terdengar manis?
Akan kucoba.
Secangkir kopi panas telah selesai aku buat. Saatnya aku berikan pada suamiku. Al.
Kubuka pintu kamar dan lagu yang semula terdengar samar, kini terdengar lebih jelas .
"You're so beautiful
But that's not why I love you
I'm not sure you know
That the reason I love you ,, ""Being you, just you. "
Sebuah tangan memeluk pinggangku dengan erat. Mencium tengkukku pelan dari belakang. Nyaris saja cangkir kopi yang kubawa tumpah jika aku tidak membenarkan posisinya.
"All,,,, " ucapku dengan nada memperingatkan.
"Nih kopinya. !"
Dia menggeleng dan masih tetap bernyanyi.
"Hey,, do you feel, do you feel me? do you feel what I feel too?
"
"Do you need? do you need me? Do you need me,,,,? "Aku mengangguk menjawab pertanyaan dengan lirik yang Al tekankan pada tiap katanya.
"I love youuuu, "
Teriaknya seperti orang gila.
"Love you too."
Balasku tak kalah gila.Kami sama-sama gila karena cinta.
Title : I Love You
By Avril Lavigne

KAMU SEDANG MEMBACA
Dari Lagu (✔)
FanfictionCerita pendek nan singkat. Terkhusus, para pecinta Yuki Kato. Tapi,,,,, beberapa adegan, mungkin mengandung unsur dewasa. Yg di bawah umur, mohon bijak dalam membaca. Salam manis, MissMi 😘