bites - minhyun

10

"Karena aku tidak ingin melihatmu di sini."

Aku bangkit dari tempat duduk dan menghampirinya.

Ia terlihat kebingungan, lucu sekali.

Ini hal langka, karena dia jarang menunjukkan emosi selain wajah juteknya.

Biar aku ingat-ingat, ekspresi Minhyun yang pernah aku lihat adalah;
1. Jutek
2. Dingin
3. Mengantuk
4. Kebingungan

Oh baik, lupakan. Kembali ke tujuan awalku untuk mencubit pipinya dengan keras.

"Kayaknya kamu harus beli saringan supaya omongan kamu itu bisa disaring sedikit."

Ia menepis tanganku yang berada di pipinya.

"Jangan sentuh aku."

"Kenapa?"

"Aku—"

"Kamu pasti takut baper sama aku kan!"
jawabku dengan sangat yakin.

"Haha," tawanya dengan sarkastik, "Bercandamu sungguh lucu."

Aku kembali mencubit kedua pipinya dengan keras, biar saja dia kesakitan.

"Sudah aku bilang jangan sentuh aku!" Ia kembali menepis tanganku.

Wajahnya terlihat merah entah karena dia malu atau karena hasil karyaku.

Ia sibuk mengelus wajahnya sedangkan aku dan Woojin sibuk menertawainya.

"Hanya perasaanku atau pipimu memang dingin ya?"

"Kak Minhyun, berhenti bersikap ketus pada Mina dong. Kasihan dia." sahut Woojin tiba-tiba.

"Diamlah Woojin."

Aku memajukan bibirku, "Apa aku harus menyogokmu agar kamu bisa bersikap manis padaku?"

Ia mengangkat piring serta sendok garpunya menuju tempat cuci, "Bermimpilah, Mina."

"Stoberi." sahut Woojin lagi, "Kakakku yang satu ini sangat suka semua hal yang berbau stoberi."

Kali ini, Minhyun yang menutup mulut Woojin dengan tangan yang masih penuh sabun cuci piring.

Aku tersenyum lebar, "Baiklah! Aku akan membeli cupcake strawberry, atau kamu mau strawberry cheesecake?"

"Tidak, aku benci stoberi." ujar Minhyun sambil melipat tangannya di depan dada.

Tanpa ijin, aku membuka kulkas yang terletak di dapur.

Rak dari atas sampai bawah terisi penuh dengan buah dan susu stoberi.

"Lalu ini apa? Buah merah yang asam sama seperti eskpresi wajahmu setiap hari?"

🌸🌸🌸

to be continued