19

4.1K 763 87
                                    

Happy 15k! Thankyou para readers ku tersayang,
jangan lupa vote dan komennya ya
(๑•́ ₃ •̀๑)







Minhyun's







"Apa-apaan itu barusan?"

Aku yang sedang membaca buku terpaksa harus menoleh pada Woojin.

"Kak Irene tidak memanggilku. Apa kamu sengaja?" selidiknya.

"Ya, aku memang sengaja."

Woojin menarik kerah bajuku, yang membuatku mau tidak mau harus berdiri.

"Dengar ya, aku sudah muak berbuat baik padamu. Mana ucapanmu untuk menjauhinya?"

Aku mendecih,
"Apa kamu tidak sadar kalau selama ini aku hanya melarangmu yang mendekatinya?"

"Brengsek." Woojin melepaskan cengkraman pada kerah bajuku. "Tingkah labilmu sungguh membuatku bingung."

"Tingkahku tidak membingungkan, tapi kamu yang tidak mengerti."

"Kalau begitu jelaskan agar aku mengerti dan bisa menjauhinya jika itu yang kamu mau!"

"Ceritanya terlalu panjang."

Tanpa diduga, Woojin memberikan pukulan pada pipi kiriku yang membuatku sedikit terhuyung.

Aku tertawa, merasa pantas menerima hal ini.

Ia hendak melayangkan pukulan ke pipiku yang satu lagi ketika Joohyun mendatangi kami.

"Oh gosh,"

Joohyun berdecak kemudian tangannya terulur untuk meraih telinga kami, "Aku sudah tau pasti kalian akan meributkan hal ini."

"Lepaskan, aku bukan anak kecil yang perlu dijewer." protes Woojin.

"Iya, tapi tingkah kalian tetap seperti anak-anak. Kalau mau ribut jangan berisik, orang yang kalian bicarakan ada di bawah."

"Mina di sini?"
tanyaku yang dijawab anggukan oleh Joohyun,
sedangkan Woojin langsung melangkahkan kaki, mungkin untuk menghampiri Mina.

"Minhyun,"
Joohyun menangkup wajahku, "Kamu belum menjelaskannya ke Woojin?"

"Tidak, aku tidak bisa."

"Cepat atau lambat, kamu harus memberitahunya."

Aku mengangguk agar ia menyudahi pembicaraan yang aku benci.

Joohyun menarikku ke pelukannya
sebentar.

"Ngomong-ngomong, untuk apa kamu memanggil Mina ke sini?"

"Belajar memasak. Makanan buatanku tidak enak. Buatannya masih seperti dulu kan?"

"Dia tidak berubah."

"Sana temui Mina." lanjutnya sambil menarik sudut bibirku,
"Jangan lupa untuk tersenyum, sudah lama aku tidak melihat wajah tampanmu dihiasi senyuman manis."

Usaha untuk memertahankan senyumku sia-sia, karena yang aku lihat bukan Mina yang biasa antusias saat menemuiku, namun aku malah melihat Woojin yang sedang mendekatkan wajahnya pada Mina yang memejamkan mata.

"Apa yang kalian lakukan?"
aku menarik tangan Mina agar ia menjauh dari Woojin.

"Aku? Mengambil bulu mata yang jatuh di pipinya." jawab Woojin, "Kenapa? Kamu cemburu?"

"Tidak."

Woojin menghempaskan tanganku yang berada di lengan Mina.


"Kalau tidak, lepaskan genggamanmu dari Mina. Karena aku tidak suka."





🌸🌸🌸

to be continued


Hehe, gimana? Bingung gak?
Iya sama, aku juga bingung KWKWKW

Btw, jangan pada suudzon sama Irene dong, banyak banget yang ngehujat dia di chapter sebelumnya
:(

Aku gak mau kalian membenci suatu karakter karena ceritaku apalagi sampe kebawa benci beneran, gak baik loh.

bites - minhyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang