Pagi-pagi mau ritual gak ada rokok, bagi Suga itu adalah masalah terbesar di pagi hari. Ia tidak akan tenang jika tidak menyebat tembakau, seperti saat ini. Suga sudah mencari di segala kantong celana, jaket, tas, bahkan meja tidak ada sebatang pun rokok yang tersisa.
Mau tidak mau, lelaki itu harus turun ke minimarket untuk membeli persediaan hari ini. Setelah membeli apa yang ia butuhkan, lelaki itu kembali ke unitnya yang erada di lantai 7. Saat ia sedang menunggu lift terbuka, Suga bisa sangat jelas melihat satu-satunya orang yang keluar dari dalam lift tersebut. Wajahnya menunduk dan tubuh wanita itu bergetar menandakan ia sedang menangis. Suga dengan sigap menggenggam pergelangan tangan Wendy, mencegah wanita itu pergi, "Wendy?"
Suga menyelipkan rambut Wendy yang menutupi wajahnya ke belakang telinga. Shit! "Lo kenapa Wen?"
Suga menangkup wajah Wendy. Astaga wanita itu sudah berderai air mata, kulit putihnya berubah menjadi merah terutama hidung. Wendy hanya terisak, tanpa menjawab ia menangis lebih kencang dari sebelumnya.
"Wen-" Suga menarik Wendy kedalam pelukannya. Membiarkan kaos putih polos yang ia pakai basah karena air mata dan ingus Wendy yang sengaja di-lapkan disana.
Suga memilih mebawa Wendy ke unit-nya. Ia tidak mungkin membiarkan Wendy pulang sendiri dengan menyetir mobil apalagi membiarkan wanita patah hati sendirian di rumah. Tidak! Suga tidak ingin mengambil resiko kalau Wendy kenapa-napa nanti. Setelah membaringkan Wendy di kasur kebangaannya, Suga beralih ke tempat lain. Ia dengan tangan yang sudah gatal berhenti di depan pintu unit milik Chanyeol, lelaki itu menggedor pintu tersebut.
"Bangsat! Buka lo!" Dengan kesabaran yang semakin menipis, Suga terus menggedor unit tersebut. Sampai seorang wanita membukakan pintu. Mijoo terbelak mendapati Suga di hadapannya.
"Su-su ga? Lo- ngapa-?
Tak memperdulikan wanita itu, Suga melenggang masuk mencari pelaku utama yang ingin ia temui. Chanyeol keluar dari kamar miliknya, dengan rambut bahas khas orang baru saja mandi. Tanpa menunggu lama ia langsung menonjok pipi kanan lelaki yang sudah membuat Wendy menangia itu, belum puas ia menduduki Chanyeol yang tersungkur ke lantai,
"Ini buat lo yang gatau diri!"
Suga kembali membogem pipi kiri Chanyeol, "Dan ini buat lo yang udah bikin Wendy nangis!"
Chanyeol meringis merasakan sudut bibirnya yang berdarah. Tidak ada niatan untuk dirinya membalas, karena ia sadar sebuah tonjokan saja tidak akan menebus rasa bersalahnya. Sedangkan Mijoo yang takut ingin menghentikan Suga hanya diam mematung di tempat.
Belum puas, Suga menonjok Chanyeol untuk terakhir kali. "Fuck you!" Teriak Suga meluapkan segala emosi.
Suga bangun, ia beralih menatap Mijoo yang sedang menutup mulutnya ketakutan, "Dan buat lo! Lain kali kalo mau balikan sama mantan, liat dulu mantan lo udah punya cewek apa belom." Skaktis Suga.
Merasa puas sudah memberi lelaki itu pelajaran, Suga kembali ke unit nya. Ah lega rasanya meluapkan segala amarah kepada lelaki itu. Ck, seharusnya waktu itu Suga tidak perlu repot-repot berbohong demi menutupi kebangsatan Chanyeol kalau tau akhirnya seperti ini.
Setidaknya dari semua ini ia bisa mengambil hikmah. Wendy Chanyeol putus juga.
Suga membuka pintu apartment dan langsung mendapati Wendy yang sedang duduk di depan TV, "Loh Wen lo gak tidur?" Tanya Suga duduk di sebelah Wendy.
Wendy menggeleng, "Gue gak bisa tidur keadaan kayak gini."
Oke Suga paham. Biasanya orang-orang yang sedang patah hati akan susah dengan segala hal. Susah makan, fokus, tidur dan mungkin susah move on.
KAMU SEDANG MEMBACA
Strage Boy [Wenga]
FanfictionHanya sebuah cerita tentang dua manusia bernama Min Suga dan Son Wendy, yang luar biasa. °Have fun with my Wenga's story° Note : ©Strage (Bahasa Itali) yang artinya Heartbreaker ©[Adult Story] With Love Choco