DUA PULUH

6.1K 735 128
                                    

"Seok udah!! Lu bisa bunuh anak orang."

"What the fuck! Biarin dia mati!"

"Seok please," Wendy menangis, tidak kuat melihat Suga yang sudah babak belur di habisi oleh sepupunya yang tiba-tiba saja datang ke apartemen Wendy. Wanita itu memeluk Hoseok dari belakang, memintanya untuk segera berhenti memukul Suga, "Please udah, kasian Seok."

"Lo kasian sama dia?! Wen wake up! Orang kayak dia gak perlu lo kasihanin!" Hoseok mengacak rambutnya frustasi! Ia berteriak sangat keras, mencurahkan segala amarah yang belum puas ia lampiaskan.

Dengan tertatih  Wendy menghampiri Suga yang sudah babak belur terlentang di lantai, ia membantu lelaki itu untuk bangun, "Mending lo pulang Ga."

"Tapi Wen-"

"Kita ngobrol nanti lagi."

"Enggak! Aku gak mau pulang."

"Suga!"

Wendy mencekram kuat kaos yang di pakai Suga, tangisannya semakin pecah, "Please gue gak kuat liat lo kayak gini." Ucapnya parau.

Suga menarik Wendy dalam pelukannya, tidak memperdulikan darah yang mengalir dari sudut bibirnya. Ia mencium puncak kepala Wendy dengan sayangnya. "Aku bakal merjuangin kamu Wen." bisiknya.

Suga melepaskan pelukannya, ia berjalan mendekat ke arah Hoseok yang sedang membelakangi mereka berdua. Suga menurunkan kedua kakinya, berlutut kepada sepupu gadisnya tersebut.

"Gue minta maaf udah buat kalian kecewa. Gue udah ngancurin masa depan Wendy. Tapi gue janji gue bakal tanggung jawab sama apa yang udah gue lakuin. Dan gue-"

"Bulshit!" Hoseok kembali meraih kerah Suga, "Lo pikir gue bakal biarin lo hidup."

Belum sempat Hoseok melayangkan satu lagi bogeman di pipi Suga, tangan mungil milik Wendy sudah lebih dulu menahannya. Meminta dengan matanya untuk tidak memukul lagi Suga. Dengan sangat terpaksa, Hoseok melepaskan cengkramannya dengan sedikit kasar, membuat Suga tersungkur.

"Ga! Mending lo pulang sekarang!"

"Tapi Wen-"

"Please Ga! Sekali aja turutin permintaan aku."

Mulut Suga mengatup. Wanitanya menangis. Menangis karenanya. Suga berdiri ia melangkah mendekat ke arah Wendy, namun tangan Hoseok lebih dulu memahan tubuhnya, "Pergi! Dan jangan balik lagi."

🐒🐒🐒

Wendy berjalan menuju balkon. Ia menatap langit malam yang di taburi milyaran bintang-bintang bercahaya, salah satu tangannya terangkat seolah sedang menangkap satu bintang paling terang. Ia menggenggam bintang tersebut lalu membawanya untuk ia lempar sejauh mungkin.

Ia bingung dengan apa yang harus dia lakukan sekarang. Wendy galau.

Ia tidak bisa memungkiri jika hatinya masih terpaut dengan Suga. Namun ia juga terlalu takut untuk kembali bersamanya. Teringat bagaimana marahnya Hoseok tadi, Wendy takut jika orang tuanya juga tahu akan seperti apa mereka marah.

Wendy memasukan salah satu tangannya ke dalam saku celana, mengeluarkan sebuah benda panjang dengan dua garis merah di salah satu sisi.

Wendy tidak terkejut! Ia sudah tau sejak sebulan terakhir. Hanya saja ia belum berani menceritakannya kepada siapapun termasuk Hoseok dan Seulgi.

Strage Boy [Wenga]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang