SEMBILAN

4.6K 768 34
                                    

Wendy menenteng dua kantong plastik berisi persedian kulkas yang ternyata sudah ludes menyisakan beberapa botol air mineral saja. Huft benar-benar Min Suga sudah merampok isi kulkas nya tadi malam dengan membuat berbagai jenis makanan yang berakhir di beri tetangga karena terlalu banyak. Katanya karena ia bingung apa yang Wendy suka sehingga dia membuat makanan-makanan itu, yang ternyata menghabiskan isi kulkasnya.

Saat tepat dirinya berada beberapa meter dari unit apartment miliknya, ia melihat seorang lelaki yang sedang bersandar di tembok sebelah pintu unitnya. Wendy jelas tau siapa lelaki yang berdiri itu, seketika ia membatu di tempat, ingin sekali ia balik badan lalu pergi tanpa bertemu dengannya. Namun Chanyeol lebih dulu menyadari kehadiran Wendy disana.

"Wen," Panggilnya.

Wendy gelagapan seketika, ia tidak mungkin kabur dari sini. Terkesan sekali Wendy benar-benar membenci Chanyeol. Dengan segala kesabaran yang ia miliki, Wendy mendekat ke arah pintu unitnya, berhadapan langsung dengan mantan-nya itu.

"Ada apa kesini?" Tanyanya dengan pelan namun tersirat nada ketus di baliknya.

"Ada yang mau aku omongin sama kamu."

Wendy membulatkan matanya jengah, "Udah deh Yeol. Menurut gue gak ada yang perlu kita bicarain lagi, ya? Mending lo pulang aja deh."

Wendy membalikan tubuhnya, menekan pass code pintu dengan sedikit terburu-buru. Ia hanya ingin cepat masuk, melupakan pertemuannya dengan Chanyeol dan selesai, tidak ada bayang-bayang lelaki itu di benaknya. Walaupun akhir-akhir ini bayang-bayang manusia albino lebih mendominasi. Ah- tuh kan dia lagi.

"Bentar aja Wen. Please gue cuman mau  minta maaf dan cerita yang sebenernya."

Sedikit ragu ia akhirnya mengangguk dan membiarkan Chanyeol ikut masuk ke dalam unit apartment-nya. Tidak ada salahnya kan hanya mendengar penjelasan orang yang sebenarnya.
Mereka duduk di ruang tengah, bersebelahan dengan jarak yang lumayan jauh.

Butuh beberapa menit bagi Chanyeol mencari keberanian untuk membuka suara, ia menengok ke arah Wendy yang sedang menatap lurus televisi, dengan satu tarikan nafas akhirnya ia bersuara, "Gue mau minta maaf udah nyakitin kamu Wen,"

Wendy akhirnya menoleh ke arah Chanyeol, "Udah gue maafin dari lama."

"Mijoo. Cewek yang tidur bareng gue waktu itu, dia cinta pertama gue-"

Ada sedikit rasa sesak ketika Chanyeol mengingatkan dirinya dengan kejadian itu. Bukan- bukan lagi karena sakit hatinya Chanyeol yang sudah tidur denga wanita lain, tapi karena orang sebaik Chanyeol saja bisa berbuat seperti itu. Bagaimana dengan Suga?

Ah- kenapa dia lagi?

"Terakhir gue ketemu dia pas SMA, karena dia bilang mau pindah ke luar negri. Awalnya gue udah lupa sama dia dan gue kira hati gue udah sepenuhnya milik lo, dan ternyata gue salah. Gue tau, gue pengecut."

Ketulusan Chanyeol dalam berbicara berhasil meluruhkan rasa benci, yang awalnya bahkan muak bertatap muka dengannya. Namun berubah dengan rasa iba karena bagi Wendy ini semua bukan sepenuhnya salah dia.

"Dan waktu itu dia dateng ke apartment gue. Dia- dia bener-bener kacau Wen, badannya lebam semua. Dan dari situ gue tau ternyata selama ini Mijoo gak pernah ke luar negri, tapi dia disiksa ayah tirinya."

Wendy membekap mulutnya sendiri, astaga selama ini? Tunggu berarti semenjak dirinya SMA, astaga itu sudah lama sekali. Wendy tidak bisa membayangkan betapa tersiksanya wanita itu. Wendy bisa melihat rahang Chanyeol yang mengeras, menandakan lelaki itu sedang menahan amarah.

"Gue bener-bener marah pas liat dia kayak gitu. Gue ngerasa bodoh gak pernah nyari dia selama ini, gue ngerasa pengecut percaya dia keluar negri dan ninggalin gue gitu aja. Dan disisi lain gue juga gak bisa bohong sama diri gue sendiri, kalo gue seneng dia balik sama gue, ternyata gue masih sayang sama dia."

Tangannya terkepal, ia menunduk penuh penyesalan, "Gue minta maaf Wen. Sekali lagi gue minta maaf."

Wendy menepuk bahu Chanyeol, ia tahu ini semua pasti berat baginya, selama ini pasti lelaki itu serba salah. Lagi pula Wendy sungguh memaafkan Chanyeol karena sudah mengecewakannya.

"It's okay Yeol. Gue emang sempet benci dan kecewa sama lo, tapi serius gue udah maafin jauh sebelum hari ini. Gue gak bisa nge-judge lo atas sesuatu yang gak pernah kita harapkan dan duga. Ini bukan salah lo Yeol, ini takdir."

Parl Chanyeol dapat merasakan ketulusan dari ucapan Wendy. Ia tersenyum, merasa begitu terima kasih karena wanita itu sudah sangat baik dengan bisa mengertinya.

"Lo emang cewek baik Wen. Gak salah si Suga bisa suka sama lo."

Wendy memerah.

"Ih apaan si! Kenapa jadi ke Suga coba!" Wendy memukul pelan lengan Chanyeol. Kenapa nama 'Suga' sering sekali keluar dari mulut orang-orang di sekitarnya.

Chanyeol tertawa melihat pipi Wendy yang merona tomat, "Haha, Wen-Wen, gak usah malu gitu juga kali. Gue sadar ternyata ada cowok yang jauh sayang sama lo. Nginget dia bogem gue sampe gue kira gue gak akan hidup setelah itu, gue tau dia bener-bener sayang sama lo."

Wait? Apa tadi. Dahi Wendy berkerut, "Tadi lo ngomong Suga ngebogem lo? Kapan? Kok gue gak tau."

"Lah dia gak cerita? Tepat di hari lo mutusin gue."

Wendy seketika termenung. Untuk apa juga saat itu Suga repot-repot menghajar Chanyeol yang jelas-jelas tidak punya salah dengannya. Kalo ia benar mencintainya, apa bisa lelaki sepertinya tidak membuat Wendy sakit hati. Kalo boleh jujur ia sedikit trauma, ia masih belum berani menjalin hubungan dengan seseorang. Namun kalo Suga memang benar-benar mencintainya, tidak ada salahnya bagi Wendy untuk berpikir ulang.

-SEMBILAN-

PENDEK LAGI
TIDAK DI EDIT PULA
WKWKWKWK
USAHAIN DOUBLE UPDATE
ATAU GAK BESOK UPDATE YA MUACHHH
MAKASIH

Salam dari Choco yang bafu ganti unama jadi 'Chocoliar' bukab 'hyessimi' lagi ^^

Strage Boy [Wenga]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang