DELAPAN

4.9K 796 81
                                    

Wendy mengeratkan selimut tebal yang membalut tubuhnya, ia menempelkan iphone-nya ke telinga kiri, "Gatau Seul, semalem tiba-tiba muntah terus kepala pening banget."

Seulgi berdecak, "Duh Wen kenapa bisa sakit gitu si? Mana gue lagi di Jepang lagi."

"Yaudah Seul, ntar juga sembuh sendiri."

"Sembuh sendiri pala lu peang! Lu tuh demam Wen! Harus ada yang ngurus," Seulgi menghela nafasnya sebelum akhirnya ia memekik saat menemukan ide cemerlang di otaknya, "Gue suruh si albino aja ya ngerawat lo."

Salah ide buruk!

Wendy dengan cepat menggeleng, "Gak! Gak usah! Gak perlu!"

"Pilih! gue bilang orang tua lo, lo lagi sakit atau gue suruh Suga ngerawat lo?"

Sialan! Oh astaga rasanya kepala Wendy yang sudah pening semakin pening. Tidak mungkin orang tuanya tau jika dia sedang sakit dan tidak ada yang mengurus, bisa-bisa mereka langsung terbang kesini. Tidak Wendy tidak mau membuat orang tuanya khawatir. Gini nih rasanya jauh dari keluarga dan sahabar. Kenapa juga dia harus sakit saat ini.

"Wen lima detik lo gak jawab gue langung hubungin Suga."

Ih kenapa sih harus Suga!

"Satu ... "

"Seul, jangan Suga deh. Gue gak enak kalo dia yang harus ngerawat gue."

"Dua ... "

"Seulgi cantik! Jangan ya, gue gak mau ngerepotin dia."

"Tiga empat lima! Waktu mu sudah habis nona. Bye, gue mau nge-hubungin ayang lu dulu."

Ah mampus! Harus bagaimana Wendy nanti.

🐒🐒🐒

Wendy membuka platform apartment-nya. Dengan wajah pucat, hidung merah dan rambut khas singa baru bangun. Sedikit mengenaskan untuk ukuran seorang wanita yang sedang menerima tamu.
Suga menilik penampilan Wendy dari atas kebawah, "Astaga Wen, pucet banget lo."

"Namanya juga orang sakit. Kalo gue seger ya gak sakit lah."

Suga terkekeh, "Hmm. lo- gak mau nyuruh gue masuk? Sekalian tunjukin dapur lo dimana."

Dengan cepat Wendy memberi space agar Suga bisa memasuki apartment-nya. Setelah menutup pintu ia berjalan menuju dapur. Suga langsung menyiapkan bubur buatanya yang ia bawa sendiri.

"Lo tiduran lagi aja di kamer. Gue nyiapin makan dulu buat lo."

Wendy mengangguk, "Itu kamar gue, yang di sebelah ruang tv." Tunjuknya kepada salah satu pintu di sebebalah ruang TV.
Ia lantas menuju ruangan tersebut setelah mendapat anggukan dari Suga. Beberapa menit kemudian, Suga ikut masuk ke dalam kamar Wendy, membawa nampan yang berisi mangkuk bubur dan air teh hangat.

Lelaki itu duduk di pinggiran kasur, menyimpan nampan di nakas, dan membawa mangkuk bubur kepangkuannya "Makan ya Wen."

"Iya." Wendy mengambil posisi duduk bersandar di kepala kasur. Ia hendak mengambil alih mangkuk tersebut namun langsung di cegat oleh Suga.

"Ngapain? Gue yang nyuapin lo?"

"Hah?! Ga usah, Ga! Gue bisa kok makan sendiri."

Strage Boy [Wenga]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang