Min Wenga

6.7K 701 56
                                    

Suga menarik tali dasi yang mengikat lehernya, menghirup udara sebanyak mungkin. Pusing berurusan dengan karyawan marketing bandel yang berani memainkan harga. Ugh! Menyusahkan. Membuat pusing saja.

Ia membuka dua kancing kemeja putih teratasnya, seraya mendorong pintu utama rumah milik keluarga kecilnya. Tepat saat itu seorang anak kecil berumur 2 tahun 5 bulan berlari ke arahnya, memeluk kaki Suga seraya berteriak.

"Daddy ada monstel." Ocehnya.

Rasanya seluruh rasa letih sepulang kerja hilang dalam hitungan detik melihat gadis kecilnya tertawa sebahagia itu. Suga membawa Wenga kedalam gendogannya, "Mana monsternya biar daddy tangkep."

"Itu dad di dapul." Wenga menunjuk ke arah dapur.

Dengan sedikit berlari Suga melangkah ke arah dapur, membuat gelak tawa dari Wenga keluar. Dan tepat disana, Wendy berdiri memegang spatula. Mengangkat kedua tangannya, seolah dia adalah seorang monster yang ingin memakan mangsanya.

"Huaa, berani kamu masuk ke dalam kandang monster!"

"Daddy tankelep." Teriak Wenga penuh semangat.

"Tangkep, sayang."

"Iya tangkep."

Aksi kejar-kejaranpun terjadi, mereka berlari ke sana ke mari mengelilingi rumah. Entahlah hal kecil yang membuat Suga betah di rumah adalah bahagia bersama keluarganya.

Begitupun dengan Wendy, walau ia sedang sibuk mengurus skripsi. Wendy tidak pernah menolak jika Wenga sedang membutuhkannya, terutama saat anak itu meminta bermain bersama.

Ah iya, masalah kuliah Wendy. Sedikit penjelasan sebentar. Saat kandungan Wendy menginjak umur 4 bulan, sesuai perintah suami, Wendy cuti dari kuliahnya dan baru melanjutkan satu tahun kemudian. Ya, sebenarnya bagi Wendy, Suga sudah mengizinkannya untuk meneruskan kuliah itu adalah suatu kebahagiaan baginya. Tidak di pungkiri, walaupum dirinya tetap berakhir menjadi ibu rumah tangga. Tapi dirasa menyelesaikan kuliah itu penting.

Lelah dengan aksi kejar-kejaran, mereka duduk di ruang tengah. Berselonjor kaki di bawah karpet dengan orange juice untuk Suga dan Wendy, dan satu botol susu yang sedang Wenga minum. Dalam pelukan Suga, Wenga meminum susu seraya menonton kartun di TV.

"Tumben pulangnya malem." Tanya Wendy mengelus rambut Suga.

Dengusan nafas keluar jelas dari hidungnya, "Ya gitu sayang, ada masalah di marketing. Terus tadi ada karyawan resign jadi ada sedikit masalah makanya malem."

"Sabar ya sayang."

Suga membenarkan posisi Wenga di pangkuannya, "Skripsi kamu gimana?"

"Tinggal kesimpulan. Doain semoga cepet selesai ya skripsi aku."

"Of course, sweetheart."

Pluk/

Suara benda jatuh membuat Suga dan Wendy teralih ke arah sumber suara. Botol dot yang dipakai Wenga terjatuh menggelinding ke bawah. Mereka tersenyum melihat bidadari mereka sudah terlelap dengan manisnya.

Wendy lantas mengambil Wenga dari pelukan Suga, "Aku tidurin dia ke kamar dulu ya." Dan ia menggendong Wenga ke dalam kamar.

Suga meregangkan otot-otot lehernya, mematahkan ke kiri dan ke kanan, sehingga bunyi gemerutuk terdengar jelas. Ia bangkit, berjalan menuju kamar dirinya dan Wendy.

Tidak lama, Wendy ikut masuk ke dalam kamar, ia menghampiri Suga dan membantu suaminya membuka kemeja,"Mau mandi dulu?"

Suga menggeleng, "Enggak deh. Udah kepalang cape banget."

Strage Boy [Wenga]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang