Aku tidak bisa melihat isi laci yang ditemukan Inspektur Lesburke. Hale segera beranjak melihat laci itu. Lawrence seperti kerasukan setan karena dia terlonjak dengan raut wajah terkejut. Aku mulai curiga dengan Lawrence.
Hale mengeluarkan setumpuk kertas-kertas dari dalam laci itu. Aku memperhatikan kertas-kertas itu dengan seksama. Kertas-kertas itu seperti rancangan arsitektur yang rumit. Aku sempat melihat ada bangunan berbentuk piramida pada salah satu kertas paling besar dan lebar. Hale dan Inspektur Lesburke terpana memandangi kertas-kertas itu.
“Apa itu, Inspektur?” tanyaku.
Inspektur Lesburke memandangku dengan aneh. “Profesor dibunuh karena menyembunyikan sesuatu yang berhubungan dengan kertas rancangan ini,” gumam Inspektur Lesburke.
Hale diam saja. Aku bisa melihatnya memperhatikan rancangan piramida dengan penuh minat.
Inspektur Lesburke mengambil sebuah rancangan dan menelitinya. Aku melirik Lawrence diam-diam. Dia mengusap wajahnya dengan gelisah. Temukanlah perlindungan sebelum kau ditemukan, kata Lawrence.
Perlindungan. Temukan perlindungan sebelum kau ditemukan. Aku harus menemukan sebuah perlindungan. Tapi perlindungan seperti apa dan berlindung dari siapa?. Lawrence terlihat seperti menangisi dirinya sendiri. Lawrence bertanya padaku dimana Alex. Aku tidak tahu kalau dia mengenal Alex, tapi Alex sama sekali tidak mengenalnya. Alex pergi tanpa sepengetahuanku. Alex sedang berada di London dan polisi sedang menghubunginya. Tapi aku tidak bisa menghubungi Alex kemarin dan polisi masih belum bisa menghubungi Alex. Alex, Alex, aku sendirian. Kakek meninggal dan tidak ada siapa-siapa di sini. Tidak ada yang menemaniku. Tidak ada yang melindungiku setelah kakek meninggal dan saat kau pergi. Melindungiku?. Alex adalah orang yang melindugiku. Pelindungku adalah dia. Tapi dia di London. Aku memandang Lawrence lagi. Temukan perlindungan sebelum kau ditemukan. Aku harus mencari Alex. Aku tidak bisa menghubungi Alex di London. Jika Alex tidak di London…..
Aku segera berlari keluar dari ruang kerja menuju kamar Alex. Pintunya tidak terkunci, namun saat aku masuk, aku tidak menemukan siapa-siapa. Kamar Alex berantakan. Aku mengambil jas hitam yang tergeletak di atas meja. Aku memeriksa jas itu. Aku menemukan badge universitas London pada saku depan jas itu. Aku memandang sekeliling ruangan. Alex memajang fotonya bersama teman-teman sekelasnya pada dinding di samping rak buku. Aku menghampiri foto itu.
Dari kiri ke kanan. Owen Wilson, Theodore Prawn, Nicholas Tovert, Francisco Stephenbach, Alessandro Walter, Dominic Alatrov….
Alessandro Walter tampak tersenyum bahagia. Alessandro dipanggil Alex, karena Alessandro adalah nama italia peralihan dari Alexander. Alessandro berarti pelindung. Temukan pelindung sebelum kau ditemukan. Ternyata benar, Alex adalah pelindungku.
“Inspektur, Alessandro Walter sedang tidak berada di Royal Holloway!.”
Aku tersentak. Lawrence memang tahu sesuatu. Alex tidak sedang berada di London. Tapi kemarin kakek berkata padaku kalau Alex berangkat ke London dengan tergesa-gesa. Jika dia tidak di London…..
Aku segera keluar dari kamar Alex dan berlari menuju koridor sebelah barat. Aku menemukan kamar sebelah barat yang kemarin dibersihkan Alex. Pintunya terkunci. Aku segera berlari lagi ke ruang kerja kakek.
Hale dan Inspektur Lesburke masih memilah-milah kertas rancangan. Lawrence masih duduk diam di sofa. Dia tersenyum melihat kedatanganku. Tapi aku sedang tidak ingin bicara padanya. Aku berjalan menghampiri Hale dan Inspektur Lesburke.
“Kami baru saja menemukan petunjuk baru dengan taplak meja yang miring ini,” kata Inspektur Lesburke tanpa memandangku. “Menurut pengamatan kami, berkas-berkas ini dimasukkan secara sembarangan ke dalam laci, atau dengan kata lain, dengan terburu-buru sampai menarik taplak dan membuatnya miring. Noda kopi itu hasilnya.”
“Terima kasih. Sangat menakjubkan sekali,” kataku. “Inspektur, aku tahu dimana Alex berada. Dia tidak berada di London karena dia di sini. Di kamar sebelah barat.”
Inspektur Lesburke dan Hale memandangku. Hale malah dengan alis berkerut.
“Bagaimana kau tahu?” tanya Hale takjub.
Aku berpaling pada Lawrence, yang entah kenapa juga memandangku takjub. “Saya membutuhkan bantuan anda, Inspektur!” kataku, lalu berlari meninggalkan ruang kerja dengan Inspektur Lesburke berlari di belakangku. Hale tetap berada di ruangan itu, mungkin untuk mengawasi Lawrence. Lawrence bagiku juga mencurigakan.
Aku berlari sepanjang koridor. Aku tidak mengerti dengan semua peristiwa ini. Kakek berkata kalau Alex pergi ke London dengan terburu-buru. Lalu pada malam harinya, kakek dibunuh di ruang kerja yang tertutup rapat. Hale menemukan berkas-berkas rancangan di dalam laci yang katanya di simpan kakek dengan tergesa-gesa. Lawrence tahu kalau Alex berada di dalam rumah. Apa yang sebenarnya terjadi?.
Kami tiba di depan pintu kamar. Karena melihatku berdiri saja di depan pintu, Inspektur Lesburke segera mendobrak pintu. Sekali dobrak pintu itu tidak terbuka, lalu aku membantu Inspektur mendobraknya. Setelah empat kali dobrak, pintu berdebam terbuka.
Inspektur Lesburke masuk dengan pistol di tangan. Aku berjalan di belakangnya. Kamar itu terlihat rapi, tapi masih banyak debu yang belum dibersihkan. Inspektur Lesburke memeriksa setiap sudut ruangan. Aku berjalan menuju meja dimana aku melihat kemoceng tergeletak di atasnya.
“Alannise!” kata Inspektur Lesburke.
Aku berjalan menghampirinya. Aku terperanjat saat melihat Alex tergeletak seperti orang mati di dalam lemari. Dia masih memakai masker. Inspektur Lesburke segera mendekat untuk memeriksanya.
“Dia masih hidup,” katanya sambil menekan pergelangan tangan Alex. Lalu Inspektur Lesburke mengeluarkan Alex dari dalam lemari dan membaringkannya di lantai. Aku duduk dan memegang tangan Alex yang dingin.
Inspektur memeriksa kepala Alex. “Dia dipukul di bagian kepala, dipukul dengan benda keras,” katanya. Lalu dia mengeluarkan radionya. “Aku memerlukan Ambulans di kamar koridor sebelah barat!.”
Aku memeluk Alex dengan sedih. Apa yang sebenarnya terjadi?.
Terdengar suara orang berlari sepanjang koridor menuju kamar ini.
“Allen!.”
Aku mendongak. Aaron berdiri di depan pintu selama sedetik, lalu segera berhambur menghampiriku. Dia tidak bicara apa-apa, melainkan membelai bahuku. Oh Tuhan, apa yang sebenarnya terjadi?.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret of The Scientist Self-Portrait
Mystery / ThrillerTerbunuhnya sang kakek meninggalkan teka-teki. Sebuah lukisan tua menjadi karya penuh misteri. Alannise harus menembus kabut untuk menyingkap kebenaran. Apakah yang sebenarnya terjadi?