🌹Fitrah 2 : Gugup Bersanding Resah🌹

160 13 10
                                    

Kalian percaya gak? Kalau di dunia gak ada yang namanya persahabatan antara pria dan wanita? Oke sini, mari kita buktikan!

●●●

Notif chat berbunyi dari ponsel Latifa. Bergegas Ia melihatnya karena memang sedang jam istirahat jadi ponsel itu ada di tangannya.

Ternyata pesan dari teman dekatnya.

Melihat pesan yang dikirim Dito seketika Latifa menangis, entahlah lebay rasanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Melihat pesan yang dikirim Dito seketika Latifa menangis, entahlah lebay rasanya. Teman-teman Latifa yang melihat itu juga merasa aneh.

"Kenapa nangis? Alay amat. Coba sini liat." Salma mengambil alih ponsel temannya itu.

"Ya Allah Ifa.. Coba tanya dulu. Itu bener apa gak?" ucap Salma mengembalikan ponsel milik Latifa.

"Gak tau. Dia malah nyuruh aku ketemuan nanti pulang sekolah." Latifa menyeka air matanya.

Latifa merasa sangat khawatir terhadap Dito.

"Ifa. Denger ya! Kamu itu wanita, gak ada di dunia ini yang namanya persahabatan antara wanita dan laki-laki. Meskipun ada, tapi gak akan mungkin kalau cuma sahabatan. Aku takut hati kamu terganggu sama rayuan-rayuan di luar sana. Kamu inget gak pas kemarin kita rohis, kak Vucci bilang apa?" jeda Salma.

"Kita wanita, tidak sepantasnya menangis, mengeluarkan air mata untuk lelaki yang bukan mahram kita, yang belum pantas untuk kita. Nah, buat apa nangisin hal yang belum jelas kaya gitu. Apalagi kan Dito bukan siapa-siapa kamu. Inget Fa jaga hati!" Salma menasihati dengan tegas, terkadang memang Salma adalah wanita yang tegas jika sudah tersangkut paut dengan hal seperti ini. Yuk, jadi banyak-banyaklah belajar dengan Salma.

"Iya Fa jangan alay kaya gitu. Inget jaga hati!" ucap wilda dan semuanya hanya mengangguk sambil tersenyum, termasuk Latifa.

"Laper.........." keluh Khaira yang tiba-tiba datang menghampiri Salma dan teman-temannya.

"Yaudah yok ke kantin!" Ajak Salma, Khaira hanya mengangguk semangat.

Suasana kantin yang tidak pernah sepi pengunjung ini membuat Khaira sedikit bingung untuk memilih makanan.

Tetapi Salma memanggilnya, Ia sudah pesan dua mangkuk mie ayam terpopuler di kantinnya itu.

Karena suasana bangku yang ramai, tidak ada kapasitas untuk menampung mereka. Akhirnya Khaira dan Salma kembali ke kelasnya, mereka memutuskan untuk makan di kelas saja.

Saat semua tengah asik menyantap makan siang nya. Beberapa anggota rohis masuk dengan membawa lembaran kertas pemberitahuan untuk anggota eskulnya.

Sebuah Fitrah Yang TerkirimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang