"Seperti hari yang selalu berganti
Aku harap rasa ini pun cepat terhenti
Dengan begitu. Aku ikhlas,
melepasnya pergi."🌹🌹🌹
Latifa berjalan santai disepanjang koridor lantai satu, melihat sekeliling lapangan yang sudah terpasang spanduk ucapan selamat untuk kelas XII karena telah berhasil dan sukses Ujian Nasioal di tahun ini.
Diseberang lapangan, ada sebagian anggota osis yang tengah memasang spanduk dan saat semuanya sudah terikat disetiap pagar, akhirnya spanduk itu diluncurkan bebas ke bawah.
Tercetak jelas wajah kakak kelasnya, siapa lagi jika bukan Muhammad Ikmal Farhi. Siswa berprestasi tahun ini yang mendapatkan nilai sempurna dimata pelajaran matematika dan bahasa inggris yaitu 100. Maa Syaa Allah luar biasa.
Seketika darah dalam tubuh Latifa ikut berdesir, tak henti-hentinya Latifa memandangi foto itu.
Benar-benar hebat kak Ikfar itu, sukses menjadi siswa terbaik tahun ini di sekolahnya. Siapapun itu pasti bangga terhadapnya. Ikmal tidak hanya pandai dalam dunia akademik. Ia juga pandai dalam hal agama. MaaSyaaAllah. Dan, siapapun itu, jika wanita yang bersamanya nanti adalah wanita yang beruntung.
Semakin jauh saja harapan Latifa untuk berjodoh dengan laki-laki yang seperti Ikmal.
"Astagfirullahaladzim. Mikir apa sih Fa." Latifa menyadarkan dirinya sendiri.
Sampailah Ikmal beserta keluarganya di sekolah. Acara pelepasan murid kelas XII berlangsung secara khidmat, setiap tahunnya memang SMA Ma'rifatul Jannah ini selalu mencetak lulusan terbaik.
Terlihat raut wajah terharu bahagia Umi dan Abi Ikmal yang sangat tak menyangka jika anaknya bisa sehebat ini.
"Maa syaa Allah abi bangga banget sama Ikmal." Achmad memeluk putranya itu, Raudiyah hanya bisa menangis. Orang tua mana yang tak bangga jika anaknya sukses.
"Udah mi jangan nangis." Ikmal menyeka air mata Umi nya, lalu Ikmal mencium tangan kedua orang tuanya.
Dari atas. Latifa, Khaira dan semua teman kelas lainnya yang melihat momen bahagia ini juga ikut tersentuh.
🌹🌹🌹
Ikmal yang sedang merapikan barang untuk pindah ke Skotlandia tiba-tiba bingung, dimana Ia meletakan hasil tes toeflnya. Setelah mencari disetiap sudut lemari, ternyata terselip di bawah nakas.
"Alhamdulillah ketemu."
Untung saja sertifikat yang tercetak angka 585 itu sudah terlaminating. Itulah hasil dari tes toefl Ikmal.
"Ikmal.." panggil abi Achmad.
"Jaket yang Abi kasih mana? Kok gak pernah kelihatan ya? Gak dipake? Apa gak suka?" tanya Abi nya.
Ikmal kaget bukan main.
"Hmm suka dong, suka banget bi.." Ikmal nyengir kuda.
"Lah terus kemana?" Abi nya mulai mencari-cari keberadaan jaket itu.
Terakhir itu Ikmal kasih jaketnya ke adik kelas saat Ia mengantarnya pulang.
"Hmm ketinggalan di rumah Ridwan bi, gak tau kenapa si Ridwan gak balik-balikin itu jaket. Lupa kali Dia. Nanti Ikmal tagih besok." ya kali ini Ikmal bersandiwara, maafkan Ikmal ya Allah.
"Oh sama Ridwan." kemudian Abi nya duduk dikasur Ikmal.
"Ingat nasehat abi ya! Harus selalu bersyukur dan jangan pernah ninggalin solat. Jangan salah bergaul, ikut yang baik, yang jelek jangan. Baik-baik disana." nasihat Achmad kepada anaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebuah Fitrah Yang Terkirim
Spiritualité"Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan Dia menjadikan di antaramu rasa kasih dan sayang. Sungguh, pada yang demikian itu...