5. Senyum mu

3K 298 7
                                    

  Radith baru saja akan melewati ruangan kerja Dika saat melihat pintu itu terbuka lebar. Dan menampakkan Dika yang sedang duduk di balik meja nya menatap laptop dengan bibir tersenyum.
Itu membuatnya harus mengerutkan kening nya, heran dengan sikap sahabat nya yang aneh.

   Ia memilih untuk mampir sebentar, tanpa mengetuk Radith langsung nyelonong masuk. Membuat Dika menoleh padanya.

"Kenapa loe ?" Tanya Radith langsung. Dika tersenyum sendiri. Kemudian ia menggelengkan kepalanya. Kembali mengetikkan sesuatu di balik laptop nya.

"Najis banget loe Dik, senyum - senyum gak jelas " ucap Radith lagi.

Dika mendelik padanya, kemudian mendengus malas. "Loe, gue itu lagi senang, jadi berbagi senang sama loe "

"Loe keliatan kayak orang stres tau enggak, sarap " cibir Radith, Dika mengabaikan cibiran itu. Membiarkan Radith pergi keluar dari ruangan nya.

   Lalu ia meraih ponsel nya, membuka salah satu aplikasi chat. Ia tersenyum saat mendapati kontak Kinal di urutan teratas room chat nya.

  Dika : hai

  Ketiknya, lalu mengirim kan kepada Kinal.

Kedua nya memang sedang dekat sejak pertemuan tidak sengaja seminggu yang lalu. Sudah saling tukar kontak dan mengobrol melalui chat atau telfon selama seminggu ini.

  Kling.

Kinal : Hai juga.

Dika : kalau mau ngajak kamu makan siang, boleh ?

  Kembali Dika melanjutkan pekerjaan nya selagi menunggu balasan dari Kinal.
Beberapa detik kemudian balasan kembali datang.

Kinal  : boleh.

  Dika sama sekali tidak bisa menahan senyum nya ketika membaca satu kata itu di layar ponselnya.

Dika : yaudah. Nanti aku jemput, ya ?

Kinal : oke.

Kinal : nanti kalau udah jalan chat aja, biar gue nunggu di lobi.

Dika hanya membaca tanpa membalas chat terakhir dari Kinal.
Kembali ia meneruskan pekerjaan nya dengan cepat. Sebelum jam makan siang nanti.

***

"Hai " sapa Dika ketika ia menghampiri Kinal yang menunggu nya di depan lobby kantor nya.

"Hai, mau makan siang dimana ?"  Balas Kinal. Dika diam sejenak untuk berfikir. Ia membuka pintu penumpang samping kemudi untuk Kinal. Kemudian berjalan memutar untuk kembali ke bagian kemudinya.

"Kamu suka makan, apa ?" Tanya Dika saat ia sudah duduk di balik kemudi.

"Gue enggak terlalu pemilih kalau soal makan, semua makanan asal enak gue makan " jawab Kinal dengan santai. Membuat Dika takjub dan tertawa pelan.

"Bagus dong, jadi gampang kalau ngajak kamu makan " ujar Dika melajukan mobil nya.

  Kinal hanya tertawa, keduanya mulai terlihat santai ketika berdua, tidak ada yang terlihat canggung. Seolah sudah saling nyaman. Bagi Dika, Kinal itu unik. Cewek yang tidak pernah pencitraan. Kinal apa adanya. Itu yang membuat Dika berubah fikiran dengan ide Radith.

  Sebenarnya, bukan karena rujukan Radith juga ia mau mendekati Kinal. Tapi, karena sifat Kinal lah yang membuat Dika berubah fikiran. Kinal selalu tampil apa adanya.

   Keduanya tiba di sebuah rumah makan padang.

"Suka nasi padang, juga ?" Tanya Kinal setelah keduanya duduk di salah satu meja.

YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang