8. oops.. sorry

2.6K 300 7
                                    

Pagi ini Radith meminta Dika untuk mengganti kan nya sebentar untuk melakukan meeting dengan seorang clien.
Client mereka yang satu ini mempunyai nama besar di tanah air. Seorang publik figur yang terkenal.

Yaitu, Pevita Atmaja.

Perempuan cantik dan anggun itu seorang model dan juga pemain film. Tentu Dika dan Radith mengetahui nya, sejak sang asisten menghubungi Radith dan memperkenalkan Pevita.

"Loe mau kan ? " tanya Radith memelas pada Dika.

"Harus gue ya ?"

"Iya lah Dik," ujar Radith.

Dika pun mengangguk, membuat Radith langsung memeluk nya dengan girang.
"Thanks ya, gue cabut duluan ya, jangan lupa loe temui asisten Pevita di Resto " ucap Radith.

Dika mengangguk malas, Radith pun langsung pergi. Membuat Dika menggeleng heran pada sahabat nya itu.

 
   Dan di sini lah ia sekarang, duduk di hadapan dua orang berlawan jenis. Di sebuah restoran sebuah hotel mewah.

"Mana Radith ?" Tanya wanita cantik yang duduk di samping seorang pria dengan gaya kemayu.

"Radith sedang ada acara lain, jadi saya yang akan menggantikan nya " jawab Dika dengan sopan dan ramah.

Pevita, hanya mengangguk, ia meneliti Dika yang duduk di hadapan nya. Lalu mulai melihat - lihat hasil karya yang di bawakan oleh Dika.
Begitu juga dengan pria bergaya kemayu yang duduk di samping Pevita dengan sesekali mencuri lirik pada Dika.

"Menurut loe, mana yang bagus ?" Tanya Pevita, membuat Dika harus mengernyitkan dahi nya.

"Semua nya bagus kok, tapi. Kalau Anda punya ide atau keinginan sendiri. Nanti bisa di konsultansi kan dengan kita. Kita bisa menggabungkan nanti " jawab Dika dengan santai.

  "Saya sebenarnya pengen yang minimalis aja, saya tinggal sendiri di apartemen jadi, ya.. yang simple tapi, terkesan wah. " jawab Pevita, ia menarik satu lembar kertas yang sudah berisi sketsa denah sebuah apartemen.

"Ini, bagus. Loe yang bikin ?" Ujar Pevita. Dika melirik pada kertas tersebut, kemudian ia mengangguk dengan senyuman ramah. Kembali menoleh pada wanita cantik di depan nya.

"Iya, "

"Oke, gue percaya kan semua sama kalian, gue harap kalian tidak akan mengecewakan " ujar Pevita mengakhiri semua pembicaraan mereka hari ini.

Dika mengangguk, ia menutup semua dokumen dan juga beberapa hasil rancangan dan Radith.

"Baiklah, semoga kerja sama kita gak akan sampai di sini saja " ujar Dika dengan sopan dan ramah. Pevita yang sejak awal pertemuan sangat pelit senyum, tapi kali ini ia tersenyum pada Dika.

"Semoga " jawab Pevita.

"Kalau gitu, saya permisi. Nanti kalau memang ada perubahan, mbak bisa hubungi Radith. Dan juga, Radith akan bertanggung jawab untuk..."

"Apa harus Radith ?" Tanya Pevita.

"Huh ?" Saut Dika tidak mengerti.

"Gue mau loe yang tangani apartemen gue "

"Maaf, ini tanggung jawab Radith. Saya gak ambil alih kan begitu saja " jawab Dika dengan sopan. Membuat Pevita tidak lagi membantah.

   Dika pun kemudian pamit pergi, meninggalkan Pevita dan juga asisten nya.

"Gue mau loe cari tau tentang pria itu " ujar Pevita, masih terus memandangi kepergian Dika yang sudah keluar restoran.

"Hm ? Kenapa ? Jangan bilang loe tertarik sama cowok ganteng bertubuh seksi itu ?"ujar Si asisten dengan gaya kemayunya. Pevita menoleh tajam padan nya, membuat pria itu menelan ludah nya sendiri.  "Oke, itu hal yang gampang, serahkan saja semua nya pada mimi peri " lanjut nya dengan cepat.

YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang