8

2.7K 345 11
                                    

Ingatan Daniar terhempas ke lima tahun silam akibat ulah Cinta yang lucu dan menggemaskan, bocah berumur 4 tahun, anak mantan majikannya, Widya Purnomo:

Untuk membiayai skripsi dan biaya hidup bunda dan adiknya Airin, Daniar bekerja sebagai pembantu di rumah Widya Purnomo. Randu, adik Widya yang kasar dan dingin selalu membuat Daniar menangis. Di tengah usahanya menghindar dari teman-temannya karena pekerjaannya sebagai pembantu, Rina muncul tiba-tiba di rumah majikannya, dan ternyata adalah teman dekat Randu. Hubungan Daniar dan Rina mulai renggang tapi kemudian membaik lagi bersamaan dengan sikap Randu yang mulai melunak namun tetap dingin. Sementara itu Ibu Meike yang menderita lumpuh akibat stroke perlahan-lahan menunjukan tanda-tanda kesembuhan dalam perawatan Daniar.

______________________________________

Mbak Widya melambai padaku dari ruang keluarga saat aku masuk memberi salam. Wajahnya tampak sumringah. Ibu Meike kini duduk di sofa didampingi Randu. Wajah mereka tampak gembira. Mbak Widya rupanya baru tiba.

"Duduk, Niar," katanya memberi perintah. Aku pun pun duduk di sofa yang satunya. Aku mencoba tersenyum.

"Terima kasih kamu telah merawat ibuku dengan sangat baik," kata mbak Widya.

"Ah, itu sudah kewajiban saya, mbak. Lagian memang sudah waktunya ibu sembuh," kataku merendah.

"Dokter baru saja pulang dari memeriksa ibu. Katanya ibu termasuk cepat dalam proses penyembuhan bagi penderita stroke berat seperti ini. Sekali lagi aku ucapkan terima kasih. Tidak perlu tunggu waktu dua bulan. Bulan depan gajimu aku naikkan menjadi dua juta lima ratus karena kamu telah bekerja dengan baik," kata mbak Widya lagi.

Aku mengangguk lemah. Gaji yang menggiurkan, di saat aku nyaris tak sanggup lagi bertahan, batinku miris.

Setelah merasa tidak ada lagi yang akan disampaikan mbak Widya, aku pun permisi. Mulai hari ini aku akan berusaha sekuat tenaga untuk merampungkan skripsiku. Biar bagaimanapun aku tidak ingin berlama-lama di sini.

Hari-hariku selanjutnya kemudian kujalani dengan tabah. Meski rasa capek sering menderaku setelah seharian bekerja, aku selalu berusaha untuk meluangkan waktuku untuk menyusun skripsiku. Aku selalu menjaga jangan sampai tugasku terabaikan. Aku tidak ingin kena damprat. Dan aku memang tidak suka.

Dan tugas rumah yang menurutku paling berat adalah membersihkan kamar Randu. Aku selalu merasa gentar jika Randu berada dalam rumah sementara sudah waktunya aku harus membersihkan kamarnya. Aku selalu mencari tahu terlebih dahulu tentang keberadaannya sebelum masuk kamarnya. Untung ada Pak Karim yang membantuku.

Dan hari ini hatiku senang sekali saat Pak Karim bilang Randu tadi pagi sudah berangkat ke Surabaya. Biasanya paling lama satu minggu paling cepat dua hari. Aku baru tahu ternyata selama ini Randu sibuk mengurus usaha perkebunan kelapa sawitnya. Wah, tadinya aku kira dia hanya pengangguran dan hanya menjadi parasit dalam keluarganya.

Aku berusaha secepat mungkin menyelesaikan pekerjaan rumahku setelah itu aku ingin menyelesaikan skripsiku. Aku berencana menunda membersihkan kamar Randu. Kan masih lama pulangnya. Lalu seperti biasanya sebelum naik ke lantai dua aku menyempatkan diri menengok dulu Ibu Meike di kamarnya. Ternyata mbak Widya sedang bersama mamanya. Dengan lega aku pun naik ke kamarku.

Dua jam berlalu, mendadak perasaanku tak enak. Perasaan yang terlalu nyaman membuatku tiba-tiba mengingat sosok Randu. Karena kehadiran Randu-lah yang selama ini membuat hari-hariku tegang. Aneh rasanya jika hari ini aku merasa seperti biasa-biasa saja. Tiba-tiba aku berpikir bagaimana kalau tiba-tiba dia tidak jadi ke Surabaya karena ada sesuatu hal, terus dia pulang dan melihat kamarnya berantakan. Ooo tidak. Aku tidak mau membuat kesalahan lagi.

Aku,Kamu Dan CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang