27 - END

3.4K 106 15
                                    

Nada meringis sambil menahan geli ketika tanpa sengaja kepalanya dan kepala Fero saling bersentuhan hingga menimbulkan bunyi duak. Mereka sedang duduk di lorong rak buku fiksi di perpustakaan sekolah siang ini. Kebetulan, seluruh guru sedang mengadakan rapat untuk membahas ujian semester yang diperuntukkan bagi seluruh siswa, sekaligus mendiskusikan soal acara ulang tahun sekolah yang berdekatan dengan berlangsungnya ujian semester.

Fero nyengir lebar. Sebelah tangannya naik ke atas puncak kepala Nada untuk mengelusi puncak kepala Nada dengan lembut. Sampai-sampai membuat Nada tersipu-sipu.

Perpustakaan masih sama seperti hari-hari yang lalu. Masih sepi dan selalu jadi tempat paling nyaman bagi Nada untuk menyendiri. Tapi, kesendirian yang dulu kerap Nada rasakan tak lagi sama. Sendiri itu tidak lagi ada semenjak Fero mendekati Nada. Yang ada sekarang, kemana-mana Fero selalu bersamanya.

"Aku mau sama kamu terus. Kalau bisa, kita pakek borgol aja. Biar gak bisa pisah sekalian," kata Fero suatu hari. Nada tentu saja kontan mendelik menanggapi ucapan tersebut.

"Gak usah berlebihan," sanggah Nada.

"Gak ada yang berlebihan kalau udah menyangkut kamu." Tambah Fero lagi. "Kecuali rasa sayang aku yang makin hari makin bertambah-tambah,"

Nada tertawa. Fero benar-benar menjelma menjadi laki-laki romantis sekaligus humoris. Dalam benaknya, kadang Nada memikirkan betapa beruntungnya ia mendapatkan rasa sayang yang begitu besar dari seorang laki-laki selain keluarganya.

Nada akhirnya diam dan berkonsentrasi pada buku fiksi yang ada dipangkuannya. Sedangkan Fero, masih setia duduk disampingnya tanpa berniat membaca buku apapun.

Yang dilakukan anak itu justru duduk dengan sebelah kaki ditekuk, punggung bersandar pada dinding, tangan ditopangkan diatas tekukan lutut dan pandangan mata yang di arahkan lurus-lurus kepada Nada.

Cowok itu mengulum senyumnya. Diperhatikannya terus-terusan wajah Nada tanpa bosan.

Gak berapa lama, Nada menelengkan kepalanya. Dan bertemulah pandangan mereka pada satu garis lurus. "Kenapa senyum-senyum??" Tanya Nada langsung.

Fero tidak langsung menjawab pertanyaan itu. Ia mengulum kembali senyumnya. Yang sumpah, membuat Nada ingin mencium pipi cowok itu sekarang juga. Cara Fero tersenyum selalu bisa membuat Nada mabuk. Perpaduan senyum manis, cool dan juga wajah tampan Fero adalah sebuah perpaduan paling sempurna menurut Nada.

"Wajah kamu..." Fero menggantungkan kalimatnya. Dan hal itu tentu saja membuat Nada mengerutkan keningnya, penasaran. Dalam beberapa detik, Fero tak juga melanjutkan kalimatnya. Membuat Nada semakin dilanda rasa penasaran.

"Apa??" Tanya Nada pada akhirnya. "Ada yang salah sama wajah aku??"

Fero mengangguk.

Nada jadi mendelik.

"Apa??" Desak Nada sembari meraba wajahnya dengan kesepuluh jemarinya.

"Diwajah kamu...ada gambaran masa depan kita." Jawab Fero.

Nada dibuat tersenyum malu-malu dibarengi munculnya semburat merah muda yang tidak bisa ia sembunyikan. Sebagai tindakan untuk menutupi rasa malunya itu, Nada meninju pelan lengan kanan Fero.

Fero menyambutnya dengan merentangkan sebelah tangannya yang bebas dan menarik Nada ke dalam dekapannya.

*****

Sifa mendongak. Sebuah kaleng soft drink sudah terulur tepat di hadapannya. Ketika Sifa mendongak, sebuah senyum mengembang di sunggingkan oleh Ervan untuk Sifa. Sifa tentu saja membalas senyum itu. Beberaa saat, ketika Ervan memilih duduk disamping Sifa, cowok itu hanya diam dan menikmati tiap tegukan soft drink yang ia bawa tadi. Lalu menghabiskannya dalam sekejap waktu sampai soft drink tersebut tandas tak bersisa.

High School Diary [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang