6

2.6K 127 2
                                    

Pada apel pagi hari ini, kembali pak Ridho yang mengambil alih menjadi pembina. Alih-alih kalau sudah seperti itu, pasti ada informasi penting yang akan beliau sampaikan.

Dan benar saja, setelah pak Ridho berdehem sekali, beliau langsung memulai acara pemberian informasi yang dinantikan semua siswa dengan wajah harap-harap cemas.

"Assalamualaikum anak-anak bapak yang bapak sayangi." Kata pak Ridho berbasa-basi. Semua anak tentu saja langsung menjawabnya dengan serentak.

Gak membuang-buang waktu apel pagi yang hanya 20 menit itu, pak Ridho langsung mengatakan semua informasi yang memang harus ia sampaikan. Karena informasi ini bersifat penting. Terkhusus untuk anak kelas 12.

"Untuk anak kelas 12," ucapan Ridho kali ini seketika membuat semua anak kelas 12 menghela napas panjang. Wajah mereka yang tadi kelihatan cemas, begitu mendengar kata-kata pak Ridho langsung  berubah tegang.

Mereka merasakan firasat yang tidak enak begitu kata 'kelas 12' di selesaikan pak Ridho. Hening sesaat... sampai akhirnya pak Ridho kembali melanjutkan kalimatnya yang sempat tertunda.

"Kalian di sini sudah gak lama lagi. Gak sampai 9 bulan. Persiapan UN juga harus di siapkan dari sekarang. Les tambahan mungkin akan di adakan pihak sekolah secara cuma-cuma. Akan ada pula try out dari para alumni kalian yang sudah jadi mahasiswa. Para guru yang memegang pelajaran yang akan di UN kan, juga akan memberikan soal-soal UN tahun lalu, untuk melatih kemampuan akademik kalian."

"Bapak dan dewan guru sudah sepakat. Ketika mengadakan rapat dadakan sepulang sekolah kemarin, kami memutuskan untuk memulai latihan-latihan soal itu setiap hari senin dan rabu sepulang sekolah."

"Bapak, kepala sekolah dan seluruh guru serta para stap yang mengajar disini, sangat berharap kalian lulus dengan nilai memuaskan. Jadi untuk kalian anak-anakku, persiapkan diri kalian dari sekarang. Latihan itu akan dimulai minggi depan."

Pidato pak Ridho kali ini seperti orasi bung Tomo sewaktu indonesia akan merdeka. Menyulut semangat juang para pejuang untuk memerdekakan indonesia.

Dan disini, sekarang, ditengah lapangan, dibawah sinar matahari pagi, pak Ridho mencoba hal yang sama seperti yang dilakukan bung Tomo. Hanya saja bedanya, pak Ridho melakukan orasi untuk menyulut semangat belajar para anak didiknya. Karena walau gimana pun, persen kelulusan mereka akan berdampak untuk sekolah juga.

"Tuh kan, pak Ridho mulai lagi." Roji yang berdiri di barisan tengah berbisik di telinga Aldo yang berdiri di depannya.

"Demi kebaikan bangsa dan negara, Bro." Sahut Aldo.

"Ya gak gitu juga kali. Tiap hari di suguhin pelajaran, bosen juga. Emangnya mentang-mentang udah mau lulus-lulusan harus terus-terusan belajar? Pak Ridho aja nih yang lebay." Jian menimpali.

Ketiga cowok itu akhirnya memilih untuk membuka forum pembicaraannya sendiri, tanpa menghiraukan ucapan pak Ridho lagi.

******

Bel apel pagi berdering panjang. Lapangan yang tadinya sesak oleh murid-murid SMA Laskar Abadi, kini perlahan-lahan mulai lenggang dan kosong. Barisan yang tadinya rapi sudah berantakan dan bubar total. Meninggalkan barisan untuk menuju kelas masing-masing.

Nada yang baru masuk dan berjalan ke bangkunya, langsung terperangah kaget begitu mendapati sebuah kotak yang dihias pita warna  pink di atas mejanya. Dengan sebuah surat kecil yang di tempelkan diatasnya.

Untuk Nada

Maaf untuk lebamnya ya. Gue harap lo udah lebih baik dari kemaren. Semoga lo suka sama apa yang gue kasih.

Nada membaca isi surat itu dengan dahi berkerut. Surat ini....

"Ini apaan?" Sifa yang tiba-tiba datang langsung menyerobot kotak itu dan membaca surat yang tertempel diatasnya.

Sifa pun mengernyit juga. Ia menatap Nada dengan ekspresi bertanya. Namun ketika dilihatnya Nada memberikan ekspresi bingung dan tidak mengerti kotak itu berisi apa, membuat Sifa membuka kotak itu. Dan ketika penutup kotak itu dilepas, Sifa memekik heboh hingga suaranya memenuhi ruang kelas.

"Buseett... Nada dapet kiriman cokelat." kata Sifa. Dasar anak ini... norak sekali.

"Duh pagi-pagi udah dapet cokelat aja. Romantis ya." Anna bersuara dengan nada menggoda. Anak ini juga baru sampai dibangkunya.

"Lo mau juga digituin, Ann?" Sambut Johan yang juga baru masuk kelas.

"Karena gue cewek normal, tentu aja gue mau."

"Ya semoga aja sih ada laki-laki abnormal yang rela ngelakuin itu ke lo." Johan menjawab lalu berlari menjauhi Anna sambil tertawa.

Selanjutnya, Anna membulatkan matanya dan meneriaki nama Johan yang sudah duduk di bangkunya sambil terbahak-bahak.

"Johaaannn...!!! Sialan lo."

*****

Haaii.... silent reader. Hihi... aku gak tau ini keren atau apalah. Aku cuma rindu masa sekolah aja. Rindu apel pagi, rindu ngerumpi, dan rindu semua hal yang pernah aku alamin selama SMA. Yang masih SMA, pesen aku jangan sia-siain masa-masa indah itu. Karena itu gak akan bisa kalian rasain lagi kalau udah lulus. Gitu aja sih pesennya.

See you later

Widari Hasnita

High School Diary [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang