I N T R O

10.3K 642 5
                                    

°°°

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

°°°

"Lisa, bangunlah... hei? Kenapa kau tidur disini? Bangunlah," tegur lembut seorang Kim Jisoo membangunkan Lalisa Manoban yang tengah terlelap di lantai ruang tengah dorm mereka.

"Ng... jam berapa sekarang?" gumam Lisa yang hendak bangun namun merasakan sakit luar biasa dikepalanya

"Jam empat lebih lima belas menit Lice, bangunlah, pindah kekamarmu,"

Lisa mengangguk, meraih handphonenya yang tergeletak begitu saja di lantai sebelahnya, dan melihat layar handphonenya.

20 panggilan masuk dari '888'

Ingatan dikepalanya membawanya kembali ke dalam kenangan yang terjadi 6 jam lalu, sekitar jam 10 malam tadi.

"Oppa, ayo kita berhenti-"

"Mwo?! Kenapa?! Apa maksudmu?!"

"Aku lelah..."

"Lice, ayolah jangan seperti ini lagi hm? Aku mencintaimu, kau pun begitu kan?"

"Tapi oppa tidak benar benar milikku- anniyo... aku hanya lelah jika harus terus menerus seperti sekarang, kita hentikan saja hm?"

"Ayolah Lice, jangan begini hm? Kita cari jalan keluarnya bersama, sekarang, tapi jangan begini? Ya? Ayolah... jangan menangis, aku sangat mencintaimu, kau tau itu-"

"Aku lelah oppa... aku takut semuanya terbongkar, aku takut- ayo kita hentikan semuanya sebelum terlambat, hm?"

Ingatan itu seakan menggerogoti hati dan pikirannya lagi, ia memeluk Jisoo yang masih berjongkok disebelahnya dan kembali menangis.

"Apa yang terjadi Lice?" bisik Jisoo yang kini memeluk Lisa, menepuk pelan punggung gadis yang menangis di pelukannya itu.

"Aku- aku- aku sudah mengakhirinya eonni-" ucapnya tergagap, disela isakannya

"Arraseo, arraseo... kau sudah melakukan yang terbaik Lice, kau sudah melakukan hal yang benar Lice..."

"Dia menangis eonni... tadi dia menangis- hiks- aku membuatnya menangis... aku membuat pria sepertinya menangis- hiks- aku meninggalkannya saat ia menangis- aku- aku- aku meninggalkannya begitu saja-"

"Tidak apa apa Lice, tidak masalah... kau sudah melakukan hal yang benar Lice, kau benar benar sudah melakukan hal yang benar... kerja bagus, good job heum? Tidak akan ada hal buruk yang terjadi setelah ini,"

Jisoo berusaha menenangkan adik termudanya itu, mengatakan padanya kalau semuanya akan baik baik saja, walaupun ia sendiri tidak yakin semuanya benar benar akan baik baik saja. Jisoo sangat tau kalau Lisa sedang sangat terluka dan gadis itu sedang tidak baik. Tapi apa yang bisa dikatakannya selain meyakinkan Lisa bahwa semua akan baik baik saja? Setelah untuk kedua kalinya hubungan mereka selesai karena masalah yang sama?

°°°

RelationshitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang