E N A M

4.4K 507 15
                                    

°°°

Tidak disangka, pertanyaan Bobby tadi bagai menjadi cambuk bagi Jiyong. Ia tidak bisa membiarkan gadisnya di rebut pria lain. Bobby dapat memberikan apa yang selama ini Lisa inginkan— pengakuan, dan Jiyong merasa terancam karenanya.

"Ayo keluar," ajak Jiyong ditengah pertemuan besar itu pada gadis disebelahnya— Sandara.

"Kemana sayang?" bisik Sandara, Lisa mendengarnya, Lisa melihatnya, Lisa memperhatikan mereka dan merasa seperti ada seseorang yang menyiramkan air garam ke hatinya yang sudah penuh luka.

"Aku bosan," balas Jiyong yang juga berbisik ditelinga gadis itu, seakan pria itu ingin menciumnya. Lisa mengepalkan tangan yang sejak tadi ia masukan dalam sakunya, menahan dirinya agar tidak menangis karena melihat kekasihnya mengajak gadis lain keluar dari auditorium itu. Jiyong menggandeng tangan Sandara untuk keluar dari auditorium itu sementara Lisa masih duduk dan semakin terluka di tempatnya.

"Aku disini," bisik Jisoo sembari menepuk pelan paha Lisa, mencoba memberitau gadis itu kalau ia siap menjadi pendengar keluh kesahnya.

Sementara itu, di luar auditorium, Jiyong membawa Dara ke studionya, sama sekali tanpa mengatakan apapun.

"Aku lelah," ucap Jiyong sembari menjatuhkan tubuhnya diatas sofa studionya, sementara Sandara menghampirinya dan duduk disebelahnya. Dara hendak bersandar pada pria itu, hendak memeluknya namun Jiyong menolaknya.

"Aku benar benar lelah berpura pura menjadi kekasihmu noona, aku menyukai gadis lain,"

"Lisa? Kau masih belum bisa melupakannya? Kalian hanya berkencan beberapa minggu, dan itu sudah hampir satu tahun yang lalu,"

"Ayo akhiri kontrak sialan ini noona, ayo berhenti berpura pura kalau kita benar benar saling mencintai, hm?"

"Tapi aku benar benar mencintai-"

"Aku tidak bisa berhenti memikirkan gadis lain, bahkan saat bersamamu aku tidak bisa berhenti memikirkannya noona, ku mohon-"

"Dia akan berkencan dengan Bobby, dia sudah melupakanmu Ji, dia baik baik saja tanpamu, iya kan? Selama ini Lisa bisa hidup tanpamu, kenapa kau harus masuk kembali ke dalam hidupnya dan merusak segala usahanya untuk bangkit dari sakit hati?"

"Bahkan jika Lisa tidak bisa kembali padaku, akan lebih baik kalau kita juga berhenti noona, aku mengatakan semua ini untuk memberitaumu sebelum aku menemui Hyunsuk hyung,"

"Tapi kenapa- aku benar benar tidak mengerti Ji, kau masih mencitaiku kan? Kau bisa menghubungi Yang Sajjangnim sejak awal kontrak ini dibuat, dan menolaknya, tapi kenapa baru sekarang-"

"Aku pikir begitu, maafkan aku. Aku pikir aku bisa kembali mencoba menyukaimu, kembali mencoba mencintaimu, seperti dulu. Jadi aku tidak mengatakan apapun pada Hyunsuk hyung mengenai kontrak kita, tapi sekarang aku mulai lelah noona, aku tidak bisa lagi melakukannya, rasanya dadaku sangat sesak, aku merasa bersalah padamu karena aku terus berusaha mencari Lisa didalam dirimu, dan aku tidak menemukannya,"

"Kau keterlaluan Ji, kau benar benar pria berengsek yang- haish! Sial! Kau membuatku merasa kalah dari gadis sialan itu! Apa yang dia punya dan aku tidak?! Kenapa kau lebih memilihnya dibanding denganku?! Shit! Kau benar benar- aku membencimu Kwon Jiyong! Bajingan!" maki Dara sebelum ia melangkah keluar dan membanting pintu studio itu. Jiyong membuang nafasnya kasar. Sebelumnya ia tidak berniat membawa masalah ini ke Yang Hyunsuk, namun karena Bobby dan ucapannya dadanya tidak dapat lagi menahan tekanan perasaannya lagi.

°°°

From : 888

Oppa, kau bilang akan mencoba membatalkan kontrak itu, itu sungguhan? Tapi kenapa wanita itu bilang kalau oppa sebenarnya bisa dengan mudah membatalkan kontrak kalian sejak lama, tapi oppa tidak ingin membatalkannya? Oppa ingin menyukainya lagi? Oppa ingin mencoba mencintainya lagi? Membandingkanku dengannya dan memilih salah satu dari kami setelah kau puas bermain?

°°°

Jiyong menjambak rambutnya sendiri setelah membaca pesan dari Lisa. Mereka menami kontak masing-masing dengan '888' untuk menyembunyikan hubungan mereka— walaupun mereka selalu rutin menghapus semua pesan dan sudah hafal nomor telpon satu sama lain.

Tanpa banyak berfikir lagi, Jiyong menekan nomor telpon Lisa di dial padnya dan menelpon gadis itu. Namun gadis itu sama sekali tidak mengangkatnya. Jika kalian pikir Lisa menghindari panggilan itu karena kesal pada Jiyong, kalian salah. Saat itu Lisa masih berada di auditorium bersama dengan Mino, Jisoo dan Rose, mereka masih mengobrol ketika tiba tiba Dara muncul dan langsung menceritakan mengatakan semuanya pada Chaerin. Acara di auditorium sudah selesai sejak 10 menit sebelum Dara kembali namun Lisa masih mencoba asik bercanda dengan Mino.

"Kau kembali dekat dengan Jiyong hyung?" tanya Mino yang juga tidak sengaja mendengar cerita Dara. Baik Lisa atau pun Jisoo sama sama terdiam dan tidak dapat memikirkan jawaban terbaik untuk pertanyaan Mino

"Mana mungkin, memangnya Lisa gadis bodoh yang akan jatuh untuk pria berengsek dua kali?" celetuk Rose membuat Lisa tersenyum kikuk dan Jisoo menghembuskan nafasnya pelan, sedikit bersyukur karena tidak perlu menjawab Mino.

"Tidak masalah kan kalau sekarang Jiyong hyung sudah menyadari perasaannya??" tanya Mino sembari berjalan beriringan dengan Lisa dan dua temannya

"Kemana Jennie eonni?" tanya Lisa pada Rose, mencoba menghindari pertanyaan Mino. Mereka berempat memang sempat mendengar sebagian besar cerita Dara tadi, dan dapat dengan jelas mendengar saat Dara mengatakan Jiyong melihatnya sebagai wanita lain— Lisa.

"Masih bicara dengan Hanbin oppa, dan member iKon lainnya," jawab Rose

"Jennie akan bernyanyi dengan Hanbin untuk satu lagu di album baru iKon, mereka sedang sibuk sekarang," tambah Jisoo

"Berarti Bobby oppa juga sedang sibuk? Dan masih bersedia membuat kejutan untuk Lisa?" komentar Rose, sementara Jisoo dan Rose mengobrolkan iKon dan segala kesibukan mereka, Lisa hanya berjalan bersebelahan dengan Mino, sembari terus menundukan kepalanya, memperhatikan sepatunya.

"Kau baik baik saja?" bisik Mino sembari merangkul bahu gadis yang sudah seperti adiknya itu

"Hm... kurasa,"

"Ya! Kau tidak memakai-" pekik Mino karena tidak merasakan tali dan pengait bra di punggung Lisa yang sekarang hanya memakai sebuah kemeja hitam tipis "ya! Kenapa kau suka sekali tidak memakai-" Mino enggan melanjutkan kalimatnya sementara Lisa hanya menatapnya tanpa rasa bersalah sedikit pun, membuat Mino semakin geram dan melepaskan jacketnya lalu memakaikannya pada Lisa

"Apa kalian juga suka berkeliaran tanpa bra sepertinya?" ucap Mino setengah berbisik pada dua gadis dibelakangnya— Jisoo dan Rose.

"Oppa, dadaku sesak jika harus terus terusan memakai bra, dia sudah seharian seperti ini," balas Lisa sembari menekan pipi Mino dengan kedua telapak tangannya. Membuat mulut Mino terlihat seperti mulut bebek.

°°°

RelationshitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang