D U A

5.9K 559 8
                                    

°°°

Bulan menjadi saksi bagaimana mesranya hubungan Lisa dan Jiyong ketika bertemu di malam hari, di ruang segi empat yang menjadi kamar Lisa di dorm, di antara kemewahan apartement Jiyong, atau di seluruh sudut pension Jiyong di Pocheon. Sementara matahari menjadi saksi bagaimana sempurnanya akting mereka di agensi, di depan kamera dan di depan semua orang. Setelah semalam asik bercengkrama bersama, siang ini mereka harus berada dalam auditorium yang sama untuk mendengar mengenai YG Family Concert yang akan di langsungkan 8 bulan lagi. Pihak agensi menawarkan beberapa konsep, dan seluruh idol yang bersangkutan diminta untuk mengisi kuisioner anonimous setelah mendengar keseluruhan konsep konsep tersebut.

Didalam auditorium itu, Lisa bersama Blackpinknya, serta Winner telah duduk di barisan tengah. Lisa tengah mengobrol dan tertawa bersama Hoon ketika Jiyong dan Big Bang masuk kedalam auditorium, melewati kursi mereka untuk duduk di bagian depan. Lisa dan Jiyong hanya bertukar tatapan dan senyuman tipis sebelum Jiyong duduk di baris terdepan.

"Lice, aku punya video game baru, kau mau mampir ke dormku dan main bersama?" tawar Hoon setelah mereka kehabisan bahan obrolan.

"Sungguh?? Tentu saja aku mau main! Malam ini??"

"Hmm... boleh, aku free malam ini, aku tunggu, oke?"

"Haha kenapa oppa harus menunggu? Aku mau pulang bersamamu saja nanti... boleh kan eonni?" tanyanya pada Jennie yang duduk disebelahnya

"Apa bedanya pulang bersama mereka atau bersama kami? Kita tetap akan berakhir di tempat parkir yang sama nanti," balas Jennie

"Hehehe harusnya Winner pindah dorm saja, supaya aku bisa sedikit berjalan jalan jika ingin ke dorm kalian,"

"Kenapa tidak Blackpink saja yang pindah?" celetuk Mino yang duduk di antara Hoon dan Yoon.

"Oppa akan merindukan kami kalau Blackpink pindah," balas Jennie

"Anniyo, Mino oppa hanya akan merindukan masakan Jisoo eonni kalau kami pindah kekekeke~" ralat Lisa sebelum ia melihat Jiyong keluar dari auditorium sembari menempelkan handphonenya di telinga kanannya. Beberapa detik kemudian, Lisa merasakan handphone disaku jacketnya bergetar "aku ketoilet dulu, oppa mau ikut?" ajak Lisa pada Hoon yang tentu saja di tolak.

Lisa keluar dari auditorium dan masuk kedalam bilik toilet— mengangkat panggilan kedua dari 888— Jiyong.

"Ha-"

"Pindah tempat dudukmu, duduklah diantara teman setimmu, kenapa kau duduk disana?" ucap Jiyong begitu Lisa mengangkat panggilannya

"Huh?? Kenapa? Sejak kapan oppa cemburu hanya karena tempat duduk?"

"Sejak dia berani merangkulmu ditempat tadi, menurut sajalah, jangan membuatku kesal,"

"Hehehe tidak mau, aku mau duduk disebelahnya,"

"Mwo?? Kau mau membuatku kesal??"

"Hmm... apa yang akan terjadi kalau oppa kesal?"

"Kau akan menyesalinya kalau aku sampai kesal-"

"Marahi aku nanti malam?"

"Hah? Mwo?"

"Ayolah... oppa hanya sedang mencari alasan untuk berpura pura marah saja kan? Aku mengerti apa yang oppa inginkan, jadi datang saja nanti malam, oke?"

"Mwo? Apa yang kau tau? Apa yang kau mengerti?"

"Kenapa oppa berpura pura tidak mengerti? Datang saja... aku akan melakukan semuanya untukmu nanti malam... nanti malam aku sendirian,"

"Sungguh? Kemana teman temanmu??" ucap Jiyong yang juga berada di bilik toilet dengan sangat bersemangat

"Pulang, oppa tau kan aku tidak bisa pulang? Jadi aku akan kesepian malam ini, mau datang kan?"

"Ah... kau sedang kesepian jadi membutuhkanku heum?"

"Hm... aku akan sangat kesepian nanti malam, tapi kalau oppa tidak datang, aku bisa pergi menginap di rumah tetanggaku,"

"Aku akan datang dan memarahimu,"

"Aku tunggu, langsung masuk seperti biasanya saja ya,"

"Tentu saja aku akan langsung melakukannya,"

Jiyong sudah jatuh untuk Lisa, dan Lisa sudah terjerat dalam genggaman Jiyong. Lisa gadis ceria, yang selalu bertingkah menggemaskan, gadis manis yang terlihat sangat lemah dan polos dapat mengikat Jiyong dengan fantasi dan sensai yang sangat menggiurkan. Sementara Jiyong, dengan segala pesonanya mampu menyihir Lisa untuk menuruti segala perintahnya, mengikuti segala permainan yang di ciptakannya. Mereka saling tarik menarik, seakan tidak ingin terpisahkan seperti dua sisi magnet yang berbeda.

Malam malam berlalu hingga tanpa mereka sadari, hubungan diam diam mereka sudah berlangsung hampir 10 bulan. Lisa sanggup berbagi pria dengan gadis lain selama 10 bulan? Tentu saja tidak, sudah banyak luka di hatinya karena demi hubungan mereka, ia harus mengalah pada sang dewi— Sandara Park. Lalu Jiyong? Ia baik baik saja? Tentu saja ia harus terlihat baik baik saja, ia harus terlihat romantis dengan gadis yang sudah tidak lagi menarik baginya. Ia harus melakukan semua itu, agar hal terpenting dalam hidupnya tidak direnggut darinya.

Setelah pembicaraan melalui telpon siang itu, keduanya kembali berperan seperti sepasang 'mantan kekasih' yang tidak lagi bicara setelah putus. Jiyong terlihat enggan menatap Lisa, begitupun dengan Lisa yang lebih memilih untuk menghindari Jiyong walaupun dalam beberap kesempatan mereka masih saling mencuri pandang.

°°°

RelationshitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang