°°°
Malam harinya, seperti biasanya, Jiyong menyelinap ke dalam kamar Lisa setelah gadis itu tidak mengangkat panggilannya sama sekali seharian ini. Jiyong masuk kedalam kamar Lisa yang selalu terkunci itu namun tidak menemukan gadisnya disana. Ia melihat jam di tangannya dan saat itu sudah menunjukan pukul 11 malam. Sudah tidak ada suara dari tiga kamar lainnya dan ia yakin kalau teman teman Lisa sudah pergi tidur.
"Oppa~" bisik Lisa sembari menyelipkan kepalanya disela pintu kamarnya, Jiyong mematikan panggilannya dan melihat Lisa sembari menghela nafasnya. "Maaf aku tidak bisa mengangkat panggilanmu, aku sibuk membantu Jennie dan Hanbin oppa," ucap Lisa sembari memeluk Jiyong setelah ia menutup pintu kamar dibelakanhnya
"Kau mengirimiku pesan seperti itu dan mengabaikanku, kau membuatku sangat takut," balas Jiyong sembari melingkarkan tangannya di bahu Lisa, membalas pelukan gadis itu.
"Maaf... aku ingin membicarakannya, tapi tidak punya kesempatan untuk mejawab panggilanmu tadi, tunggu- bukankah oppa yang seharusnya minta maaf dan memberiku penjelasan?"
"Aku mencintaimu, sangat mencintaimu, tidakah itu cukup?" bisik Jiyong sembari mengelus rambut Lisa, membuat gadis itu mendongakan kepalanya dan melihat wajah Jiyong dengan lebih seksama
"Aw!" pekik Jiyong ketika dengan tiba tiba Lisa menekan sudut bibirnya dengan telunjuknya— sore tadi, Seungri memukul wajah Jiyong, hingga sudut bibirnya terluka. Tentu saja Seungri marah karena Jiyong mempermainkan Sandara dan tidak memberitaunya mengenai kontrak dari agensi mengenai hubungannya dengan Sandara.
"Di pukul Seungri oppa?" tanya Lisa yang sudah bisa menebak apa yang terjadi. Bukan pertama kalinya Seungri memukul Jiyong karena Jiyong membuat Dara sedih. Seungri tidak membenci Lisa, pria itu hanya tidak suka jika Jiyong membuat Dara sedih karena sikapnya. Dan tentunya pria itu tidak tau kalau saat senggang Jiyong akan selalu datang ditengah malam hanya untuk menemui Lisa— bermain dengan Lisa dibelakang Sandara. Tidak ada seorang pun yang tau, selain Jisoo yang menangkap basah mereka.
"Kenapa oppa selalu membiarkannya memukulmu?? Menyebalkan..." gerutu Lisa sembari menggelembungkan pipinya, membuat Jiyong ikut menggelembungkan pipinya
"Aku sedang sakit, jangan dimarahi..." rajuk Jiyong membuat Lisa terkekeh dan mengelus pipi Jiyong
"Jangan membiarkannya memukulmu lagi oppa, atau balas saja dia... oke?"
"Hm... arraseo... kau baru pulang dari studio? Dengan Hanbin dan Jennie? Kenapa bau rokok?"
"Oppa yang baru rokok, aku baru dari dorm Winner, bermain game sebentar dengan Hoon oppa, baru saja akan bermain tapi oppa menelponku, jadi langsung kesini..."
"Huh? Mengabaikanku seharian ini dan bersenang senang dengan pria lain??"
"Anniyo... tadi siang setelah dari auditorium aku membantu Mino dan Jiwon oppa belajar berhitung, Mino oppa tidak bisa perkalian, payah... lalu setelah itu membantu Hanbin oppa menyempurnakan lagunya, tadi Teddy oppa memujiku, ajari aku trik lainnya, oke?"
"Apa yang dikatakan Teddy hyung?" tanya Jiyong setelah mendengarkan cerita Lisa dan menarik gadis itu agar duduk di atas ranjang bersamanya.
"Dia bilang 'wahh... darimana kau tau trik mixing itu? Hanya Jiyong yang sering melakukannya' begitu katanya, padahal aku hanya mencoba menekan beberapa tombol seperti yang oppa ajarkan hehe,"
"Haha kau menganggap itu pujian?" tanya pria itu sembari membiarkan Lisa berbaring diatas ranjang dan memposisikan kepalanya diatas pahanya
"Tentu saja... aku senang disamakan dengan oppa hehe, ajarkan aku membuat lagu lagi ya ya ya??"
"Hm... tentu saja, aku bisa mengajarimu kapan saja, terserah padamu," jawab Jiyong sembari mengelus dahi Lisa, menelusuri tulang hidung hingga bibir gadis itu dengan jarinya
"Jinjja?? Kapan saja? Terserah padaku?"
"Hm... terserah padamu, aku sudah membatalkan kontrak ku dengan wanita itu, tidak perlu sembunyi sembunyi lagi,"
"Jinjja?! Kapan?! Kenapa tidak-" ucap Lisa setengah berteriak, ucapan Jiyong membuat gadis itu bangkit dari pembaringannya dan duduk di hadapan seorang G Dragon yang tersenyum padanya
"Sebelum mendapatkan pukulan ini? Aku menemui Hyunsuk hyung dan mengatakan padanya kalau aku tidak mau melanjutkan kontrakku jika harus berkencan dengan wanita itu,"
"Tunggu. Jadi maksud wanita itu adalah, oppa sebenarnya bisa dengan mudah membatalkan kontrak hubungan kalian dengan mengatakannya pada Yang Sajjangnim? Dia pikir oppa tidak mengatakannya pada Yang Sajjangnim sejak awal karena oppa ingin mencoba memperbaiki hubungan kalian?" tanya Lisa dan Jiyong hanya mengangguk "jadi dia tidak tau kalau sebenarnya oppa pergi menemui Yang Sajjangnim untuk membatalkan kontrak kerjamu? Jadi tadi siang aku salah paham? Lalu bagaimana kontrak kerjamu? Oppa pengangguran sekarang?"
"Kurasa begitu?"
"Apanya yang kurasa begitu? Jadi hari ini oppa benar benar menemui Yang Sajjangnim untuk mengancamnya? Oppa memintanya membatalkan kontrak pacaranmu dengan mengancam akan membatalkan kontrak kerjamu? Oppa benar benar membatalkan kontrak kerjamu? Oppa benar benar pengangguran? Keluar dari YG? Kenapa oppa melakukannya?? Kita sepakat untuk tidak melakukannya, oppa gila-" ocehan Lisa terhenti oleh sebuah kecupan ringan dibibirnya
"Sampai aku mengancamnya dengan kontrak kerjaku, itu benar. Tapi dia tidak menyetujuinya seperti perkiraan kita. Dia tidak memecatku. Hyunsuk hyung membatalkan kontrak pacaranku tapi memintaku berjanji untuk memperpanjang kontrakku disini tahun depan, awal Januari tahun depan kontrakku habis,"
"Aku bingung... jadi kontrak pacaranmu sudah di batalkan tapi kontrak kerjamu harus di perpanjang tahun depan? Begitu?"
"Hm... begitu, aku sudah melakukan hal yang benar kan? 'Kerja bagus oppa' katakan itu," suruh Jiyong sembari mengarahkan tangan Lisa untuk mengelus kepalanya
"Kenapa tidak melakukannya sejak awal? Kalau semudah ini, harusnya oppa-"
"Kau yang melarangku melakukannya, lupa? 'jangan oppa, jangan berani berani mengorbankan kontrak kerjamu, oppa tidak boleh jadi pengangguran' begitu katamu, iya kan?" sela Jiyong sembari menarik pelan hidung Lisa, mulai gemas dengan ekspresi serius Lisa
"Benarkah aku mengatakan itu?? Aku tidak ingat pernah mengatakannya hehehe... aaaa... oppa milikku kan sekarang?? Aku tidak perlu berbagi lagi kan??" ucap Lisa sembari mencondongkan tubuhnya, memeluk Jiyong
"Jangan mau berbagi, karena aku juga tidak mau berbagi. Katakan pada Bobby kalau kau sudah punya pacar, oke? Jangan membuatku takut kehilanganmu lagi, aku hampir menendang wajahnya di auditorium tadi," bisik Jiyong sembari membalas pelukan Lisa. Tanpa sadar mengakui ketakutan serta alasannya menemui Yang Sajjangnim tadi.
Tapi benarkah ini akan jadi akhir bahagia untuk mereka?
°°°
Harus selesai malam ini biar idenya ga ilang lagi kaya cerita sebelumnya~
KAMU SEDANG MEMBACA
Relationshit
FanficTamat Dalam hubungan ini, bukankah aku yang paling di rugikan?