#Tuts2

1.6K 53 8
                                    

Bagai petikan gitar yang syahdu
Seolah kuterbuai asa hatiku masih untukmu kasih
Semoga kau pun begitu

------------------------------------------------

Keramaian ibukota langsung menyapa kedua remaja yang baru saja menapakan kakinya di tanah air tercinta.

Mereka disambut dengan perasaan yang berbeda, satu bahagia, satu perih.

Tapi keduanya sama-sama menunjukan senyum palsu. Sinai mengamati sekitarnya seperti biasa, banyak keluarga yang akan berpergian juga sama hal dirinya yang baru kembali.

"Sinai, Bang Gi."

Teriak salah seorang, disana terdapat cewek sepantaran Sinai melambaikan tangan semangat.

Pasti modus tuh Foja.

Sinai melirik kesampingnya yang menampakan wujud palsu kakaknya, lagi.

Adalah tatapan kosong, pikiran kosong, hati kosong, sekalian saja otak juga kosong.

Sinai mendengar kembali namanya dipanggil, oh dirinya baru saja mengabaikan Foja.

Dengan sedikit tergesa juga menyeret koper kecilnya ia menghampiri Foja yang rela menjemputnya, yah walau karna alasan disini ada Rigi tapi Sinai masih bisa melihat tulusnya Foja.

Sebentar Sinai perjelas wujud seorang Rigi Jani itu, tubuh tinggi Sinai juga, kulit sawo matang Sinai juga tapi putih dikit, hidung mancung masih mancungan dikit Sinai, bulu mata lentik serupa Sinai, mata caramel tapi dingin sementara Sinai hangat, juga bibir merah tipis serupa lagi dengan Sinai.

Oh barusan bukan Rigi Jani saja tapi Sinaillaya Jani juga.

Alasan tepat Foja rela menunggu nya hanya ingin melihat wajah tampan Rigi Jani yang selalu berada di sampingnya ini.

"Oleh-oleh mana?" Todong Foja langsung.

Sinai melupakan satu hal itu Foja dengan realitisnya juga pemaksanya.

"Sum... "

"Kita baru sampai, Dan Sinai capek bisa nanti aja lo mintanya?" Potong Rigi dingin.

Membuat Foja ingin membuat api unggun di bandara sini saja sekarang. Foja meringis malu, maksud dia hanya bercanda tapi Rigi menanggapinya serius.

Sinai yang menanggkap kecanggungan ini, langsung merangkul Foja sementara koper nya tidak ia pedulikan toh, ada Rigi yang pasti akan membawanya.

"Penampilan lo kemaren perfect banget Nai, ga sia-sia emang perjuangan lo selama ini." Puji Foja membuat hati Sinai tersayat.

Tapi Sinai segera menampiknya dengan perasaan lega, "Thanks Fo, karna lo juga kali gue bisa gitu."

"Berkat Allah Nai." Foja memperlihatkan foto di ponselnya saat Sinai perform.

" Foja memperlihatkan foto di ponselnya saat Sinai perform

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Swipe

Swipe

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Swipe

Senyum terbit di wajah manisnya, Sinai sudah melihatnya sendiri, perasaannya saat itu sungguh gemeteran luar biasa bisa tampil di depan banyak jutaan penonton asing manca negara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Senyum terbit di wajah manisnya, Sinai sudah melihatnya sendiri, perasaannya saat itu sungguh gemeteran luar biasa bisa tampil di depan banyak jutaan penonton asing manca negara.

Selanjutnya, ia langsung berlari memeluk sang kakak yang setia menemaninya.

"Iya, alhamdulillah. Mobilnya dimana?" Alih Sinai sengaja.

Foja berhenti sejenak juga Sinai, Dan jangan lupakan manusia dingin tapi tampan di belakang mereka berdua.

"Tunggu, gue lupa mobilnya ditaroh dima ... -na." Fakta lagi, Foja pelupa orangnya.

Rigi mendecak, langsung menjelajahkan matanya. setelah yang dicari dapat terlihat ia mendahului Sinai dan Foja yang masih mengamati.

Sinai yang sadar kakaknya melangkah pergi jauh, langsung menyeret Foja. Pasti Rigi sudah menemukan, Makanya Sinai langsung menggeret Foja.

Yang digeret, tertatih-tatih menyamakan langkah Sinai. "Nai, pelan elah. Ini masih lagi nyari mo...." Protes Foja terhenti karna sekarang mereka bertiga sudah tepat berdiri di depan mobilnya.

Kok Rigi tau mobil gue?

Bingung Foja rasakan, merasa Foja masih akan diam saja Sinai menyenggol keras siku Foja.

"Eh, lupa." Reflek Foja menggaruk tengkuknya.

"Nai, Bang Gi cenayang ya? Kok tau mobil gue?" Tanya bisik Foja masih penasaran. Yang tak ditanggapi Sinai.

"Kunci."

"Hah?" Respon cengo Foja, itu tadi Rigi ngomong?

Sinai yang merasa kasihan pada Foja menyuruh kakaknya itu diam. "Maksudnya kunci mobilnya mana Fo, Kak Gi yang nyetir."

Oh Foja ngerti sekarang, "biar gue aja bang, kan kalian masih capek." Tolak Foja.

"Gue ga mau mati muda, lo masih anak bau kencur mana percaya gue sama tingkat keahlian lo bawa kendaraan. Modar bareng yang ada." Ketus Rigi lagi. Pun Sinai setuju kata kakaknya itu.

Ngeselin banget.

Foja memajukan bibirnya, pun begitu ia menurut menyerahkan kuncinya yang langsung diterima Rigi.

"Beneran bang ga capek?" Tanya Foja menyakinkan lagi tawarannya.

"Iya Foja Dasthan." Geram bersamaan Sinai dengan Rigi.

"Mhuewehehe, okidoki deh."

--------------
------------------------

#N/A
Mulmed is Evie clair, 😍😍😍
Typo comment ya(:
Tinggalin jejaknya💙🔵💙

AzaleaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang