#Tuts7

722 32 3
                                    

Warna langit sudah berganti menjadi gelap, tugas matahari sementara sudah selesai untuk hari ini dilanjutkan oleh bulan.

Bulan tidak sendirian karna dengan ditemani sang para barisan bintang yang berjejer. Sinai salah satunya yang menikmati nikmat tuhan dengan gratis.

Dengan duduk bersila di depan balkon ia pun memutar alunan music slow yang sangat disukainya.

Di luar kamar, sudah saatnya makan malam. Namun, Sinai enggan beranjak dari duduknya. Biarlah untuk semalam ini, dia hanya akan menatap bulan dan bintang yang memancarkan cahaya menyenangkan mata.

Angin malam menerpa anak rambut Sinai, sang empu menyibak nya kebelakang. Tatapannya kosong menerawang.

Di atas langit sana semua benda terlihat tenang dari luar, sama halnya dengan Sinai.

Tenang di luar, gelisah di dalam.

Fokus Sinai terganti menjadi ke arah sudut jalan, ia melihat sosok lelaki dengan baju hitam, boxer biru lautnya selutut tersenyum ke arahnya.

Kembali kah?

Sinai menajamkan penglihatannya, sesaat ia merasakan baru saja melambung bahagia. Kini, ia merasakan kehilangan. Setelah tertampar kenyataan.

Cuma khayalan.

Kenapa juga otaknya selalu memikirkan guratan kenangan yang dulu membuatnya istimewa sekarang berubah menjadi luka. Itu sudah menjadi pilihan yang tepat dengan melupakan nya untuk yang lebih mencintai dari dirinya.

Sinai menatap apa saja di depannya, yang terpenting jangan sampai bulir kristalnya keluar sia-sia.

Music yang masih mengalun sedang memutar Raisa feat isyana 'Anganku anganmu' yang menambah pas suasana hati Sinai sekarang.

Yah, hanya akan selalu menjadi angan. Tak mungkin menjadi nyata. Kalau pun nyata salah satu darinya harus rela melepaskan.

Di depan pintu kamar Rigi berdiri bersandar menatap adiknya, "Dek, keluar yuk Foja di depan tuh."
___

Di waktu yang sama, dinaungan langit yang sama. Tengah berada dalam posisi sama persis.

Hima memainkan gitarnya, yang membuat petik demi petikan menciptakan alunan yang syahdu.

Tangannya sangat licin berganti kunci, sesekali ia melantunkan sepenggal lirik ataupun puisi, Seperti sekarang ini.

Adakah tempat untukku memesan waktumu ...., sebentar saja menceritakan kisah saya? Lelah sudah tidak bertepi, rindu sudah sulit terobati.

Petikan gitarnya masih terdengar, puisi indah tersebut ditutup dengan sangat indah oleh permainan tangan Hima.

Hima menerawang ke atas bintang malam ini gitarnya ia peluk, mencoba bergulat dengan pikirannya sendiri, Hima menggeleng cepat menolak dan menghentikan acara melamun nya  dan kembali ke dalam dunia nyata kembali.

"Segitu ga pantes nya yah gue?" Tanya Hima kepada dirinya sendiri.

Mendengus kasar, Hima beranjak dari duduknya ia tempat kan lagi gitar nya seperti awal mula.

Ia mengambil jaket denim abunya, serta kunci motor sport putihnya.

Lelah jikalau semalaman Hima habiskan hanya di dalam kamar saja.

Yakali bakal nganggur aja di kamer, bisa-bisa besok gue berubah jadi cewek lagi, Batinnya berseru dengan kaki melangkah keluar kamar.

"Mau ngapel Him?" Tante Via bertanya menggoda melihat keponakannya rapi dengan jaket kesukaan nya.

Ialah sosok yang menjadi tanggungjawab selama Hima berada di Bandung. Sementara keluarganya Hima tepatnya kakaknya Via itu sibuk mengurus bisnisnya di Palembang sana.

"Iya Tan, janda sebelah nganggur." Jawab Hima nyeleneh.

Via tertawa kecil masih sambil membaca majalah fashion nya. "Yaudah pulangnya jangan malem-malem." Katanya mewanti-wanti Hima.

Hima memakai sepatunya sambil menjawab, "Gabakal Tan, palingan shubuh baru nyampe." Kemudian terkekeh melihat tantenya sudah meletakan majalah fashion nya dengan kedua mata melotot.

Sebentar saja Via sudah mengubah kembali ekspresinya tenang, "iyaudah gapapa." Katanya tapi muka datar.

Mampus alamat kagak dikasih jajan tambahan ini mah.

Hima melancarkan aksinya dengan memasang wajah yang super duper memang menggemaskan itu. "Canda kali Tan, susah sih emang guyon sama kids zaman ago macam tante."

Eh kelepasan! Tolol lo Him.

Via yang baru saja siap menyemprot Hima tak terjadi karena keduluan anak itu menyalim tangannya, pamit mengucap salam kemudian pergi menghilang dari pandangan matanya.

"Yang susah itu ya, kids zaman now lah. Makan yang harusnya do'a dulu ini malah selfie macam banyak gaya apalagi makanan yang mereka boomerang-in harus dimasukin snapstorry kalau ga? makanan nya dianggurin terus dah." Ngomel Via sendirian menunggu sang suami Arsa pujaan hatinya pulang dari kantor.

----------
---------------------------

#N/A
Mulmed Himalayas Atma. #Ea
Koreksi ya kalo typo.🐋⚠️🐋

Tinggalin jejaknyaaa💙👌🏻💙

AzaleaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang