#Tuts5

867 35 5
                                    

Jarum jam sudah berdetak lama, Sinai dan yang lain masih saja ngadem di dalam kelasnya. Tidak tahu saja kalau ada seekor 'badak bercula satu' siap menyeruduk siapapun yang masih berada di kelas.

Langkah sepatunya terdengar setiap ketukan, menggema dilantai koridor. Matanya mengawasi setiap sudut kelas.

Tersisa satu kelas lagi yang belum ia periksa,
Benar saja ia masih mendengar keributan segera saja ia mempercepat langkahnya.

Mereka masih anteng sampai gebrakan pintu membuat semuanya tergelonjak kaget. "Keluar semua cepat!"

Dengar itu Foja yang sadar terlebih dulu kini menarik Sinai yang masih mencari dasinya.

Wajah Sinai pias, tidak menemukan dasi di dalam tasnya. Gadis bermata sipit itu terseok-seok mengikuti langkah cepat Foja setelah melewati badak bercula satu alias Ibu Dara.

Menilik wajahnya dia sudah merah padam menahan amarah karna ulah anak-anak yang bandel. Mata tajam nya seakan tidak mempan lagi, maka dari itu ibu Dara pun memakai cara tambahan dengan memegang penggaris kayu buat jaga-jaga.

Kasihan Bu Dara, pagi-pagi sudah naik darahnya.

Eh.

Lanjut lagi, kini kedua remaja tersebut sudah baris di tengah kelas XI IPS 3 yang baru saja mengisi barisan. Sinai bergerak gelisah, anak osis sebentar lagi keliling. Dirinya pasti akan ditarik ke barisan belakang yang berbeda dengan posisi kelasnya.

Enak sih adem, Tapikan malunya nanti.

Foja yang melihat temannya seperti cacing kepanasan itu merasa heran, "kenapa sih Nai?"

Sinai menunjuk kan dagunya ke arah kumpulan anak osis berdiri, "tuh."

Yang membuat Foja makin bingung, "ya terus? Kenapa emangnya sama osis? Bang Gi tenang-tenang aja tuh di belakang. " tanya Foja makin, heran.

Sinai membungkuk kan sedikit badannya, padahal itu hanya percuma saja karna setelahnya ia pasti akan di pindah ke belakang. "Bukan itu Fo. Dasi gue ketinggalan .... Kosmeta pasti masih tutup kan." Bisiknya gelisah.

"Test..test ..., harap semuanya diam upacara sebentar lagi dimulai!" Intruksi dari pak Jo.

"Gimana dong ini Fo?" Tanya Sinai panik, memegang keningnya. Gadis bermata sipit itu melihat sebuah tangan yang diatasnya ada dasi. "Eh Fo..., Lo ba- " Kira Sinai itu Foja yang memberikan nya tapi ternyata bukan, melainkan dari seorang cowok dengan rambut urakan yang wajahnya sangat asing dimata nya.

Sinai bergeming.

"Bangun Sinai." Senggol lengan Foja keras ke siku nya.

Si Foja balas dendam ini kayaknya sama gue gara-gara kemaren pas di bandara.

"Eh, ya?"

"Ck, cepet ini pake keburu osis ronda."

Siswa/i SMA Garuda sudah tabiatnya menyebut pengurus osis yang berkeliling adalah ronda. Mengelilingi setiap kelas perbarisan. Yang mana mereka siap akan memberikan sanksi tegas bagi yang melanggar.

Sinai celingukan mencari seseorang, "udah pergi Nai. Lo sih malah bengong aja untung dia baik mau minjemin." Kata Foja kembali menyodorkan dasi milik cowok tadi.

"Lo tau Fo, tadi siapa?" Tanya Sinai penasaran karna merasa asing melihat muka cowok tadi.

"Taulah.  Anak baru di kelas kita dia udah 2 mingguan padahal masuknya tapi ga berangkat-berangkat. Katanya sih sakit tapi kita-kitaan ga boleh jenguk sama orang rumahnya. Aneh kan, Lo mending setelah ngasih itu dasi mending jangan deket-deket deh sama dia." Foja menjelaskan panjang lebar.

Sinai memandang temannya bingung, ia sekarang kembali menengok melihat tapi langsung ke arah belakang barisan kelasnya. benar saja yang dikatakan Foja cowok itu berdiri disamping Tanza yang saat ini mengedipkan sebelah mata nya ke Sinai.

Idih.

Cepat Sinai kembali menghadap depan, pun dasi nya sudah manis terpasang.

"Aneh gimana maksudnya Fo?" Sinai meminta penjelasan lagi.

Foja mengibaskan rambut panjangnya kegerahan, "Banyak kejadian yang ga lo tau, selama 2 minggu ini. Lo kudet sih kan abis pergi berjuang jauh."

"Se-wah gitunya sampai-sampai gue sekarang bisa dikatakan anak kudet di SMA Garuda ini?"

"Iyalah...," Foja meringis karna mendapat teguran guru yang sekarang sedang patroli ke setiap barisan jangan lupa dengan adanya osis yang ronda di belakangnya sekarang ini juga. Harusnya ia juga bertugas tapi lebih ingin menemani Sinai yang baru saja kembali bersekolah.

Tiba dibarisan belakang cowok yang belum Sinai ketahui namanya itu, sudah ditarik pisah ke barisan yang tidak memakai atribut lengkap.

Gadis bermata sipit itu menunduk menatap sepatunya merasa bersalah harusnya dirinya yang berada disana bukan dia.

Maaf ya mata hitam.

----------
-------------------------

#N/A

#N/A

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
AzaleaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang