#Tuts30

530 15 3
                                    

Via membawa Sinai ke rumahnya, rasanya sudah sangat lama Via merindukan melihat Sinai berada di samping sisinya. Setelah urusan di kafe semua beres, Mereka langsung pulang. Tidak makan di restoran mewah, atau semacamnya. Yang harus ada hanya keharmonisan mereka saat merayakannya.

"Hima, pinjemin kaos buat gantinya Sinai. Tante lupa bajunya masih di kafe semua." Via menyuruh Sinai masuk ke dalam kamar cowok itu, tapi Sinai menggeleng, menolak. "Aku nunggu disini aja Tan,"

Via nampak geregetan, "Udah gapapa sana. Biar canggungnya ilang, tapi nanti pas masuk maklumin ya kalo kamarnya pacarmu itu kayak baru kena serangan tornado ujung Afrika." Ucap Via ngawur, tetep pada pendirian nya agar Sinai masuk ke dalam kamarnya Hima.

Hima yang baru kembali memarkirkan mobil, dan mendengar sedikit omongan Via terlihat cemberut, "Sabarkann aku tuhaaan...." Dendangnya tak jelas.

Via mendelik tajam, "cepetan Hima!"

"Iya iya, Sabar napa Tan, " Makin tua rasa lu tan! Ungkapnya dalam hati.

Tantenya hanya geleng-geleng saja, langsung menyiapkan untuk masakan nanti malam, memasak kesukaan kesayangan-kesayangannya itu. Dia lega sekarang sudah ada Hima yang mewakilinya, untuk menjaga Sinai yang sudah ia anggap anaknya sendiri.

Lima belas menit berlalu kedua remaja tersebut belum menampakan batang hidungnya, Via jadi penasaran ngapain saja mereka sampai lama begini. Awas aja sampai macem-macem tuh keponakan nya, bakal uleg-uleg tuh bibirnya sama cabe! Mau dowerpun nantinya ga peduli Via, Karena Hima sudah ganteng dari oroknya.

••••

Sinai pov💃

Aku terus mengikuti langkah Hima yang kini menuju ke kamarnya. Kamarnya ada di lantai atas, jadi harus menaiki tangga terlebih dahulu, dari atas itu aku bisa melihat tante Via mulai sibuk mengurus untuk malam nanti, aku jadi tidak sabar mencicipi kembali masakanya yang super lezat itu.

Hima yang sedari tadi di depan ku, berhenti sejenak. Menengok ke arahku, mendekatkan wajahnya dengan jarak 5cm, aduh jantungku kenapa tiba-tiba saja berdegup kencang apa ini yang namanya lagi jatuh cinta, dimana fase seperti merasakan ada kupu-kupu terbang diperut. Ah hampir lupa fakta sekarang Hima masih memandangiku dengan jarak yang sangat dekat ini.

Hima mengedipkan matanya, "Kamu dateng dari langit ya, yang Tuhan kasih ke aku untuk jadiin kamu sebagai pendamping hidup aku nanti" Ucapnya sambil tersenyum manis, yang bikin aku melongo diam saja, ada apasih ini Hima diotaknya ngomong cantik melulu kan aku jadi ga bisa kontrol pipi ku yang kini menghangat, aku balas saja dengan mendorong mukanya menjauh.

"Apasih gombal terus dih! Udah ayo masuk, kapan aku ganti bajunya coba?" Ucapku kesel karena sedaritadi sejak dicafe ini cowo ngegombal terus kerjaannya. Dia ketawa melihat tingkahku, "habisnya aku suka liat pipi kamu berubah jadi merah gitu cuma karena aku puji cantik, dan aku ga boong suer! Kamu tunggu disini sebentar, aku bakal beresin kamarnya dulu. Gini-gini aku punya rasa malu kali, masa mau liat pacarku kamarnya aku berantakan banget, iyuhhhh engga ya!" Omelnya dengan masuk ke kamarnya berjalan mundur, dan kalian akan tau apa akibatnya, "aduh!!" Tuhkan akibatnya dia menabrak meja di samping pintu kamarnya.

Aku hanya geleng-geleng, absurd emang Hima, dan aku heran kenapa tadi aku menerima pernyataan cintanya itu. Tiga menit berlalu Hima muncul dengan kepala dibelakang pintunya menengok ke arahku dengan kedipan genit, sekarang aku yang mengatakan "iyuhhhh" Kepadanya, "apaansih? Jyjyk ih!" Dia hanya cengengesan, "sini masuk, kamarnya sudah rapi untuk tuan putri singgahi" Gayanya sambil melebarkan pintu kamarnya dengan tangan mempersilahkan.

"Lebay ih kamu!"

"Sekali-kali ini loh, lagian ga tau lagikan kamu bakalan mampir lagi ke kamar aku, nah sekarang kamu ambil itu baju punya ku dan boleh ganti di kamar mandi situ. Fyi.. Itu baju kesayangan aku, jadi kamu pake sana."

Daripada makin lama, dan sudah ditunggu tante via lebih baik aku hanya mendengar kan dan langsung masuk untuk berganti.

Bajunya khas bau Hima, ini dia sengaja banget buat aku senyam-senyum gajelas begini. Tak kemudian aku keluar dengan memakai bajunya Hima.

Hima menutup matanya, dan tiba aku di depan nya dia membuka matanya. "Ga salah pilih pasangan aku. Bener-bener jelmaan bidadari kamu nai💕"

Gimana aku ga baper terus menerus coba diginiin terus.

"Udahan gombalnya pak? Tante via udah nunggu kita di bawah sana, cepetan ayo keluar." Ujarku padanya aku segera membuka pintu namun di tahan oleh Hima, ia menyelipkan jarinya ke kejemariku, kini kita sedang bergenggaman tangan. "Kamu tau kan kalo aku bakal ada disisi kamu apapun keadaannya, jadi jangan sedih lagi, selagi kamu sama aku, kamu harus banyak senyum. Dan aku bakal usahain itu alasan kamu tersenyum hanya karena bahagia sama aku bukan sama yang lain. Aku bakal pastiin itu."

"Promise?"

"I promise you sweetie," Ucapnya dengan mengecup tanganku. Ah aku jadi merasa beruntung mendapatkan cintanya.

Makasih Hima karena kamu ada alasan aku tersenyum mulai sekarang.

Kini kita keluar dari kamar dan menuju ke bawah membantu tante menyiapkan semuanya dan Hima hanya menonton sambil terus mengecoki kami berdua.

Dasar lelaki!

💃💃💃

Maaaf cukup pendek lanjutannya, see you the next chapter guys💕 makasih buat yang masih baca cerita agak menyeku ini, ily 3000 hehe💕💕

Comment yah biar aku jg lanjutannya semangat 🙈

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 06, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AzaleaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang