BAB 13

38 4 2
                                    

Di sekolah...

Kelas Citra sedang mengadakan rapat kelas. Sementara itu, di bangku paling belakang dan terletak disudut ruangan kelas, Citra hanya melamun sambil mendengarkan sang ketua kelas yang sibuk berbicara di depan kelas. Dia hanya membolak-balikkan bukunya dengan bosan.

"Oke. Kita semua tadi udah pilih siapa yang ikuti lomba menari, nyanyi, band, dan bazar. Tinggal siapa yang akan wakilkan kelas untuk lomba fashion show. Kalau ada yang mau, silahkan tunjuk tangan." ucap ketua kelas.

Tak ada satu pun yang mengangkat tangannya. Anggota perangkat kelas terlihat kecewa. Tiba-tiba Mila melihat Citra, dia tersenyum. Lalu dia menghampiri sang ketua kelas dan berbisik. Ketua kelas tersenyum. Kemudian dia menatap Citra.

"Oke deh. Kalau gitu saya aja yang tunjuk siapa yang akan mewakilkan lomba itu." ucapnya.

Semua orang yang ada di kelas itu heboh dan penasaran.

"Yang mewakilkan kelas kita adalah..." ucap ketua kelas menggantung membuat mereka makin penasaran. Lalu tatapan ketua kelas menuju ke bangku Citra kemudian dia tersenyum. "Citra!" Lanjutnya.

Mendengar namanya dipanggil, Citra langsung menatap ke depan. Semua orang di kelas menatap Citra. Lalu mereka bertepuk tangan. Citra bingung dan terkejut dengan tatapan mereka serta tepuk tangan mereka.

Mila langsung menghampiri Citra. Dia membawa Citra ke depan kelas. Citra makin bingung.

"Selamat ya Citra kamu akan wakilkan kelas kita di lomba fashion show." ucap ketua kelas.

Citra langsung membulatkan matanya. Dia benar-benar terkejut.

"Gak! Gue gak mau!" Ucapnya menolak. "Suruh yang lain aja. Gue gak bisa." Lanjutnya sambil menunjuk yang lain.

"Aku mohon Citra, ini demi kelas kita. Ya... Mau ya.." ucap Mila memohon.

"Ayolah Citra... hanya kamu yang bisa. Dan mereka semua udah ikut lomba. Tinggal kamu sendiri yang belum. Ayolah.." ucap ketua kelas.

Citra menatap semua. Lalu dia menghela nafasnya.

"Oke deh. Tapi gue gak tau fashion show." ucapnya.

"Kita bantu..!" ucap Mila.

Dan mulailah hari melelahkan baginya.

****

Beberapa hari kemudian...
Di kelas Citra

Citra kali ini harus memakai sepatu hak tinggi. Dia terkejut saat memakainya.

"Gila! Ini tinggi banget!" ucapnya ketakutan.

"Udah tenang aja. Semuanya pasti gak pa-pa. Oke." ucap teman kelasnya.

"Gue bener bener takut jatuh tau gak sih!" Ucapnya sambil menahan emosi.

"Pasti kamu bisa Citra." ucap Mila menyemangati.

Citra lalu mulai berjalan. Dia sedikit ketakutan karena sepatunya yang cukup tinggi. Tiba-tiba dia oleng dan di tangkap oleh temannya. Dia lalu melakukannya lagi, lagi, dan lagi.

Citra akhirnya duduk di kursi temannya. Dia terlihat kelelahan. Mila datang membawa minum untuknya.

"Ini minumnya." ucapnya sambil menyerahkan sebotol minuman ke Citra.

"Makasih." jawab Citra.

Dia langsung meneguk air minum itu. Lalu dia menyeka keringatnya.

"Lama lama gue gak sanggup deh. Sumpah! Ini bikin kaki gue sakit. Padahal waktunya juga gak banyak buat kita latihan kayak gini. Gimana kalau gue gak berhasil?" tanyanya pada Mila.

Mila menghela nafasnya. "Ya.. Kalau berhasil bagus. Tapi, kalau gak berhasil... Ya udah gak apa-apa juga. Yang penting kita semua udah usaha." jawabnya sambil tersenyum.

"Ya sih. Tapi, kalau gue berhasil gimana?"

"Ya bagus. Kelas kita jadi terkenal. Dan tentunya kamu, Citra. Kamu juga akan terkenal."

"Oh.. Gitu."

"Mm... Kalau aku boleh kasih saran ya. Sebaiknya kamu maju aja terus. Buktiin kalau kamu bukan hanya murid yang banyak masalah tapi juga bisa jadi yang terbaik. Mungkin ini awalnya. Gimana?"

"Lo.. Kasih gue motivasi gitu?"

"Iya. Kita semua di kelas ini dukung kamu. Kami yakin kamu pasti bisa."

"Oke deh. Gue akan lakukan yang terbaik." ucap Citra penuh semangat.

Mila tersenyum menatap Citra. Dia yakin Citra pasti bisa.

Di rumah Citra..

Rena membantu Citra dalam berjalan memakai sepatu tingginya. Papa dan mama mereka tersenyum. Citra pun capek dan akhirnya duduk di sofa.

"Sumpah, aku gak bisa. Ini... terlalu menyakitkan." ucapnya lemah.

"Kamu harus berusaha lagi. Pasti bisa." ucap Rena.

"Ya sih. Tapi kan ini menyakitkan banget."

"Kalau kamu berusaha dengan keras, pasti kamu akan bisa melewati ini semua dengan baik. Papa, mama dan Rena pasti doain kamu biar menang." ucap papanya.

"Iya. Baju kamu juga lagi di buat sama butik mama. Mama janji bakalan buat yang paling bagus untuk anak mama yang manis." ucap mama tirinya.

"Makasih. Hah.. Sedikit lega. Makasih semangatnya." ucap Citra.

Mereka pun tersenyum menatap Citra.

Di butik mama Rena..

Semua temen teman Citra sedang menatap Citra kagum. Citra terlihat sangat cantik dengan gaun yang dia pakai. Sangat cocok.

"Tante buatnya sesuai dengan hasil tangan temanmu yang bisa menggambar baju apa yang kalian inginkan. Cukup cantik. Jadi tante buat sesuai sketsa itu. Dan inilah hasilnya." ucap mama tirinya Citra.

"Cantik kok tante. Makasih ya udah bantu." ucap perwakilan temen mereka.

"Iya sama sama." ucap mama Rena.

Mereka terpana dengan gaun itu. Citra berharap dia gak akan mengecewakan banyak orang.

###

Cinta Untuk CitraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang